See the Cassiopeia

1.3K 62 7
                                    

@@@

Setelah puas menikmati semilir angin dari kota tempatnya dilahirkan ini ia pun memilih taman yang menurutnya indah itu untuk menjadi tempat persinggahan.
Ia tidak ingin pulang ke rumah dulu.
Akhirnya ia menduduki kursi taman dan memandangi langit malam.
Di langit malam ini rasi Cassiopeia sedang menampakan dirinya.
Rasi itu salah satu favorite-nya,rasi berbentuk huruf W terukir indahnya dilangit

"Lagi liatin bintang?" Sontak Jess terkejut mendapati suara yang menunjukan bahwa orang yang memiliki suara itu berada tepat disampingnya sekarang,lengkap dengan pakaian khas untuk orang yang bermain basket lengkap dengan bajunya.
Setelah sadar dari keterkejutannya Jess mengangguk.

"Lo liat bintang yang nyambung hadi huruf W itu?" Tanya Jess dengan mata yang masih menerawang langit malam yang ditaburi sang benda langit cerah itu.

"Iya liat. Itu rasi kan? Jess mengangguk menanggapi pertanyaan Bima

"Itu namanya rasi Cassiopeia" sahutnya. Ia memandangi kembali rasi itu. Membayangkan ia dapat melayang di ruang tanpa batas,ruang angkasa. Bersama benda-benda langit bercahaya itu. Ia tersenyum membayangkan betapa bebasnya ia jika ia bisa melayang disana.

"Ngomong-ngomong kok lo bisa kesini?" Bima memecah keheningan.

"Iseng aja. Kalo lo?"

"Ini tongkrongan gue dari kecil. Liat lapangan basket yang disana?itu tempat biasanya gue latihan" sedangkan Jess hanya mengangguk-angguk mendengar penjelasan Bima.
Hening kembali menghampiri keduanya.
Sampai mata Bima tertuju pada seseorang yang berdagang ice cream.

"Lo mau ice cream?" Tanya lelaki itu. Sukses membuat kedua pasang mata milik wanita itu beralih padanya. Jess mengangguk

"Vannila"
Bima berjalan kearah si pedagang ice cream.

"Kaya biasa mas?" Pedagang yang hafal betul pesanan sang pelanggan hanya perlu menyebut kata-kata itu saat sang pelanggan menghampirinya

Bima mengangguk, " tambah vanilla satu bang"

Kening si abang penjual ice cream berkerut, "bukannya si mas bilang kalau nggak suka vanilla ya? Kok bisa sekarang suka mas?"

"Bukan buat saya mas tapi buat cewek itu tuh" jawabnya seraya menunjuk gadis yang berada di seberang jalan dimana ia berada sekarang.

"Ohh pacarnya toh mas. Akhirnya si mas ini ngajak pacarnya juga kesini" ledek si abang penjual ice cream sambil masih men-scoop ice cream-nya

"Bukan pacar kok bang. Cuman temen" balas Bima masih dengan senyum-nya.

"Yaudah nih dark chocolate buat mas dan vannila buat si mbak-nya" Bima membayar kedua ice cream itu.

"Nih" Bima membuyarkan lamunannya.

"Makasih" Jess pun memakan ice cream dengan rasa kesukaannya dengan lahap.

"Ga di sangka si muka tembok suka makan ice cream ternyata" Bima masih memandangi langit malam seraya mengejek gadis di sebelahnya. Gadis itu hanya menaikan sebelah alisnya

"Muka lo yang kayagitu ngeselin banget sumpah!" Cercahnya. Gadis itu mengubah ekspresi-nya menjadi menggerutkan dahinya.

"Itu juga ngeselin!" Cercahnya lagi. Akhirnya Jess memutuskan memandangi langit malam.

"Ngomong-ngomong gue kepo malam ini gapapa kan?" Tanya Bima ragu. Gadis itu kembali mengerutkan dahinya

"Kalo ekspresi lo kayagitu berti iya dong ya"

"Mmmmm perasaan kenapa banget deh gue gapernah liat lo deket sama cowok jangan kan cowok cewek aja kagak. Emangnya lo kenapa...?" Tanyanya ragu pada kalimat terakhir. Jess menampilkan senyum pahitnya seraya menyerup ice cream vannila-nya

"Ngapain juga lo punya segalanya. Tapi pada akhirnya lo juga bakal kehilangan semuanya,secara perlahan. Percuma" sahutnya,masih menampilkan senyum pahitnya

"Setidaknya lo punya tempat. Punya tempat buat berbagi cerita. Punya tempat untuk membagi beban lo" jawab Bima

"Gue gabutuh. Dari kecil gue udah terbiasa kayagini. Gue gabutuh tempat buat bagi duka-duka kaya gitu. Karena gue udah senang hidup kaya sekarang. Gue bisa nutup semua cerita hidup gue sendiri. Gue puas sama hidup gue sekarang." Lantang ia mengucapkan setiap kalimatnya. Senyumnya bertambah mengembang.

"Bilang sama gue...bilang...apa yang bikin lo kaya gini...?"tanya Bima lirih mendekatkan wajah-nya pada Jess. Jess menampilkan senyumnya.

"Apasih yang pingin lo tau dari kehidupan seorang anak haram? Yang udah ditinggalin nyokap dinas diluar kota dari kecil? Cuman ada dirumah pas hari raya atau acara penting doang" senyumnya melebar. Bahkan jejeran gigi putihnya tampil dengan rapinya sekarang.
Malam itu mereka menceritakan cerita mereka masing-masing pada satu sama lain.
Dari alasan mengapa Jess tidak pernah mempunyai teman dekat. Dari mengapa Jess lebih suka menusuri jalanan kota daripada dirumah.
Dan
Dari mengapa juga Bima selalu berganti cewek. Beda hal-nya dengan cewek normal yang akan membela kaum cewek mendengar alasan Bima. Jess hanya tersenyum menanggapinya dan meng'iya'kan jika kaum cewek memang seperti itu.
Dari mengapa Bima mendapat mengapa ia mendapat perspective bahwa kaum cewek seperti itu. Cerita mereka mengalir begitu saja.
Bahkan sempat air mata Bima mengalir jatuh menceritakan kejadian pilu masa lalunya. Ia malu,ia marah pada dirinya.
Karena kisahnya tak sepilu gadis itu,namun mampu membuatnya berderai air mata mengingat cerita pilu yang tak ada apa-apa nya dengan kisah wanita itu.
sedangkan wanita itu hanya tersenyum,tersenyum dan tersenyum lebih lebar.
Karena ia menangis dalam senyumannya

@@@

7th of june,2014

My GalaxyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang