Ep. 2

1.5K 120 29
                                    


"Udah deh nggak usah drama!"

"Ish, lo ganggu aja."

Shania mulai duduk dengan tegak dan Saktia yang siap mendengarkan cerita Shania dihadapannya.

"Itu ngingetin gue sama temen kecil gue."

******

"Tapi, kapan-kapan aja ya ceritanya. Kita habisin dulu martabaknya."

Makan adalah koentji.

Melihat Shania yang sibuk makan dan tidak memperdulikan kehadirannya. Membuat Saktia menjadi kesal. Terlebih lagi martabaknya dihabiskan sendirian oleh Shania.

"Gue balik ya,"

"Hn"

'Sabar, Sak, sabar.'

Akhirnya Saktia pergi dari rumah Shania, meninggalkan sosok Shania yang sedang kelaparan. Karena tidak ada kerjaan, setelah selesai menghabiskan martabak satu porsi sendirian. Ia memilih kembali untuk tidur.

Bodo amat sama diet.

Kita pindah ke lain tempat...

"

"Boby, maafin Anin dong. Anin cuma bercanda."

Untuk menjelaskan dialog yang ada diatas. Kita flashback dulu ke beberapa hari yang lalu.

Bukan flashback sama dia.

Flashback : ON

Boby, Anin dan yang lainnya sedang berada di dalam stadion Gelora Bung Karno untuk menonton pertandingan bola. Karena sangat jarang masuk ke stadion tersebut, mereka mengabadikannya dengan foto maupun video. Termasuk Boby.

Karena disampingnya sekarang hanya ada Anin, ia meminta tolong kepada Anin untuk mengambil gambar dirinya yang sedang memakai topi, pakaian yang berwarna hitam, dan berdiri dipinggir lapangan.

"Senyum dong,"

"Jangan kayak mau foto ktp deh, tegang,"

"Senyumnya yang lebar."

Dengan mengikuti beberapa arahan gaya dari Anin, akhirnya Boby punya 2 foto kenangan di stadion ini. Tanpa melihat hasilnya, Boby memasukkan ponselnya ke saku celana dan berjalan meninggalkan Anin dibelakang.

"Ih, Boby tunggu."

Karena teman-temannya sedang sibuk sendiri, sedari tadi Anin menempel terus ke Boby. Terlihat seperti sepasang kekasih.

"Jauhan, Nin,"

"Biar nggak disangka jomblo, Bob."

Tidak sengaja salah satu teman Boby lewat dan melihat kedekatan Boby dan Anin.

"Cieeeeee, Anin, Boby."

"Apa sih, ka Devan," ujar Anin pura-pura tersipu malu dan menyembunyikan wajahnya di lengan kurus milik Boby.

"Nggak usah malu gitu, Nin,"

"Badan lo gembrot. Udah tau gue sama Anin cuma sepupu, nggak lebih."

"Sakit aku tuh tidak dianggap ka Boby ( °^°)/,"

[2] Missing You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang