3. Airport, deja vu and you

1.8K 402 65
                                    

Salju membuat sebagian jalanan di kota Paris ditutup. Maskapai penerbangan pun beberapa mengalami delay. Seperti yang saat ini dialami beberapa penumpang, duduk di kursi dengan raut wajah beragam. Beberapa yang seperti menahan kekesalan dan bahkan memarahi staff penerbangan, sedangkan beberapa nya lagi nampak tidak peduli dan memilih membuang waktu dengan berselancar dengan gadget mereka.

Suzy bertumpu dagu, menatap kearah bapak-bapak yang sedang mengomeli staff penerbangan karena delay yang tak kunjung berakhir.

"Pak tua itu semakin membuatku jengkel saja!" Gerutu Suzy. Wanita itu, paling anti sekali dengan yang namanya seseorang yang egois dan tak sabaran. Delay juga disebabkan karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penerbangan karena faktor cuaca yang memang sedang tidak memungkinkan. Lagipula, memangnya dari semua yang terdampar disini, hanya Pak tua itu saja yang memiliki kesibukan? Suzy yakin bahkan setiap orang disini juga memiliki kesibukan, namun mereka lebih bisa memanage diri mereka dan tidak melampiaskan kepada yang tidak bersalah.

Suzy menoleh ketika merasakan sesuatu yang dingin menempel di pipi kanannya, kemudian mendapati es krim rasa pisang nampak menggiurkan didepannya. Tangan Suzy langsung menyambar es krim itu dengan senang, lalu membuka bungkusnya.

"Cuaca dingin seperti ini dan calon isteriku malah meminta dibelikan es krim." Kata Sehun. Ia lantas mengambil tempat disebelah Suzy dan membuka kacang panggang yang dibelinya.

Suzy menjilat ujung es krim nya dan kekesalannya akibat Pak tua yang sekarang sudah duduk di tempatnya itu langsung menguap.

"Kau selalu membeli kacang disaat kau tau aku alergi kacang." Suzy melirik Sehun yang sedang mengunyah dengan nada sebal. "Aku harus mempertimbangkan ulang kesetujuanku menjadi isterimu..." Lanjut Suzy.

Sehun terkekeh, "Teruslah seperti itu, Suzy."

"Seperti apa?"

"Mulai mempertimbangkanku. Aku menyukai kata-kata itu." Ucap Sehun pelan.

***

"Hei, Kim Myungsoo! Kau dengar aku tidak?!" Suara bising yang terdengar dari handsfree yang digunakannya membuat Myungsoo mendesah kesal. Pekerjaannya sudah begitu banyak dan ribet karena sejak pagi-pagi sekali dia harus mengikuti seseorang yang akan tiba dari Paris. Sehingga, sejak sepagian ini dia dan tiga orang lain di timnya sudah berjaga-jaga disana.

"Tenanglah, hyung! Kau membuat konsentrasiku buyar jika kau terus saja memanggilku!" Myungsoo keki.

"Kudengar maskapai yang membawa Michele Hwang orang kepercayaan Jang Tae Joon akan tiba lima menit lagi. Kau harus standby di tempatmu, Myung."

"Aku sudah sejak tadi standby di tempatku." Myungsoo berdecak, "Kau fokus di pintu vip, jangan malah menggoda staff-staff cantik disana." Lanjut Myungsoo. Dia sangat tahu jika tabiat Sungkyu yang suka menggoda para wanita cantik yang berada didekatnya.

Terdengar suara kekehan diujung sana,  "June, kelinci gila ingin mengajakmu berkencan hari minggu besok katanya. Kau mau tidak?" Kemudian suara milik Sungkyu yang bertanya pada siapapun orang bernama June disana, yang langsung membuat Myungsoo mencopot handsfree nya.

Myungsoo mendengus kesal. Jika Sungkyu ingin mendekati wanita tolonglah jangan bawa-bawa namanya. Lagipula, seberapa besarpun keinginan Sungkyu menjodohkan ia dengan wanita manapun, Myungsoo tidak akan merespon. Ntah kenapa, dia merasa tidak ada wanita Seoul yang membuatnya tertarik.

Bahkan, ketika mendengar Ellen menikah dengan si tukang robot itu saat Myungsoo sedang di akademi kepolisiaan kala itu dirinya sama sekali tidak merasakan patah hati atau semacamnya. Kenapa? Myungsoo juga tidak tahu.

One Day in Summer #2Where stories live. Discover now