02 - Keras Kepala

4.7K 688 55
                                    

       



Terselip di antara sekian banyak kamar pasien, ada sebuah lorong khusus di lantai dua Rumah Sakit Haesung. Lorong tersebut akan membawa para dokter yang sudah bekerja keras seharian, menuju kamar tidur mereka.

Son Seungwan berjalan penuh gelisah berjalan menuju kamarnya. Karena hari sudah malam, Seungwan berusaha tidak menimbulkan suara dengan hentakkan kakinya. Sebagian lampu di lantai itu sudah dimatikan, tapi perempuan itu masih dapat mengenali jalan menuju surga kecilnya.

Hanya dengan satu tarikan napas, Seungwan mengetuk kemudian membuka pintu kamarnya.

"Ssssh!"

Peringatan lembut tersebut tertangkap oleh telinga Seungwan. Dengan perlahan Seungwan menutup pintu dan duduk pada satu-satunya kursi yang ada untuk istirahat. Tangannya dengan lihai melepas kuncir dan membiarkan rambutnya terurai bebas menyentuh bahu.

"Dia sudah tidur?" tanya Seungwan pada perempuan yang duduk di kasur miliknya.

"Sudah," perempuan bernama Seulgi itu menjawab dengan pelan. Di balik Seulgi, ada seorang anak kecil yang tidur dengan lelap.

Mata Seungwan terperangkap pada sosok anak kecil tersebut. Rambutnya yang panjang dan berantakan. Bajunya yang sudah tidak rapi setelah dipakai seharian. Tubuhnya yang begitu kurus karena suka pilih-pilih makanan.

Dan hati Seungwan merasa bersalah karena sudah membiarkan anak itu tertidur di tempat tidak nyaman seperti ini.

"Kamu nggak kembali sejak jam delapan tadi," ujar Seulgi. "Sibuk banget?"

Seungwan mengangguk. "Tadi aku mengurus beberapa pasien VIP bersama dokter lain. Saat tugasku hampir selesai, ternyata ada pasien yang masuk UGD VIP."

Seulgi mengernyit. "Kamu melayani mereka dengan pakaian seperti itu?"

"Mau gimana lagi!" seru Seungwan membuat anak kecil yang tertidur di kasurnya menggeliat. "Ups."

"Itu bukan salahku," sahut Seulgi sambil menahan tawa.

Hari ini adalah pertama kalinya Seungwan melayani pasien sambil mengenakan gaun. Dan Seungwan bersumpah, ia sangat malu berkeliaran di rumah sakit dengan pakaian seperti ini. Parahnnya lagi, Seungwan tidak menemukan satupun jas dokter untuk menutupi gaunnya yang berwarna merah sampai ia tiba di UGD untuk pasien VIP.

"Ini salahku, iya aku tahu," jawab Seungwan malas.

Berani berbuat, berani bertanggung jawab. Pernah dengar kalimat itu? Seumur hidup, Seungwan selalu memegang kalimat tersebut, baik sebagai Dokter maupun sebagai seorang perempuan. Seungwan adalah tipe orang yang santai tapi serius, karena itu orang akan betah berada di sampingnya.

Jadi, sampai di mana tadi? Oh, ya, insiden gaun Son Seungwan.

Sekitar pukul enam sore—tepatnya empat jam yang lalu—Kang Seulgi sang fashion designer masuk ke kamar dokter Seungwan sambil membawa beberapa gaun dari butiknya. Gaun tersebut dibawa oleh Seulgi atas permintaan Seungwan, karena dokter berusia 26 tahun itu hendak menghadiri sebuah pesta besok.

Tentu saja Seungwan tidak langsung mencoba mengenakan gaun tersebut. Masih dengan celana jeans serta kemeja biru mudanya, Seungwan berbagi cerita dengan Seulgi dan juga Haesoo—nama anak kecil yang saat ini sedang tidur di kasur Seungwan.

Baru sekitar pukul setengah delapan lah Seungwan mencoba satu per satu gaun tersebut. Mulai dari yang berwarna hitam, biru tua, putih, semua dicoba oleh Seungwan hingga perempuan itu menemukan gaun yang pas.

Sampai di saat Seungwan mencoba gaun terakhir yang berwarna merah, perempuan itu menerima panggilan telepon bahwa di sektor VIP sedang kekurangan tenanga. Dengan buru-buru Seungwan keluar dari kamarnya, tanpa memperhatikan penampilannya yang cukup terbuka.

Primrose ; suga wendyWhere stories live. Discover now