Julian!

1.2K 152 14
                                    

Frieska mengacak rambutnya frustasi. Sudah berkali-kali ia menelfon semua temannya yang ada di Belanda, namun tidak ada yang tau dimana Julian berada.

Sedangkan Naomi sedang mengurus Citra yang sakit demam, dan masih menahan gejolak emosinya.

"Kalo sampe Julian dalam 24 jam ini gak ketemu, aku gantung kamu di gudang." Ancam Naomi yang membuat Frieska bergidik ngeri.

Citra yang mengetahui adiknya hilang, hanya bisa menangis sambil berbaring lemah. Ingin sekali Citra turut ikut membantu menemukan Julian, namun dicegah oleh Naomi.

***

Jam menunjukkan pukul 3 sore, artinya sudah 6 jam berlalu Julian belum ditemukan, dan demam Citra semakin tinggi. Membuat Naomi dan Frieska kelimpungan sendiri, apalagi tidak ada kabar dari para sahabatnya yang membantu mencari Julian.

Naomi menangis dalam diam sambil menatap Citra, ia sungguh tak tahu harus berbuat apalagi. Dan Frieska melajukan mobilnya membelah jalanan Negeri Kincir Angin di sore hari, berharap Julian ditemukan.

Frieska mengemudikan mobilnya bak orang kesetanan, berkali-kali ia hampir terkena tilang namun untung dia mempunyai SIM dari Mrs. Puff.

2 jam berkeliling kota, menembus kemacetan kota, dan matahari pun sudah tenggelam. Frieska menepikan mobilnya pada pinggirian taman kota yang ia dan Julian kunjungi tadi pagi.

"Kamu dimana sih, Julian." Lirih Frieska, lalu meneguk sebotol wine yang baru saja ia beli di minimarket terdekat.

Frieska seperti kehilangan arah, tak tau kemana lagi ia mencari Julian, sangat susah, seperti mencari jodoh, namun pada akhirnya ia menikah dengan Naomi.

Bayang-bayang kenangan pun tiba-tiba menghantui Frieska, apalagi saat Naomi sedang mengandung Julian kala itu. Dan sekarang ia telah membuat Julian menghilang, ia telah lalai dalam menjaga anaknya sendiri.

Kring~

"Hallo." Frieska mengangkat telpon yang tertera nama Bunda Naomeh pada layar handphone nya.

"Kamu dimana? Pulang, besok kita lapor polisi aja. Jangan udah Julian ngilang, kamu juga ikutan ngilang, bisa bener-bener stress aku." Kata Naomi di ujung sambungan telepon, membuat Frieska menyunggingkan senyumnya.

"Oke."

***

"Kamu bisa gak sih, jagain anak itu yang bener?"

"Julian itu masih kecil, kalo dia kenapa-kenapa gimana, Frieska?! Astaga."

"Dengerin aku, Frieska!"

"Citra tuh lagi sakit, kamu bikin masalah! Cerai aja ki-"

"Diem, Mi!"

Emosi Frieska turut terpancing saat Naomi membawa kata 'cerai' yang menurutnya tak ada hubungannya dengan kehilangan Julian.

"Berani kamu ngomong gitu lagi, aku pergi dari sini!" Ujar Frieska dengan menggebu-gebu. Boleh saja atau sudah biasa Frieska mendengar omelan atau amarah dari Naomi, namun ia sangat sensitif jika Naomi sudah menggunakan kata 'cerai'.

"Kamu pikir, kamu doang yang stress, hah? Aku juga, Mi! Aku keliling nyari Julian kesana-kemari, aku akuin, ini emang keteledoran aku. Tapi seenggaknya, kamu jangan bikin aku tambah pusing, Naomi." Frieska menutup wajahnya yang kusam itu, karena ia belum mandi seharian ini, sungguh merasa frustasi atas kejadian ini.

Ting tong~

Naomi berjalan meninggalkan Frieska, untuk membukakan pintu. Ada-ada saja memang, saat dilanda masalah begini, ada saja tamu yang berkunjung ke rumahnya malam-malam.

Home Sweet HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang