Lagi-lagi ada yang memberi coklat dan bunga.
"Ka, ini buat kakak cantik. Aku pergi ya, dadah."
Shania sangat gemas melihat tingkah laku anak kecil tersebut. Ia terus melihat anak tersebut yang berlarian dan perlahan menghilang dari pandangannya.
"Ini semua coklat sama bunga dari siapa sih?" Shania terus bertanya-tanya kepada dirinya sendiri.
"Coklat dari siapa lagi, Ci?,"
"Astaga, ngagetin kamu, Shan. Nggak tau, tadi ada anak kecil yang ngasih."
"Hehehe, maaf, Ci. Yaudah, yuk Ci kita mau pada makan dulu."
"
Saat memasuki restoran, mereka disuguhkan dengan dekorasi yang sangat indah.
Balon berwarna merah muda disusun berbentuk hati, alunan piano sangat merdua dan lembut, banyak anak kecil yang berkeliaran sambil menggenggam bunga mawar putih.
"Hah?"
"Restorannya kayaknya niat banget ya," ujar Shania yang tidak ditanggapi oleh sahabatnya.
"Ayo, Shan."
Banyak keanehan yang terjadi di dalam restoran tersebut, Shania juga memikirkannya dari tadi. Semua meja kosong kecuali meja yang mereka tempati, tidak ada pelayan. Seperti mereka menyewa tempat ini.
Satu hal yang mulai Shania sadari.
"Itu Vino bukan sih yang main piano?," tanya Shania
"Masa sih, Ci? Mirip doang kali," jawab Shani.
Seorang menaiki panggung dengan membawa sebuah gitar. Shania tidak dapat melihat dengan jelas wajah pria itu.
YOU ARE READING
[2] Missing You ✔
Fanfiction"Sudah saatnya untuk melupakannya." "Eh tapi ketemu lagi sama dia. Melupakan dia nya kapan-kapan aja deh ya~ Percayalah, bahwa move on itu susah. Tapi lebih susah buat mecahin kode dia." Note:Ada beberapa adegan kekerasan dan bahasa kasar.
Bagian Kecil : Valentine's Day
Start from the beginning