7

12.9K 2.5K 104
                                    

Kenzia menundukkan wajahnya ketika  Hyunjin memusatkan perhatiannya kepada dirinya, menatap gadis itu dengan dalam. Jujur saja, saat ini Kenzia benar-benar dilanda bingung. Mereka tidak terlalu dekat, tidak bisa dikategorikan sebagai dua insan yang tengah melaksanakan masa pendekatan, tapi kenapa Hyunjin membuat Kenzia seolah memberikan harapan palsu kepada pemuda itu. Padahal Kenzia tidak merasa melakukan hal seperti itu.

Keduanya masih dalam posisi yang sama, selama 5 menit tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Membiarkan suara desiran AC yang Hyunjin nyalakan menjadi pemecahan keheningan diantara keduanya. Kenzia menghembuskan nafas panjang, kemudian ia mengalihkan perhatiannya ksarah luar jendela. Menatap orang-orang yang lama kelamaan mulai meninggalkan pelataran Gereja dengan kendaraan mereka, iya. Hyunjin tidak mengajak Kenzia pergi kemanapun. Sedari tadi keduanya masih berada di lingkungan Gereja.

Hembusan nafas terdengar, "Aku mau pulang" Kenzia berujar pelan. Tidak bisa dipungkiri bahwa suaranya bergetar menahan tangis, seumur hidupnya Kenzia tidak pernah mendapatkan tatapan mengintimidasi dari siapapun, dan sekarang Hyunjin dengan melakukan hal itu.

Jujur ini membuat Kenzia merasa tidak nyaman.

"Kenapa?"

Kenzia menoleh kearah Hyunjin karena pertanyaan tanpa konteks dari pemuda itu.

Kenzia mengernyitkan keningnya, "Kenapa apanya?"

"Kenapa lo ngehindar dari gua selama seminggu ini? Salah emangnya kalo gua deket sama lo" Hyunjin menatap Kenzia memuntut balasan.

Kenzia membelo, tidak pernah menduga bahwa Hyunjin akan menanyakan hal seperti ini kepadanya.

Kenzia lantas menggelengkan kepalanya ribut, "Enggak, gak gitu. Aku cuma ngerasa udah terlalu ngerepotin kamu. Jadinya aku milih buat pulang bareng sama mereka, aku beneran gak bermaksud untuk ngehindar dari kamu Hyunjin" elak Kenzia.

Hyunjin menghela nafas panjang, "Jelas-jelas lo ngehindar dari gua Ken, bahkan orang goblok juga tau kalo lo lagi ngehindar dari gua"ujarnya dengan frustrasi karena tidak mendapatkan jawaban yang ia inginkan.

Gadis dihadapannya ini benar-benar membuat Hyunjin frustrasi.

Kenzia kembali menundukkan kepalanya, hal itu membuat Hyunjin mengusak rambutnya kasar.

"Lo liat gua sekarang"

Sontak Kenzia langsung menatap kearah Hyunjin dengan wajah memerah menahan tangis, demi apapun Kenzia ingin pulang sekarang juga. Aura Hyunjin begitu mengintimidasi dirinya, Kenzia benar-benar tidak suka.

"Sekarang lo jawab jujur, lo risih gua deket sama lo?" tanya Hyunjin yang dibalas gelengan oleh Kenzia.

"Jawab Ken, jangan diem aja. Lo risih apa enggak? Atau malah lo gak suka gua deket sama lo?" tanya Hyunjin lebih menuntut.

Kenzia menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Enggak,"

"Enggak apanya?"

"Aku gak risih sama kamu, dan aku biasa aja dideketin sama kamu" Kenzia menjawab dengan pelan.

Hyunjin menghela nafas lelah, tangannya terulur untuk mengusap pelan  rambut Kenzia yang sedikit berantakan.

"Kalo gak risih, jangan ngehindar. Jangan balik duluan kalo gua jemput, jangan kaya gitu. Gua gak suka" ucap Hyunjin pelan.

Kenzia menatap kearah Hyunjin, tanpa sadar air matanya sudah tumpah. Hyunjin, pemuda itu membuat Kenzia benar-benar bingung saat ini.

'kita ini apa sih, Jin?'


Sudah seminggu sejak kejadian dipelataran Gereja, kini Hyunjin lebih berani untuk menunjukkan perhatiannya kepada Kenzia, dan meningkatkan intensitasnya untuk bertemu dengan gadis itu. Meskipun ia harus rela putar balik setelah mengantarkan Kenzia pulang, tapi Hyunjin tetap menyukai hal itu. Entahlah, mungkin benar kata Jisung bawah sekarang dirinya telah berubah menjadi seorang budak cinta dari gadis manis yang kini berada diatas boncengan motor besarnya.

LDR; Hwang Hyunjin (PROSES REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang