daftar smp

31 4 0
                                    

Setelah hari yang melelahkan di sd itu Erika harus mendaftar smp lagi untuk melanjutkan pendidikannya. Pagi itu pagi yang sangat cerah bahkan sangat terik. Sangat melelahkan harus mengantri untuk mendaftar. "Yah.. harus menunggu lama lagi padahal ini kan smp unggulan.katanya nasional junior high school. Tapi sesak juga ngantrinya."kata Erika kecewa.

1 jam kemudian
Erika masih saja mengantri. Rasa bosan menghantui Erika, ia tersentak sekwtika ada yang memanggilnya "Erika.."kata orang itu. Saat Erika berbalik ternyata itu Khrunnisa, teman sd nya yang juga ingin mendaftar di smp ini.
"Ih Erika. Eh Senangnya aku, kamu rupanya mau masuk sini. Karena dulu kamu bilang nggak mau masuk sini."kata Nisa kepada Erika. "Aku tu awalnya juga nggak mau. Tapi mama tu paksa, trus sampai diamcem ancem lagi. Ih sebel deh , jadi mau nggak mau harus di jalanin dulu. Sapa tau aku cocok disini kan boleh juga." Jawab Erika cemberut. "Ih. Kamu kayak orang gila tau gitu. Malu aku.."kata Erika nyengir.
"By..aku pergi dulu ya. Ada urusan lain."kata Erika berbohong untuk menghindari kegilaan Nisa.

Erika pergi meninggalkan Nisa, ia memilih untuk pergi ke taman dalam sekolah itu sambil menunggu panggilan namanya.
Erika duduk di sebuah bangku besi panjang.
Untuk menghilangkan kejenuhan nya ia memandang sekeliling.
Pandangannya terhenti pada tiga anak laki laki yang terlihat sangat akrab itu. Ia memerhatikan dengan saksama selama beberapa saat .Yang pertama agak tinggi mungkin berbeda tujuh senti lebih tinggi dari Erika. Berkulit putih, rambut pendek kriting, dengan lesum pipi yang manis sangat sering terlihat tersenyum. Berbeda dengan temannya yang satu ini terlihat lebih sering terlihat cemberut, berkacamata, lebih pendek dari temannya yang tadi. Dan sepertinnya laki laki ini sikap agak dingin dan tidak ramah. Kedua anak laki laki inj sudah bisa Erika terawang tapi berbeda dengan yang satu ini bagi Erika ia sangat susah di tebak jadi Erika memilih untuk mengabaikan tiga anak laki laki itu.

Erika mendengar bahwa seseorang tengah memanggil namanya lantas Erika lqngsung berbqlik ke belakang mencari seseorang yang telah memanggil namanya, ternyata itu Fahri temanya bimbingan belajarnya ketika masih tinggal di Yogya. Namun sebelum salah sangka Erika memastikannya teelebih dahulu.
"Maaf apakag kamu memanggil saya." Kata Erika kepada laki laki itu sambil menunjuk wajahnya.
"Iya. Kamu. Erika kan" kata laki laki yang mirip Fahri itu.
" Iya saya Erika. Kamu Fahri atau bukan." Kata Erika singkat.
"Iya saya Fahri. Erika serenia quida syabila kan." Kata Laki laki itu menyoba meyakinkan Erika. " Iya. Kamu Fahri doyo hiningrat."kata Erika
" Ya ampun Erika. Kamu tak berubah banyak ya. Kamu masih seperti dulu." Kata Fahri senang.
" Astaga, Fahri aku tak menyangka kamu ada disini."kata Erika juga senang. "Tapi kenapa tiba tiba kamu ada disini. Bukannya waktu itu kamu tinggal di Yogya , kok tiba tiba ada di Kalimantan. Tarakan lagi."tanya Erika bingung.
"Oh..Itu, ayahku berpindah tugasvdqn sepertinya kami akqn menetap disini." Jelas Fahri.
"Yah bagus lah." Jawab Erika singkat.
Percakapan terhenti sejenak
Suasana menjadi senyap.
Fahri membuka percakapan "Rika.."kata Fahri berbisik.
"Ada apa Fahri, kenapa kau berbicara seperti berbisik." Tanya Erika bingung.
"Oh..Tidak apa apa. Semoga kamu masuk sini ya." Kata Fahri terlihat gugup,dan langsung meninggalkan Erika di taman itu. "Eh.. Fahri tunggu...."kata Erika mencoba mencegah Fahri pergi. "Fahri kok aneh ya."guman Erika didalam hati.

"Krukk krukk" suara perut Erika yang ternyata lapar. Erika melihat ke arah jam tangannya yang menunjukkan sekarang sudah jam setengah satu siang. Waktunya makan siang tapi karena pendataran belum selesai jadi nggak boleh pergi atau berada di luar lingkungan sekolah walaupun sebenarnya sekolah ini berada sekompleks dengan sekolah dasarnya. Jadi Erika memutuskan untuk pergi mencari letak kantin sekolah ini untuk membeli beberapa makanan dan minuman untuk mengisi perut keroncongannya.

Sesampainya di kantin.

"Syukurlah kantinnya tidak terlalu ramai, jadi nggsk terlalu lama nunggunya."kata Erika didalam benaknya.
Erika memilih untuk memesan satu porsi ayam geprek dan satu gelas teh manis dinging untuk menu makan siangnya ini. Setelah membayar dan mengambil pesanannya Erika memilih untuk mencari meja yang bisa ia gunakan. Saat membalikkan badannya Erika bertabrakan dengan salah seorang dari tiga orang laki laki di taman tadi yaitu yang berkacs mata dan tidak terlalu tinggi.
"Eh..Aduh maaf nggak sengaja, nggak basah kan."kata Erika dengan wajah bersalah. Walaupun sebenarnya laki laki itulah yang menabraknya, sangat dingin mungkin bisa dibilang sombong. "Ih sombong banget sih tu cowok minta maaf aja enggak.  Ih jutek banget." Gumah Erika dalam hati. Setelah kejadian itu Erika pergi duduk di sebuah meja di pojok yang kosong.
Selesai mengisi perutnya Erika  kembali ke aula tempat mengantri tadi, Erika datang tepat waktu tak berselang lama. Namanya dipanggil dan Erika bersama mamanya pergi ke tempat yang telah di tentukan. Setelah diberirahukan tentang hal hal yang diperlukan akhirnya Erika pulang ke rumahnya. Ia hanya perlu kembali sore nanti untuk mengecek hasil pendaftarannya atau mengeceknya melalu situs internet dan kembali saat daftar ulang apabila ia diterima.

Dont a Triangle Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang