[2] hattrick

826 170 62
                                    




Mingyu menguap lebar dan pindah posisi jadi tengkurap. Dia menenggelamkan wajahnya diatas bantal, menghindari cahaya matahari yang masuk dari sela-sela korden. Mulutnya mengerang sebentar lalu kembali telentang sambil mengucek matanya.

Matanya terbuka perlahan menatap langit-langit kamar hotel yang putih. Otaknya mencerna satu persatu kejadian-kejadian yang dialaminya kemarin sehingga dia berada disini sekarang.

Mingyu masih melamun sampai dering telfon dari telfon hotel membuyarkan lamunannya.


"oh ya ... makasih,"


Hanya petugas hotel yang mengingatkan untuk sarapan. Mingyu segera bangun lalu mencuci muka seadanya dan turun untuk sarapan.

Kaos putih polos, celana army selutut, dan juga sandal hotel menemani Mingyu sarapan pagi ini. Ruang makan hotel terlihat lenggang, entah pengunjung yang memang sedikit atau pengunjung lain sudah selesai makan.

Mingyu segera mengambil sarapannya dan tak lupa segelas kopi hitam. Dia mengambil duduk di pojok agar bisa melihat pengunjung lain. Memperhatikan mereka satu per satu.

Perlahan Mingyu menyuapkan sendok-sendok nasi ke dalam mulutnya. Sampai seorang cewek masuk ke dalam ruang makan dengan rambut terkuncir rapi di belakang.



Oh Shit!



Mingyu tersedak dan meminum dengan terburu-buru kopi hitamnya yang panas. Dia menjulurkan lidahnya kepanasan sambil berusaha mengendalikan.


Cewek itu lagi.


Masih dengan turis yang sama seperti kemarin dan mereka berbincang seru dengan Mingyu yang memperhatikan dari jauh. Mingyu sudah lupa dengan sarapannya dan memperhatikan gerak-gerik gadis itu.

Sampai pada akhirnya mereka bertiga pergi dan meninggalkan Mingyu yang masih penasaran. Penasaran mengapa gadis itu muncul di kepalanya beberapa jam ini, padahal ini baru pertemuan kedua mereka. Salah, kedua kali Mingyu melihat. Bukankah bertemu berarti saling tatap muka?





***





Siang ini Mingyu berancana buat jalan-jalan ke tempat wisata di kota ini. Alasannya ada dua. Yang pertama untuk refreshing dan mengenali kota ini agar ada yang bisa dia kenang saat pulang nanti. Hmm emang dia masih ada keinginan untuk pulang?

Yang kedua tentu saja untuk menghilangkan bayang-bayang dua manusia biadab yang mengusik pikirannya sejak perjalanannya kesini. Mingyu jadi punya kebiasaan memukul kepalanya sekarang jika bayangan dua orang itu muncul di kepalanya.


Rekomendasi pertama dari mbak-mbak resepsionis. Dia nyaranin ke Waduk Bhayangkara. Mingyu udah tanya-tanya cara kesana harus gimana-gimana dan di kasih saran buat sewa mobil aja.

travelove ; gyupinkWhere stories live. Discover now