3. Tiga Klan Berkumpul

16.4K 258 17
                                    

BAB III

Tiga Klan Berkumpul

*

Satu bulan setelah kelahiran Siera, keluarga Harata—khususnya para Tetua telah menerima informasi tentang kejadian mengejutkan ini. Bahwa ternyata dalam kurun lima belas abad, untuk pertama kalinya bayi perempuan dilahirkan dari pasangan Shino dan Mieko. Sunggu entah apa yang suami dan istri itu pikirkan, hingga melakukan kenekatan dan berani mengambil risiko untuk kelahiran anak lelaki yang juga adalah kembaran Siera.

Bukan main, tentu Tetua langsung mendatangi kediaman Harata yang berada di Tokyo. Mereka langsung berkumpul, membahas hal pelik yang diciptakan sepasang suami dan istri itu.

"Kami sudah bilang kepada kalian agar menggugurkan bayi itu! Kenapa kalian tidak melakukannya?" Takeshi berteriak lantang, kemarahan jelas tercetak di wajah lelaki berumur itu. Tak bisa tenang karena memikirkan hal bodoh dan sudah dilakukan dua orang yang duduk bersimpuh di hadapannya.

Napas-napas ketakutan memenuhi seisi ruangan, keringat mengalir di balik kimono yang dikenakan.

Kokoro no Yami—kekelaman hati adalah kutukan yang diberikan oleh iblis Yamata no Ryu pada saat penyegelannya berlangsung, 1480 tahun lalu tepatnya. Semua itu terjadi karena kesalahan yang tercipta saat penyegelan, hingga menyebabkan keluarga Harata mendapatkan kutukan, dan hanya sempat terucap untuk anak perempuan saja sebelum iblis itu benar-benar tersegel dengan sempurna.

Tiga klan yang bersatu untuk menyingkirkan iblis, di antaranya adalah Harata, Aoryu dan Yakumo.

Selama hampir lima belas abad, Klan Harata selalu mengawasi agar anak perempuan tidak terlahir di dalam keturunan mereka. Hanya anak laki-laki, tetapi sekarang masalah menjadi sangat rumit karena anak perempuan telah terlahirkan, berupa jelmaan dari jiwa iblis yang mereka segel ribuan tahun lalu.

"Kita harus memusnahkan iblis cilik ini, dia akan sangat berbahaya jika berhasil menemukan tubuh aslinya." Tetua pun tak tahu harus melakukan apa lagi, hanya bisa mengusulkan hal tersebut terlebih dahulu sebagai penindakan yang pertama kali mereka lakukan.

Walau tak ingin menyetujui perkataan para Tetua, pasangan Harata yang memiliki anak perempuan terpaksa mengikuti kemauan mereka untuk memusnahkan iblis yang menjelmai sang Bayi. Demi kedamaian, mereka harus mengorbankannya. Dan di sinilah mereka, di sebuah tempat yang dapat digunakan untuk membakar mayat, tempat untuk kremasi.

Harata Siera—nama bayi itu, kemudian diletakkan di dalam sebuah tempat pembakaran mayat yang ada di dekat kuil. Dengan berat hati, Shino memandangi bayi mungil suci itu dengan tatapan pasrah dan sedih. Namun, ia sendiri tahu bahwa bayinya akan membawa risiko besar hingga menyebabkan hal buruk jika tak ditindaklanjuti. Mengembuskan napas, akhirnya ia melangkah dan membiarkan penutup tempat pembarakan dikunci.

Setengah jam lebih api dengan ribuan derajat panasnya itu berkobar di dalam pembakaran, Shino hanya bisa memeluk istrinya yang menangis karena tak tahan dengan keadaan yang mereka saksikan. Sambil memanjatkan doa dan berharap bahwa yang mereka lakukan adalah hal benar. Shino pun meneteskan air mata ketika pembakaran selesai, tungku kemudian langsung dibuka, dan pasangan suami-istri itu hanya bisa memalingkan wajah karena tak tega akan menyaksikan abu anak perempuan mereka.

"Ke-kenapa masih bergerak dan u-utuh?" salah satu Tetua tercengang dengan mata yang terbelalak, jari tangannya bergetar ketika menunjuk sesuatu yang berada di dalam tempat pembakaran mayat.

Siera yang seharusnya sudah berubah menjadi abu, nyatanya masih dalam keadaan utuh, walau seluruh kulitnya gosong dan dagingnya mengelupas dari tulang. Bayi perempuan itu malah tertawa mengerikan, padahal keadaan tulang wajahnya tengah terlihat setengah.

Siera (Dark Soul) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang