08 - Simurai Sai

1.8K 263 18
                                    

.
.

"Ayaah....?"

Naruto yang saat ini posisinya sudah membalikkan badannya kebelakang, untuk melihat siapa gerangan yang memanggilnya beberapa menit yang lalu. Ditambah lagi rasa penasarannya semakin membuncak ketika suara kedua anaknya yang ia kenali menyebut ayah pada sosok pemuda bersurai hitam berkulit putih pucat tengah tersenyum sambil merentangkan kedua tangannya hendak menyambuti kedatangan kedua anak yang telah lama tak bersua.

Mata Naruto terbelalak, rahangnya mengeras. Dengan langkah sigap dan cekatannya, Naruto melesat bagai angin mendekati kedua buah hatinya. Hingga membuat tubuh Jiraiya terhuyung kebelakang akibat angin dan aura menyeramkan yang diciptakan oleh Naruto.

"Hentikan!" Teriak Naruto lantang sambil menarik kerah belakang pakaian yang dikenakan pria bersurai hitam itu, membuat sang pria terlontang jatuh kebelakang dengan pantat yang menempel ke lantai.

Sang pria meringis kesakitan, begitu pula semua raut wajah para pengunjung beserta pegawai hotel. Seolah bisa merasakan rasa sakit yang diderita oleh pemuda tersebut.

"Sekali lagi kau mencoba untuk menyentuh kedua anakku. Ku bunuh kau!" Kali ini posisi Naruto sudah memeluk kedua anaknya, lebih tepatnya menahan kedua anaknya yang tengah ingin mendekap masuk kedalam pelukkan sang ayah.

Mata biru Naruto menyipit, menyiratkan tanda tak suka pada pria bersurai hitam yang saat ini tengah didatangi oleh seorang wanita bersurai merah yang memancarkan sinar kekhawatiran pada sosok pria yang tengah menampilkan senyum kepalsuannya, membuat Naruto ingin sekali menerjang peliharaan pemuda tersebut.

"Kalian berdua, hentikan!" Setelah dirasanya kedua anaknya telah berhenti berkoar-koar meminta untuk dilepaskan. Naruto menarik kedua tangan anaknya untuk menjauh dari semua tatapan orang-orang yang hendak ingin bertanya, apa gerangan yang terjadi?

"Kau tidak apa-apa?" Tanya si wanita bersurai merah lembut tersirat nada kekhawatiran yang sembunyi di balik pertanyaan tersebut.

"Tidak apa-apa.." ungkap si pria sambil tersenyum dan menerima uluran tangan sang kekasih yang sudah menjadi istri keduanya ini.

Sasuke yang masih diam berdiri sambil memasukkan kedua tangan dikantong celananya mengangguk mengerti sambil menyunggingkan senyuman kecil.

"Sepertinya menarik?"

Imbuhnya sambil bersiul meninggalkan tempat yang menjadi lokasi kekerasan beberapa menit lalu.

.
.
.

Setelah memasuki kamarnya, dengan menyeretkan kedua tangan milik putra-putrinya. Naruto mulai bereaksi, melontarkan kata-kata khiasan dan penuh makna tidak baik untuk seumuran anak-anaknya ini. Seperti mengumpat, memaki dan sebagainya.

"Apa kalian masih belum mengerti juga. Semuanya telah berakhir. Dia bukan ayah kalian lagi, mengerti?!"

Naruto membuka handuk yang menutupi tubuhnya, membiarkan dua asetnya yang masih setia ditutupi oleh pakaian dalam warna-warni pelangi.

Kedua tangan Naruto kali ini memegang sisi pinggangnya, sambil mendongakkan dagunya Naruto berujar lagi.

"Apa kalian tidak lihat, lelaki itu telah bersama dengan wanita lain?!"

Perkataan Naruto semakin menyadarkan Menma dan Rin, membuat dua bocah tersebut menundukkan kepala mereka sedih. Ya mereka tau, jangan diperjelaskan lagi. Apakah salah jika merindukan ayah mereka sendiri?

Naruto menghela nafas lega, ketika ia melihat kedua anaknya mulai mengerti dengan apa yang dikatakannya.

"Jika sampai aku melihat kalian mencuri kesempatan untuk bertemu lelaki itu," Naruto menjeda kalimatnya sambil menyungingkan senyuman liciknya. "Rencana perjalanan liburan kita berakhir sampai disini!"

BAD MOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang