Chapter 7

1.7K 341 139
                                    

Kyungsoo duduk di atap sekolah sambil memandang kearah langit dengan tatapan kosong.

'Apa yang terjadi? Mengapa?' Batin Kyungsoo.

Dia sudah tidak mengikuti dua jam pelajaran, oh lihat, murid teladan baru saja membolos.

Kyungsoo merasa seperti member yang hilang berusaha memberi tahu dirinya, tetapi apa?

Dia sudah menemukan maksud Xiumin, lari, dari apa? Dari siapa? Mengapa ia harus lari?

Ribuan pertanyaan mengelilingi kepala Kyungsoo.

Kyungsoo membuka handphonenya lalu melihat riwayat teleponnya dengan Chanyeol.

'Mungkin Chanyeol berusaha memberi tahu sesuatu juga. Dia tidak hanya... keluar negeri bukan?' Batin Kyungsoo.

Ia mencoba membuka rekaman teleponnya dengan Chanyeol kemarin lalu teringat sesuatu.

'Baekhyun.'

Kyungsoo segera berlari sekencang mungkin keluar dari sekolah.

=== Brothers ===

"Baekhyun! Buka pintunya! Hei!" Kyungsoo menggedor-gedor pintu rumah Baekhyun.

"Baekhyun! Kumohon buka pintunya!"

Kyungsoo mengambil aba-aba untuk mendobrak pintu Baekhyun.

Tiba-tiba handphone miliknya bergetar.

You have received a voice note from baekhyuneee_

Kyungsoo menghentikan kegiatannya dan membuka pesan suara dari Baekhyun.

"Hei Kyungsoo, berhenti berteriak, aku butuh tidur kau tahu."

"Maaf membuatmu khawatir, tapi aku butuh waktu sendiri."

"Padahal selama ini kita selalu bermain bersama membuat mantra-mantra, kau ingat? Bersama a-adikku, seperti nuhes halada gnuyheat hunubmep!"

"Tapi sayang sekali, adikku sudah tidak ada, dan aku butuh waktu sendiri jadi kita tidak bisa bermain lagi."

"Maaf, aku tidak bisa membuka pintunya untukmu."

Kyungsoo terdiam.

Setelah menyadari maksud Baekhyun, ia segera berlari ke rumah Kai.

'Kai, kumohon, selama ini aku selalu membencimu kalau kau membolos, tapi kali ini aku benar-benar berharap kau membolos.' Batin Kyungsoo.

Kyungsoo tidak peduli lagi dengan apapun, pikirannya hanya penuh dengan Kai, ia bahkan mengambil jalan tembus yang selalu ia jauhi.

Lalu ia melihat motor Kai.

"KAI! KAU DIMANA?!" Teriak Kyungsoo di jalan itu.

"Well, well, lihat siapa yang ada disini." Ucap leader seventeen, S.coups.

Kyungsoo menarik kerah S.coups.

"Dimana Kai huh?!" Ujar Kyungsoo.

"Whoa, whoa, santai, kita hanya berdua disini dan tanganku patah, bukan kah ini tidak adil?" Ucap S.coups lalu Kyungsoo mendorong tubuh S.coups menjauh darinya.

"Sejujurnya... aku tidak tahu." S.coups menundukkan kepalanya.

Kyungsoo mengerutkan dahinya.

S.coups menatap Kyungsoo dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Hei, Kyungsoo, sepertinya aku akan menyusul memberku sekarang, dan mau tahu rahasianya? Sebenarnya aku seharusnya sudah bersama memberku, tetapi aku menunggumu datang." S.coups tersenyum.

"Hanya saja aku tidak ingin bertemu dengan member dari grupmu atau dirimu terlalu cepat disana, aku tidak bisa mengatakan apapun yang aku lihat, yang terjadi pada kami, itu akan menghancurkan hukum alam, tapi aku bisa mengatakan hal ini, Kai tidak membolos." Setelah mengatakan itu S.coups menghilang.

Kyungsoo menoleh ke kanan dan ke kiri tapi tidak menemukan keberadaan S.coups.

"Aku terlambat... lagi."

=== Brothers ===

Kyungsoo duduk di ruang tamu miliknya, tidak ada orang yang menemaninya, hanya suara tv yang menyala, beberapa botol bir di tangannya dan tas sekolah Chen.

Chen hilang meninggalkan tasnya, Xiumin, Lay, dan Suho sama sekali tidak ada jejak, tapi tas Chen kali ini lebih seperti- disembunyikan.

Kyungsoo menemukannya di ruangan musik di dalam tempat duduk piano.

Chen seperti tahu ada sesuatu yang akan datang.

"Breaking news, sekelompok murid dari Seoul international highschool ditemukan tewas. Berjumlah tiga belas orang, di duga dua belas pemuda di bunuh oleh leader mereka Choi Seungcheol lalu membunuh dirinya sendiri. Berikut nama pemuda yang dibunuh oleh Choi Seung-"

Kyungsoo mematikan tv yang ia nonton.

Kyungsoo tertawa sinis.

"Bahkan setelah kau mati, kau masih tersiksa S.coups. Disini kau pembunuhnya, oh ayolah betapa bodohnya polisi jaman sekarang, satu orang tangan patah membunuh dua belas orang? Bullshit." Ujar Kyungsoo.

"Bahkan mereka tidak percaya dengan apa yang ku katakan."

Ya, Kyungsoo sudah datang ke kantor polisi tetapi polisi mengusirnya karena pemuda seperti dia tidak pernah di percaya.

Ini dunia jaman sekarang.

Kyungsoo melirik tas Chen yang tergeletak di lantai.

Ia mengambilnya lalu membukanya.

Ia membongkar seluruh isinya hingga menemukan CD rekaman di dalamnya.

Ia memutarnya di tvnya lalu menemukan video Chen dan Sehun yang duduk bersama di ruang musik di sekolah.

"Baiklah, lagu yang akan ku ku mainkan kali ini berjudul don't say yes if he ask you featuring Sehun."

"Bukankah kau bilang judul lagunya don't go, Chen hyung?"

"Oh iya ya? Aku pernah dengar judul lagu yang judulnya seperti itu. Isinya itu seperti help me help me help us~ it's not too late for you before you said yes~ but it's too late for me~"

Kyungsoo melihat Chen yang berfikir keras seperti ingin lari pada saat itu juga.

"Oh ya Sehun, aku baru ingat! Aku ada janji dengan Kyungsoo, kita membuat lagunya besok saja ya."

Kyungsoo bisa melihat Chen mendekati kameranya lalu menatap kearah kamera dengan pandangan sendu.

Lalu kamera itu mati.

Kyungsoo. Semuanya tergantung padamu.

To Be Continued^^

Makasih lho mau komen.

Aku terharu masa :')

Oh ya, jangan lupa peka ;)

Keep Vomment Guys,

Love you.

вroтнerѕWhere stories live. Discover now