celah

199 46 9
                                    

Hari ini seperti biasanya, kelas XI IPS 1 sudah nangkring di kantin, setelah habis-habisan di ceramahi oleh bu Erika mereka langsung kelaparan dan kehausan. Sungguh tidak ada adab.

"Gilak Bu Erika, kalau udah nyerocos udah kek Rossi aja. Gak ada remmmmm...." Dengus Stevan melahap bakso serta jus jeruknya bersamaan.

Aira menatap Stevan dengan bibir terangkat sebelah, "cukup Wawan yang bikin gue gak selera makan! Lu kenapa ikut-ikutan tolol!? Makan bakso kuahnya jus jeruk gitu???" Aira memukul kepala Stevan kuat.

"Duhh! Apasih Ra? Apa yang salah? Gue makan bakso terus minum." Bela Stevan menunjuk mangkok bakso dan minumannya.

"Tapi lu gak nelen bakso dulu Stevan! Lu nyuap tuh bakso terus minum jus jeruk lu.... Au ah! Autis lama-lama!" Dengus Aira.

Stevan mengerucutkan bibirnya dan mengedikkan bahu lalu melanjutkan makannya yang tertunda.

Melly yang melihat kedua temannya itu hanya menggeleng lalu matanya menangkap sesuatu yang familiar.

"Eh ridho? Sama siapa tu?" Gumam Melly.

Gio yang mendengar gumaman Melly lantas berbalik dan menatap Ridho dari kelas XI IPA 2.

"Oooh itu mah kak Popo dari kelas XII IPA 1" ucap Gio.

"Eh?"

Gio menatap Melly heran, "kenapa?"

"Lu denger yang gue omongin tadi?"

Gio mengangguk.

Melly menutup wajahnya yang memerah.

"Lu punya hubungan spesial sama tu Curut?" Tanya Gio sambil menyuap nasi goreng dan menatap Melly.

"Isss! Bukan urusan lu lah!" Seru Melly.

"Lah? malah ngamok" balas Gio santai.

"Kenapa tu si Melly, udah kek udang rebus aja.. ngeblush-ngeblush gak jelas gitu" komen Aira menatap temannya itu heran.

Stevan menoleh dan ikut melihat Melly yang tersipu malu bak keong racun. "Woi kuda lumping! Kenapa lu senyam senyum?! Kesurupan lu!" Tegur Stevan nyaring membuat orang-orang yang di kantin menatap mereka termasuk Ridho.

Melly tersentak kemudian menoleh pada ridho yang juga menatapnya, lalu Melly beralih kepada Stevan yang masih menaikan bibirnya sebelah. "He! Komodo! Lu gak usah teriak kek orang lagi mau demo!" Ujar Melly melempar sedotan ke muka Stevan.

"Aduh!" Ringis Stevan karna sedotan itu mengenai sudut matanya.

Melly mendengus kesal dan menyembunyikan wajahnya dari Ridho yang masih terus memperhatikannya.

"Sial! Dasar Melly swallow!" Hardik Stevan dan melanjutkan makannya.

.........

Jam istirahat sudah selesai, kini mereka tengah duduk santai menantikan guru yang akan masuk.

"Uhmmm.... Perasaan udah makan tadi, tapi masih lapaaaaarrrr....." Rengek Aira

Melly melirik Aira dengan malas. Cewek ini selain tukang lapar kadang suka rewel, cocoknya di sedot aja nyawanya sama malaikat maut.

"Ngapa lu liatin gue begitu?" Ujar Aira merasa risih dengan tatapan maut Melly.

"Sehari aja! Bisa gak lu gak berisik?" Harap Melly dengan kedua tangan menyatu.

"Ya gue laper mell, lu gak tau perut gue ini udah main drum sama keroncong dari tadi!" Balas Aira emosi.

Melly akhirnya mengabaikan omongan Aira, ternyata dia salah. Jika meladeni omongan Aira yang ada dia tidak akan menang dan malah ribut entar.

"Mell!!!! Lapar mell!!!" Teriak aira ditelinga Melly. Membuat gadis disebelahnya memejamkan mata kuat lalu mengepalkan tangan.

BRAK!!

Melly menggebrak meja dengan kuat, matanya membara menatap Aira dengan hawa membunuh. Melihat itu Aira hanya bisa kaget dan matanya membulat sempurna, ia meneguk ludahnya susah payah.

"Bisa diam gak?" Ujar Melly dengan suara berat. Aira tersenyum kaku dan mengangguk. Lalu Melly berpaling dan duduk dengan tenang sedangkan Aira sudah mati kutu. Dia mengipas wajahnya dengan buku.

"Huh! Panas ya dunia ini...." Gerutu Aira seraya melirik Melly takut dia kalau salah kata lagi.

Stevan dan Gio memasuki kelas, mereka menilik kelas yang sunyi dan terasa suram. Dan itu berasal dari meja Aira dan Melly. Kedua cowok itu menghampiri Aira.

"Kenapa kelas jadi suram kek tempat orang lagi berkabung?" Tanya Stevan pada Aira yang hanya bisa tersenyum simpul.

"Oooh gitu, ayo Yo, mending gak usah ikut campur " pungkas Stevan tanpa mendengar jawaban Aira. Dia menarik Gio dari sana dan duduk di kursinya dengan tenang. Aira menoleh pada Stevan yang berpura-pura menulis, mata Aira semakin tajam menatap Stevan seakan-akan keluar laser api dari matanya.

"Aaahhhhhk!! Iya iya, mau lu apa sih?" Teriak Stevan frustasi dan menatap Aira yang langsung merubah rautnya.

"Beliin jajan Van, gue lapeeeerrrrr......." Rengek Aira memegang perutnya. Melihat itu Stevan hanya bisa mendengus dan berlari keluar kelas, dia menuju kantin dan membelikan beberapa roti dan susu kotak untuk cewek gila itu.

Yoo salam bro..

Aku mau kasih gambaran aira ni...
Cocok gak?

Comment ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Comment ya..

Kalau kalian ada saran untuk tokoh stevan dan aira dm di ig aku ya..
@rinzifa100302

Mkasih..

Next or no..
Vomment

20 maret 2018,selasa.

Bay..

made in kampret (Hibernasi Sambil Revisi)Where stories live. Discover now