1;Arin

6.4K 586 56
                                    

Arinta point of view.

Aku tidak dapat menahan tangis lagi. Biarlah meja rias pengantin ini menjadi saksi kesedihanku. Make up ku sudah pudar, rambutku sudah tak terbentuk lagi, mataku sembab dan menghitam akibat eyelinerku. Sungguh aku sangat terlihat seperti Monster pengantin.

Aku habis melaksanakan pernikahan 'paksa'ku dengan pria tua, menurutku. Ya, dia Byun Baekhyun. Bisa dibilang Perjaka tua yang berumur 28tahun menikah denganku gadis berusia 18 tahun, yang 2 bulan lagi akan melaksanakan UN. Pernikahan konyol macam apa?

Aku, Arinta. Gadis yang dipaksa untuk menikah dengan Byun Baekhyun atau sering dipanggil Baekhyun. Menikah akibat orangtua ku tidak mampu untuk membayar hutang di perusahaan milik ayahnya. Akhirnya aku dijadikan korban untuk melunasi hutang orangtuaku.

Flashback on.

"Tidak bun, aku tidak ingin menikah." Ucapku terisak tangis.

"Ayah tidak mampu membayar hutang perusahaan ayah kepada perusahaannya. Sebagai gantinya, Ia hanya ingin kamu menikah dengan anaknya agar anaknya tidak memikirkan kariernya saja." Jelas Ayahku di ruang keluarga.

Aku, Ayah, Bunda, Kak Chanyeol dan adikku Guanlin sedang berada di ruang keluarga untuk membahas permasalahanku maksudnya permasalahan orang tuaku yang menyangkut masa depanku.

"Kenapa harus aku?" Aku masih terisak tangis dipelukan Kak Chanyeol. Dan tanganku di genggam erat oleh Guanlin.

"Maafin ayah. Mereka hanya mempunyai anak laki laki. Kau akan dinikahkan dengan anaknya." Ucap Ayahku.

Aku masih terisak setelah dijelaskan oleh Ayahku. Kak Chanyeol terus memeluk dan mengelus punggungku dengan lembut.

"Pernikahan kalian akan di laksanakan 3 hari lagi." Lanjut Ayah membuatku semakin menangis.

Harus kah aku menerima semua ini?

"Tapi aku masih sekolah, Ayah. Lagipula, usia ku terpaut 10 tahun dengannya." Ucapku mencoba untuk mengatur nafas ku.

"Dikit lagi kamu akan lulus. Tak usah banyak alasan. Mau tidak mau, pernikahan ini akan terjadi." Ucap Ayahku tegas. Bunda langsung mengelus punggung Ayah.

Aku hanya dapat menerima apapun keputusan ayahku yang memang tidak bisa diganggu gugat.

"Baiklah jika mau Ayah dan Bunda seperti itu. Aku akan menerimanya sebagai ucapan terima kasih telah merawatku." Ucapku menghapus Air mataku.

"Terima kasih sayang." Ayah langsung mencium keningku.

Flashback off.

Aku menangis dan berfikir. Bagaimana kalau Uncle Baekhyun -panggilanku untuknya- meminta hak malam pertamanya. Aku masih sekolah dan tidak mungkin melaksanakan UN ketika sedang hamil. Bagaimana kalau aku dikeluarkan dari sekolah? Ah.

"Sudah, kamu jangan menangis lagi. Lebih baik bersihkan dirimu supaya lebih tenang." Titah Uncle Baekhyun kepadaku.

"Baiklah. Uncle." Ucapku lalu menuju kamar mandi.

...

20menit sudah aku berada dikamar mandi. Aku kesulitan untuk membuka Gaun pernikahanku terutama ritsleting yang berada di belakang punggungku. Haruskah aku meminta bantuan kepada Uncle Baekhyun? Ah tidak tidak. Aku tidak ingin pertanggung jawabkan sesuatu.

"Kamu sedang apa? Lama sekali dikamar mandi? Saya khawatir." Ucap Uncle Baekhyun dari Luar Kamar mandi.

"Tolong jawab atau saya akan buka paksa." Ucapnya berlanjut. aku yang takut dengan ucapannya akhirnya membukakan pintu kamar mandi.

Sweetest Husband ; BaekhyunWhere stories live. Discover now