-trente et quatre-

7.2K 1K 62
                                    

Hari ini libur, jadi Ahra sama Lucas memutuskan buat main aja. Sebenernya Ahra pingin ngajak Lucas nonton, tapi Lucasnya gak mau. Lucas maksa banget pingin di rumah aja berdua sama Ahra.









b e r d u a   s a m a    a h r a











"Suntuk amat sih Cas mukanya?" tanya Ahra ke Lucas.

Sebenernya Lucas pingin pingin pingin pingin banget jelasin perasaannya ke Ahra sekarang, tapi nggak. Lucas cuma geleng-geleng.

"Eh makan ice cream yuk? Aku ada ice cream di kulkas." Kata Lucas terus mau berdiri.

"Duduk aja. Biar aku yang ambilin."

"Iyadeh terserah." Lucas duduk lagi.

















"GILA GUE HARUS NGOMONG GIMANA LAGI KE AHRA?!" omel Lucas setelah Ahra ke dapur.











"Masalah ke Hongkong ya?" tanya Ahra yang udah balik lagi.

Lucas langsung ngeliatin Ahra. t e r c y d u c k

"Aku denger. Gapapa, ungkapin aja."

Rasanya beruntung banget kenal Ahra dalam hidupnya. Tanpa Lucas perlu cerita babibubebo, Ahra selalu ngertiin dia tanpa dia minta. Kalau gini, apa Lucas bakal tega ninggalin Ahra? Apa Lucas sanggup buat pergi dari kehidupan Ahra?

"Ra.." panggil Lucas.

"Kenapa?"

"Gapapa. Kangen." Kata Lucas sambil meluk Ahra. Hmm mengalihkan pembicaraan.

"Ih kangen apaan coba? Baru kemarin ketemu, hari ini juga ketemu. Manja banget sih pake peluk-peluk segala, gak kayak biasanya?" tanya Ahra. Nggak biasanya Lucas mellow gini ih? Nggak cocok.

"Hehe.. Lagi pingin manja aja ke kamu. Siapa tau suatu saat aku nggak bisa gini lagi ke kamu."

"Ngomong apa sih Cas?!" protes Ahra kesel. Ahra nggak suka bahas kayak gini. Dia jadi kepikiran kalau ––ya Lucas emang bakal ninggalin dia kan buat ke Hongkong kan? Ucapan Lucas emang gak salah sih. Siapa tau suatu saat aku nggak bisa gini lagi ke kamu.

"Sorry.."

"No need to say sorry. Kamu tu cuma ke Hongkong Cas, jangan berlebihan deh. Jangan mikir semuanya bakal berhenti sampai sini, please jangan."

"Ra, aku nggak tau pasti kapan aku bakal ke Hongkong. Jadi aku mau bilang ini sekarang boleh?"

Ahra ngangguk-ngangguk sambil nyuapin ice creamnya ke Lucas.

Lucas yang tadinya senderan di Ahra langsung ngubah posisinya jadi duduk tegak di depan Ahra. Mukanya berubah jadi serius, tapi tetep aja bikin Ahra adem lihat wajahnya.

"Sorry karena selama ini aku nggak bisa jadi cowok yang baik buat kamu ––ok mungkin kita emang nggak punya status, but we already knew that we fall in love each other. No need to say it anymore. So sorry too because I must leave you. Ready or not, the time is really near. Jangan galauin aku kalau aku pergi, jangan kangenin aku mulu, jangan mikirin aku berlebihan. Because something that too much, will hurt you too much. Aku juga bakal minta maaf di awal, maaf nanti kalau caraku ninggalin kamu bakal bikin kamu sedih —eh eh kok nangis sih Ra?" kata Lucas sambil nangkup pipi Ahra.

"K—kamu sih, ng—ngomongnya gitu.." kata Ahra sesenggukan. "J—jangan bilang gitu lagi. Jangan bikin a—aku makin takut kehilangan kamu."

Lucas cuma bisa meluk Ahra. Dia nggak tau juga harus ngomong apa lagi.

"Udah ah jangan sedih lagi." Kata Lucas.

"Kamu yang mulai!" kata Ahra sambil ngusap matanya.

"Iya iya aku yang salah ­­—eh bentar ada telepon dari mama."

Lucas langsung ngambil hpnya dan jalan agak menjauh dari Ahra.













"Dek.."

"Apa ma?"

"Udah mama beliin tiket pesawat. Kamu berangkat—"

Lucas rasanya ogah-ogahan dengerin omongan mamanya. Disaat lagi nikmatin harinya sama Ahra, mamanya justru ngasih kabar yang Lucas nggak pingin denger.

"Dek, denger kan mama bilang apa?"

"Hmm."

"Yaudah itu doang. Mama mau lanjut kerja lagi. Bye."

"Bye, ma."













"Ra.. kamu masih pingin nonton?" tanya Lucas.

"Eng—enggak. Kalau kamu nggak mau gapapa, kita di rumah aja?" jawab Ahra.

"Aku mau kok. Yuk kita nonton? Aku pingin ngabisin waktu sama kamu hari ini."

Ahra cuma ngangguk-ngangguk. Dia terlanjur bad mood gara-gara omongan Lucas tadi.

"Habis nonton kita ke restoran tempat pertama kita meet up ya hehe? Rasanya baru kemarin kita ketemu, sekarang udah mau pisah aja.."

"Hmm.."

"Habis itu sorenya kita ke pasar malam mau?"

"Pasar sore kali?"

"Eh iya bego ya aku, hehe? Yaudah sebelum ke pasar malam, enaknya kemana dulu ya?"

"Gini aja, habis dari bioskop kamu temenin aku dulu beli alat make up, kan lama tuh. Nah habis itu kita makan di restoran, baru deh ke pasar malam."

"Yaudah manut aja aku mah. Yang penting hari ini aku mau sama kamu titik. Siapa tau kita gak bisa gini lagi.."

"TUH KAN MULAI LAGI!"

Stay -LucasWhere stories live. Discover now