Brianna

1.9K 47 5
                                    

Sebagai seorang gadis, apa yang akan kamu lakukan ketika mempunyai aset yang memabukkan pria?

Jika aku gadis berada, aku akan merawatnya dan menjaga apa yang aku miliki tentu saja.

Namun, kondisiku pelik.

Minggu lalu aku baru lulus SMA dan harusnya sekarang aku sedang menyibukkan diri untuk mengikuti beberapa test agar aku masuk perguruan tinggi impianku. Nilaiku bisa dibilang memuaskan, tapi pada seleksi beasiswa aku tidak lolos. Kenapa?

Karena universitas yang kupilih terlalu bagus dan aku terlalu percaya diri bisa masuk disana padahal kenyataannya Tidak.

Miris.

Sekarang aku bingung, benar benar bingung.

Di satu sisi aku ingin jadi seorang pengacara, tentunya aku harus kuliah.

Dan masalahnya aku tidak punya biaya.

Minta orang tua?

Sayang sekali aku hanya punya ibu sekarang, kedua orang tuaku bercerai ketika aku berumur 15 tahun.

"Brianna, sayang. Kamu lagi mikirin apa?" Johan, kekasihku sejak setahun lalu mengelus rambutku.

Aku menatapnya tanpa minat, dia memang tampan dan kaya. Tapi sayang dia pengoleksi wanita. Seminggu dia bisa gonta ganti pasangan sebanyak 5 kali. Aku mengetahui wanita wanita itu karena Johan sendiri yang bilang.

"Kamu mulai terusik sama petualangan aku?"tanyanya lagi.

"Nggak, aku nggak peduli juga. Itu hak kamu Jo. Terserah kamu mau dua in aku tiga in, terserah" mataku menatap manik matanya yang nampak menegang setelah kata terakhirku terucap.

Aku tersenyum sebentar lalu meraih jemarinya. Mengalihkan ketegangan yang mungkin terjadi.

"Jo, kamu keterima di jurusan apa?"

"Manajemen, kenapa? Kamu bukannya pengen jurusan hukum. Kamu lolos seleksi?" tanyanya antusias.

"Emm, aku nggak lolos seleksi, salah pilih universitas"

Johan menatapku iba, ia bangkit dan memelukku. Tangan kanannya mengelus punggungku lembut.

"Gapapa, masih ada jalur lain kan, kamu mau aku bantuin?"tawar nya.

Perlu kalian ketahui, salah satu faktor pendukung kenapa Johan bisa jadi pengoleksi wanita yaitu karena dia pintar.

Jadi, dia itu tampan, kaya, dan pintar.

Satu lagi, tubuhnya tinggi menjulang dengan mata kebiruan.

Almost perfect.

Aku menggeleng kuat.

"Aku nggak mau Jo, awas kalo kamu bantuin aku dengan jalan pintas"

Johan terkekeh.

"Kamu lucu, aku jadi pengen nyium" sesaat suasana menjadi dramatis hanya karena kata-kata bualan Jo yang mampir di telingaku.

Wajah Johan mulai mendekat, aku dapat merasakan hangat nafasnya di kulit pipiku.

"Kamu cantik Bri, bagi aku kamu satu satunya wanita yang nggak boleh diputusin. Kamu adalah masa depan aku" mulutnya yang lincah itu berbicara sangat manis.
Ia meletakkan kepalanya di pundakku. Tangan kanannya melingkar sempurna di pinggang rampingku. Kursi kami yang tadinya bersebelaan sekarang menyatu karena dari tadi Johan menggesernya.

Suasana hening diantara kami, aku mengelus pipi Johan, menilik wajahnya yang teduh tersenyum di ceruk leherku.

"Jo,"

Kumpulan Cerpen Cinta RomantisМесто, где живут истории. Откройте их для себя