[1]: Nama panggilan

37K 2.6K 113
                                    

Semasa hidupnya Caca tidak pernah merasakan jatuh cinta sedalam ini pada Adrian atau yang lebih sering dia panggil dengan nama Ian, meski lelaki itu sudah memberitahunya nama dia bukan itu Caca tetap tidak mendengar.

"Jangan panggil nama gue begitu," ucap Ian kala itu sedang memasang tali sepatu yang terlepas di kakinya.

Caca berjongkok, dia mengedipkan matanya memerhatikan wajah Ian yang tampak bersinar baginya. "Emang kenapa?" tanya Caca kemudian menyerukan nama panggilan baru Adrian. "Ian? Ian? Kan, lucu!"

Terlalu sering menerima teriakan heboh Caca, Ian tidak lagi kaget ketika gadis itu berseru ceria. "Iya, tapi nama gue bukan itu. Jangan ganti seenaknya," jelas Ian kalem.

"Emang kenapa?" iris mata Caca melebar, ada kesenangan hadir di hatinya dan membentuk senyuman di bibir merahnya makin melengkung sempurna. "Ah, nggak ada yang manggil lo dengan nama ini ya?" jemari kanannya bergerak, menjentik pelan sambil tertawa puas. "HAHAHAHAHA ya udah anggap aja itu nama panggilan kesayangan dari gue!"

"Ck, gila." decak Ian lalu berdiri meninggalkan Caca yang masih tergelak memerhatikan punggung tegap lelaki itu.

Caca pernah menyukai lelaki lain, namun tidak ada satupun di antara mereka yang bisa menjungkirbalikan hidup Caca dan membuat Caca berkorban dengan tulus.

Bagi Caca cinta pertama merupakan momen di mana orang siap akan konsekuensi yang diterimanya demi mempertahankan posisi ada di sisi orang yang dicintainya, momen ketika berjuang mati-matian dan berkorban untuknya, momen saat menerima baik maupun buruknya orang yang dicinta, momen yang tidak pernah Caca rasakan tapi hadir kala dia bertemu Ian.

Selama ini Caca mudah melepaskan, dia tidak berkorban apa pun. Dia tidak punya kepedulian yang tulus. Tidak ada rasa sayang yang nyata. Namun berubah saat dia bersama Ian.

Lelaki itu dingin dan tak terjangkau, tetapi hanya dengannya Caca bisa memahami cinta yang sesungguhnya.

Yang sayangnya hati Ian bukanlah untuknya.

Dan, meski Caca tahu dia memilih untuk berpura-pura tak tahu sebab Ian pun tidak berusaha menyingkirkannya.

🍬

"Adrian itu manis, banyak yang bilang dia gagu tapi dia bisa ngomong kok! Walau selalu datar dan tanpa ekspresi...
Eh, tunggu... Tunggu!
Bukannya itu pertanda? Aku yang banyak ekspresi dan Ian yang nggak punya ekspresi untuk bersama? Berarti kan aku melengkapinya! Ah, Tuhan, tolong buatlah Ian putus dengan pacarnya!"

--Moccachino Florenta, 17 tahun--

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Entangled 3: Until We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang