Prolog

15 2 0
                                    

Derap langkah kaki Andara membuat semua orang yang ada di lorong rumah sakit menatap kearah Andara dengan berbagai macam tatapan. Tinggi semampai, postur tubuh ideal, kulit putih bersih, rambut coklat alami yang tergerai dengan anggun, serta mata coklat kelam milik Andara.

'Rafa sialan.'

umpatnya dalam hati, Andara bersumpah ia akan mengahajar Rafa habis habisan kalau melihat sedikit saja laki laki itu lebam karena pertengkaran yang ia sendiri tak tau alasannya.

Langkah kaki Andara berhenti saat melihat Rafa sedang ditangani oleh dokter, dokter itu dengan telaten menjahit pelipis Rafa, niat Andara yang tadi ingin menghajar Rafa berubah menjadi ketakutan melihat Rafa yang meringis menahan sakit.

"Masuk Dar, badan lo ngehalang orang masuk, macam mbak mbak SPG lo disana. " perintah Rafa santai setelah dokter keluar dari ruang kesehatan tersebut.

"Ga sekalian mulut lo dijahit? " tanya Andara sarkas, yang mengundang gelak tawa dari Rafa.

"Gue ga lagi ngelucu." tandas Andara.

Rafael tau sahabatnya ini pasti sedang marah karena tau ia bertengkar, mau bagaimana lagi? Semua juga udah terjadi, pikirnya.

"Gue mau nelfon Arjun sama Valdan biar mampus lo diomelin, gue capek omelin lu tiap ha-"

"Gausah ditelfon, mereka udah tau. Bentar lagi juga datang. " Potong Rafa.

Andara mengerucutkan bibirnya, menyimpan kembali handphone kedalam tasnya dan menatap Rafa dengan tatapan tajam.

Rafael melirik Andara "Lebih sakit tatapan lo dibanding pelipis gue yang dijahit ini lho Dar. "

Andara memalingkan wajahnya ke arah pintu, tak lama kemudian yang ditunggu tunggu akhirnya muncul, Arjun dan Valdan.

"Wassup guys. " sapa Arjun sambil berjalan menuju Rafa dan Andara.

"Dar, muka lo plis, gue berasa di penjara kalau ngelihat muka galak lo. " tegur Valdan yang dibalas dengan tatapan sinis oleh Andara.

"Dosa apalagi si Rafa dar?" tanya Arjun penasaran.

"Mana tau gue, dosa dosa dia" jawab Andara acuh.

"Gue ribut sama mantan lo dar" ungkap Rafa jujur.

"Dan sebelum lo marah lagi karena gue nanggepin dia, gue mau lo tau dia berusaha buat deketin lo lagi." lanjut Rafael sebelum Dara mengeluarkan titahnya.

"Woo apa apaan, itu cowok muka batu ya, minta di amplas emang." cerca Valdan kesal.

"Gue punya ide" ucap Arjun.

Andara, Rafael, dan Valdan langsung mengalihkan pandangan ke arah Arjun. "Apa idenya? " tanya Andara mewakili Valdan dan Rafael.

"Lo berdua-" ucap Arjun sambil mengarahkan telunjuknya kepada Rafael dan Andara "pacaran aja" sambung Arjun dengan tampang sok pintarnya.

"Mantap nggak tuh, kalau kalian pacaran, si Revan gabakal berani deketin Andara lagi." jelas Arjun. Rafael memandang sengit kearah Arjun, begitu juga dengan Andara dan Valdan yang menunjukkan wajah terkejut seakan akan mereka berpikir bahwa Arjun memang sudah kehilangan otaknya.

"Lebih mantap lagi kalau gue bunuh lo detik ini juga jun " jawab Rafael sambil memandang Arjun dengan wajah sadisnya.

"Lebih sempurna lagi kalau gue nyumbangin pisau rumah gue yang paling tajam buat proses pembunuhan lo jun. " ucap Andara.

"Dan gue akan menjadi saksi mata, bahwa gue ngelihat lo bunuh diri dengan cara masuk ke kandang singa yang barsahabat dengan harimau betina" sambung Valdan.

Giliran Arjun yang memasang wajah bodohnya saat mendengar ucapan dari sahabat sahabatnya yang masih menatap dia dengan wajah terkejam yang mereka miliki.

"Gue selali dipojokkan seperti ini, gue gatau salah apa, tapi kalau kalian bunuh gue, gimana selena? Kasihan selena. " ucap Arjun memasang wajah sedih

"Alay lo. " ucap Rafael menjitak kepala Arjun.

"Ga alay, ga hidup. " jawab Arjun Asal

"Rafael Herniando dan Andara Parametta akan jadi sahabat yang pertama kali membuktikan bahwa persahabatan cewek dan cowok itu ada" ucap Rafael yang dihadiahi jempol oleh Andara.

"Bodo amat, awas ampe jatuh cinta. " ucap Valdan dan Arjun bersamaan.

•••••••••••





Naabot mo na ang dulo ng mga na-publish na parte.

⏰ Huling update: Apr 13, 2018 ⏰

Idagdag ang kuwentong ito sa iyong Library para ma-notify tungkol sa mga bagong parte!

Senja untuk RafaelTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon