"Iya, Mah. Tunggu dulu."

Shania membersihkan air matanya yang tersisa. Mencoba tersenyum dan menunjukkan bahwa tidak ada sesuatu yang terjadi.

"Siapa, Mah?,"

"Boby." Larisa langsung berjalan turun sedangkan Shania berdiri mematung.

Ia berjalan dengan semangat untuk melihat tamu spesial yang datang kerumahnya. Dan hal yang menyenangkan adalah Boby mencari dirinya.

"Pagi Boby! Ngapain nih dateng kerumah pagi-pagi gini?," sapa Shania

"Jadi, nggak boleh nih?," tanya Boby sedih

"Eh! Boleh lah, boleh banget."

"Hahaha, nggak tau nih pengen aja kesini, mau ketemu kamu. Tadi aku bawa martabak. Kamu mau kemana? Kok rapih banget? Mau pergi sam-"

Lagi-lagi ucapan Boby dipotong oleh Shania.

"Martabak? Coklat-keju?,"

"Iya." Boby tersenyum melihat Shania begitu antusias dengan martabak yang dibawanya.

"Eh, tadi kamu nanya apa? Maaf aku potong,"

"Nggak apa. Kamu mau kemana? Rapih banget?," ulang Boby

Shania terdiam beberapa menit, ia mencoba mengingat kembali.

"Astaga, aku harus ke kampus!"

Shania kembali naik meninggalkan Boby sendirian yang bingung dan masuk ke dalam kamar untuk mengambil tas dan ponselnya yang tertinggal dikamar.

"Mah, Shania pergi dulu," teriak Shania

"Hati-hati."

Boby melihat Shania sibuk memainkan ponsel untuk mencari tumpangan.

"Mau ke kampus? Biar aku anterin aja, mau?," tawar Boby

"MAU BANGET LAH!"

"Shania kamu kenapa?!" Larisa berteriak dari dapur.

"Nggak apa, Mah!"

Setelah pamit ke Larisa, Boby langsung mengantarkan Shania ke kampus. Kampus mereka ternyata sama. Susah emang kalau udah jodoh. Apa-apa pasti sama.

Shania sangat menikmati situasi yang seperti ini, entah karena apa Boby sangat bisa membuat mood Shania yang tadinya buruk langsung membaik. Memeluk tubuh kurus Boby dari belakang dan menyenderkan kepalanya dipunggung tersebut merupakan posisi ternyaman setelah posisi ia dipeluk dan diusap kepalanya oleh orang tuanya.

"Shan, masih betah meluk aku? Ini udah nyampe,"

"Eh? Oh udah sampe ya, hehe. Kirain masih jauh."

"Pulangnya mau bareng lagi?,"

"Emang kamu ada kelas?,"

"Nggak ada. Mau ketemu sama anak-anak aja disini, ngomongin futsal,"

"Futsal? Nanti aku kabarin kalau udah keluar, ketemu di kantin aja."

[2] Missing You ✔Where stories live. Discover now