1

28.1K 2.1K 386
                                    




- o b s e s s i o n -

ALKISAH, ada segerombol itik yang hidup di pinggir sungai. Itik-itik itu merupakan sepasang itik jantan dan betina. Sang betina memiliki beberapa telur untuk ia gerami, agar menetas tepat pada waktunya. Seperti kebanyakan ibu yang begitu berdebar ketika akan bertemu dengan anak mereka untuk pertama kali——hal itu jugalah yang di rasakan oleh si ibu itik.

Satu, dua, tiga, empat anak itik yang keluar dari cangkang tampak luar biasa. Mereka memiliki bulu kuning emas yang bersinar dan cantik. Namun suatu hal janggal terjadi. Itik kelima keluar dari cangkang dengan warna bulu yang berbeda dari saudara-saudara nya yang lain. Dia jelek dan berbeda. Membuat sang ibu yang melihatnya pun memalingkan muka karena jijik pada anak nya sendiri.

Sang itik buruk rupa pun di buang. Dia masih kecil dan terkucilkan oleh keluarga nya sendiri.

Itu adalah sepenggal dongeng. Sebuah dongeng terkenal, yang menceritakan tentang seekor itik yang ditindas karena perbedaan yang ia miliki. Karena penampilan nya yang buruk dan tidak seperti kebanyakan itik lain, ia dikucilkan bahkan dibuang oleh ibunya sendiri.

Cerita ini disukai oleh anak-anak di seluruh dunia, bahkan menjadi cerita favorite para orang tua untuk di dongengkan pada anak-anak mereka ketika malam. Sejujurnya sampai saat ini, pemuda yang memilki senyuman kotak itu masih penasaran, kenapa Hans menciptakan cerita konyol seperti ini? Kenapa Hans bisa berpikir bahwa itik buruk rupa bisa berubah menjadi angsa yang cantik?

Karena sesungguhnya hal itu tidak mungkin.

Si buruk akan selalu berada pada kasta paling rendah di setiap kelompok. Dia akan ditindas kemanapun dia pergi, dia akan ditindas pada apapun prestasi yang telah ia capai, dia akan dikucilkan seperti sebuah debu yang tak kasat oleh mata.

Hanya kaca mata, dan sebuah bukulah yang menemani hari-hari nya. Sudut ruangan gelap yang ada di dalam perpustakaan adalah tempat favorite nya. Atap universitas dimana ia menimba ilmu menjadi tempat yang nyaman untuk menghabiskan makan siang. Dan diri sendirilah yang menjadi teman bicara paling sempurna untuk dunia nya.

Setidaknya itu adalah rutinitas nya satu tahun lalu.

Benar. Satu tahun yang lalu.

Kini si buruk rupa memiliki rutinitas lain. Jika sebelumnya buku adalah dunia nya, kini ia mengalihkan dunia nya pada seorang wanita cantik yang tak lain adalah teman sekelasnya sendiri. Wanita itu bernama Jennie, gadis dengan perawakan sempurna yang tak hanya cantik namun juga memiliki hati yang baik.

Jennie adalah pusat nya. Seluruh kebahagiaan, kecemasan, kesedihan, amarah dan seluruh aspek kehidupan nya berpusat pada wanita itu. Pemuda yang memiliki senyum kotak itu menyebut Jennie sebagai semesta nya.

Sayangnya. Dia hanyalah si itik buruk rupa yang ada di kasta paling rendah, yang secara logika—mustahil untuk bisa berada dekat atau bahkan bersanding dengan wanita sempurna seperti Jennie. Yang bisa pemuda itu lakukan hanya melihat nya, memandang nya dari kejauhan, mengikuti kemanapun ia melangkah, dan mempelajari kehidupan wanita itu selama tujuh hari dua puluh empat jam penuh.

"Aku tidak percaya kau bisa mengalahkan si kutu buku pada semester ini."

"Dia punya nama, Nayeon. Namanya Taehyung, bukan si kutu buku seperti apa yang kau katakan. Bagaimana bisa kau memanggil seseorang dengan sebutan seperti itu. Itu tidak baik."

"Ah..aku bahkan tidak tahu nama nya. Orang-orang memanggilnya seperti itu, aku hanya mengikuti mereka." Jennie menggelengkan kepala mendengar jawaban yang keluar dari mulut sahabat dekat nya ini. "Tapi sungguh, Jane! Bagaimana bisa kau mendapatkan IPK tertinggi, sedangkan kutu buku itu selalu berada di nomor satu. Aku curiga, apa kau menyontek saat ujian?"

obsession [END]Where stories live. Discover now