BBM IM 4

8.6K 331 3
                                    

Koki

Shakti keluar dari rumahnya untuk memanasi mobil, sedangkan Nasya masih merapikan bajunya sambil berjalan ke arah lelaki itu.

"Yang, hari ini kamu nganter aku dulu, kan?" tanya Nasya sibuk merapikan rambut.

"Iya, 'kan aku mau ngenalin kamu ke koki handal yang aku pilih buat bantu kamu." Shakti tersenyum penuh arti.

"Aku penasaran, koki seperti apa yang kamu pilih," tantang Nasya.

"Koki pilihan aku udah pasti pro lah," sombong Shakti dengan percaya dirinya.

Nasya langsung mencubit perutnya gemas. "Udah ah, berangkat, yuk," ajak Nasya meraih lengan suaminya itu dengan manja.

"Yuk!"

Shakti membukakan pintu untuk wanita tercantik dalam hidupnya itu, dan berbalik untuk masuk ke bangku pengemudi. Setelah sabuk pengaman terpasang, Shakti mulai menjalankan mobilnya perlahan.

"Sa, nanti kalo capek pulang, ya? Jangan maksain diri, aku nggak mau kamu sakit," ujar Shakti di sela-sela mengemudi. Dengan manjanya Nasya bersender di bahu lengan lelaki berjas itu.

"Aku nggak akan kecapean, kok," sahut Nasya.

Udah nikah, dia yang manja. Batin Shakti.

"Nanti kalo capek pijitin bolehlah?" ledek Shakti.

"Emm, gantian tapi?" sahut gadis itu mengerutkan dahi.

"Ok!" seru Shakti semangat, lalu mengecup puncak kepala Nasya sekilas.

Setelah beberapa menit sampai, sepasang suami istri itu pun keluar dari mobil, memasuki restoran bernama SN dengan tulisan cukup besar. Para karyawan menyambut kedatangan Bos mereka, memberi salam kedatangan pada Shakti dan Nasya. Setelah menyapa para karyawan, mereka pergi ke ruangan Nasya, ruangan khusus untuk istirahat juga untuk marketing. Shakti langsung menarik kursi untuk Nasya dan dirinya.

"Pak, Bu, apa saya harus memanggil para koki?" tanya seorang sekretaris Nasya yang sudah paruh baya itu.

"Boleh, panggil dia sekarang. Ibu Nasya Adwa Rawnie Basupati ingin segera melihatnya," jawab Shakti dengan wibawanya.

Merasa geli, Nasya bergeleng mendengar ucapan Shakti yang menyebut namanya dengan lengkap dan panjang lebar itu, sedangkan pria itu menaikan alisnya begitu bangga.

"Baik Pak, sebentar." Sang sekretaris langsung memanggil koki yang sudah menunggu juga.

"Kurang panjang," protes Nasya saat sekretarisnya pergi.

"Biar mereka tau kalo kamu istri aku," jawab Shakti enteng.

Nasya hanya terkekeh mendengar jawabannya yang seolah begitu menyombongkan istrinya itu.
Sambil menunggu, Nasya memainkan poselnya tanpa sadar kalau sekretarisnya sudah kembali dengan koki yang telah dia tunggu.

"Ini Pak," tunjuk Bowo sekretaris Nasya pada sang koki.

"Halo Pak. Senang bertemu anda." Sapa sang koki yang sudah rapi dengan seragam khasnya.

Nasya belum menoleh, masih sibuk memainkan ponselnya karena terlalu asik.

"Asa," panggil Shakti.

"Emm," sahut Nasya menoleh pada lelaki di sampingnya.

"Kenalin ini istri saya, dia yang akan mengelola restoran ini," ucap Shakti membuat Nasya mendongak, melihat seseorang yang di ajaknya bicara. Nasya sedikit mengerutkan dahinya, seperti mengenal sosok Koki ini. Sedetik kemudian dia membulatkan matanya.

Bad Boy Manja Is Mine (END)Where stories live. Discover now