1

10 0 0
                                    


My days getting worst until you came and destroying everything I had.

°°°

HALO. Nama gue Samantha. Gue suka warna hitam. Semua barang bahkan sampe sikat gigi gue warna hitam. Gue cewek (Ya Iyalah!) Gue gak suka mangga, sukanya Rangga (loh kok jadi AADC?). Gue orang Padang dan gak suka ditendang, rapi gue doyan nendang orang. Gue cerita tentang masa muda gue disini, bukan karena mau PDKT kok sama kalian. Tenang aja.

Well, cerita ini sebenernya gak spesial kayak martabak dua telor. Dan bahasanya gak seindah novel karya Merry Riana. Tapi, gue harap para kawula muda setelah membaca cerita singkat ini, terutama kaum hawa, bisa terinspirasi dan dapat lebih bijak dalam mengambil keputusan. Let's start with my teenage dream!

•••

Dulu, pas jamannya kisah kasih di SMA, gue doyan nongkrong di Kemang. Menghabiskan canda tawa bersama sohib-sohib gue yang setia menerima gue apa adanya. Kepulan asap selalu mengeroyok kami. Satu kotak tembakau filter masih doyan kami hisap waktu itu. Padahal, kita tahu, hal itu seperti menjemput maut diri sendiri dengan perlahan-lahan. Pasti kalian semua tahu bukan apa yang kami hisap? Bukan Vape yang pasti. Zaman dulu mana ada begituan kan?

Di Era 90-an itu, jamannya gue masih doyan nongkrong, nyebat, cabut dari sekolah tapi gue gak doyan main obat-obatan. Bagi gue dan bagi para sohib gue juga, Narkoba itu pergaulan yang gak berkelas! Kita juga benci sama yang namanya tawuran! Kita lebih baik Man To Man, daripada Man to Many!

Di antara mereka para kaum adam alias cowok, cuman ada kita bertiga yang merupakan kaum hawa alias cewek. Dan, sewaktu itu emang cuman gue cewek yang ngerokok. Memang, satu-satunya cewek yang paling bader di sekolahan, juga cuman gue. Samantha Adriana yang tenar keluar masuk ruangan kepala sekolah. Bukan karena gue OB yang bersihin ruangan kepsek, bukan. Tapi, emang karena gue doyan bikin ulah.

Bahkan, Mama gue yang sampai ikutan tenar di sekolahan. Cuman gara-gara dia rajin keluar masuk ruang kepsek. Mungkin bagi kalian semua, masuk ruang kepala sekolah adalah hal terparah saat remaja. Tapi, bagi gue, gak selalu kaya gitu kok. Selama lo masih gak kenal sama yang namanya obat-obatan terlarang, bagi gue orang itu masih tau caranya bergaul dengan adab.

Okay, Kita kembali ke situasi saat gue lagi doyan-doyannya nongkrong dulu.

Itu sekitar pukul 9 malam. Gue jarang pulang sampai pagi. Takut digebukkin Papa gue yang garangnya naujubillah. Palingan kita bubaran sebelum jam 12 teng. (Teng itu maksudnya jam 12 tepat yah). Gue bisa ngehabisin beberapa batang tembakau kalau lagi nongkrong. Ditemani dengan secangkir kopi dan gelakan tawa pada bocah alias sohib-sohib gokil gue.

"Sam!"

Gue menoleh ke arah Raxel. Salah satu sahabat gue dari SMP.

"Apaan?"

"Lo gak ngelatih basket hari ini?"

Derga ikut menoleh ke arah Raxel.

"Lah, dia aja lagi nyebat sama kita sekarang xel," sahut Derga.

Raxel menggelengkan kepalanya, "Maksud gue, lo hari ini gak ada jadwal ngelatih di soemantri besok sore?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SamanthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang