2. Pernyataannya Padaku

1.3K 101 14
                                    

'Saat kamu tahu tentang jatuh cinta memang sakit. Kamu akan tahu bahwa perasaan yang tak terbalas adalah yang jauh lebih sakit.'

...

Aku mempercepat langkah kakiku saat iqamah sholat subuh berkumandang, beberapa orang di belakangku juga melakukan hal yang sama. Gerimis kecil semakin menambahkan kesan dingin.

Aku melihat beberapa jamaah yang aku kenali, memang kebanyakan adalah tetanggaku sendiri dan orang tua murid ku.

Sampailah aku di masjid, masih sepi. Sama seperti subuh-subuh sebelumnya. Memang harus terbiasa dengan keadaan sesunyi ini, jika dibandingkan dengan sholat berjamaah Maghrib, beda jauh.

Aku pernah mendengar keutamaan sholat subuh dari ayahku, beliau bilang bahwa keutamaan sholat subuh antara lain adalah akan mendapat cahaya yang sempurna pada hari kiamat.

Sholat subuh merupakan sumber cahaya di hari kiamat. Di hari itu, semua sumber cahaya di dunia padam. Matahari akan digulung dan bintang-bintang pun berjatuhan.

‘Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat.’ (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Itulah fakta paling indah yang menjadi penyemangat ku untuk bangun paling pagi dari ayah dan ibu.

Setelah menunaikan sholat subuh, aku beralih pada rak buku yang besar di bagian timur masjid. Aku tertarik pada sebuah buku besar yang ada pada rak bagian atas, judul buku itu Fiqih Wanita.

Mataku tak henti-hentinya celingukan ke sekeliling masjid untuk mencari sebuah kursi kosong. Seperti mencari jarum di tumpukan jerami, sulit.

Kulihat ada seorang laki-laki yang sedang melintas di hadapanku, tingginya cukup untuk membantuku mengambil buku itu.

“Assalamualaikum, mas.” sapaku pada laki-laki itu. Laki-laki itu menatapku bingung.

“Waalaikumsalam, ada yang bisa saya bantu?” jawabnya ramah, kebetulan sekali dia menawarkan bantuannya. Langsung saja ku utarakan niatku memanggilnya, dan alhamdulillah dia mau membantuku.

"Terima kasih." Aku sangat senang setelah buku itu berhasil kudapatkan, ucapan terimakasih tak berhenti ku ucapkan pada mas-mas tadi. Dia sampai geleng-geleng kepala.

Mungkin berpikiran bahwa aku sangat sok kenal sok dekat padanya, tapi tak apalah yang penting aku bisa mendapatkan buku itu.

Setelah mengucapkan salam padaku, mas itu beralih menuju pintu keluar. Aku menatap punggungnya berlalu. Menurutku inilah yang biasa disebut Arin dengan sebutan 'lelaki idaman bermahkota kopyah.'

"Bu guru, nitip Faya sebentar ya. Saya kebelet." Ucap seorang wanita paruh baya dari arah belakangku, aku bersedia menolongnya.

"Ikut Mbak Shah yuk Fay." Faya sangat imut,jadi langsung saja aku gendong. Umurnya mungkin sekitar 2 tahun, dan dia memiliki kakak laki-laki yang merupakan muridku. Itu sebabnya ibunya memanggilku ibu guru.

Aku menggendong Faya keluar masjid, takutnya dia rewel dan bisa mengganggu bapak-bapak yang sedang tadarus Al-Qur'an di dalam.

Faya terbilang balita yang aktif, gaktau kenapa sejak tadi dia cekikikan sambil memainkan ujung jilbabku. Mungkin yang ada dalam benaknya adalah kenapa punya ku sama punya Mbak Shah berbeda ya? .

Assalamualaikum Subuh [Tahap Revisi, Lebih Baik Jangan Dibaca Dulu Hehehe]Where stories live. Discover now