Last.

5.1K 533 114
                                    

Every ending is also a beginning

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Every ending is also a beginning. We'll meet again, i promise.

.

Taehyung menatap kosong pada bingkai foto ibu dan ayahnya. Mata yang membengkak itu melirik sejenak, melihat bagaimana dua orang anak kecil saling berpelukan sambil menangis, berusaha menahan isakan yang sebenarnya tak bisa di tahan.

"Taeyu, Teehyun." Taehyung memanggil, datar sekali. "Mari kita pulang?" Ajaknya.

Hari ini adalah hari dimana pemakaman kedua orang tuanya berlangsung, tidak ada keluarga atau kerabat dekat, mereka hanyalah kenalan ayah dan ibunya yang Taehyung anggap orang asing. Pahit sekali, kini mereka bertiga harus berjuang untuk hidup, tanpa peninggalan berharga apapun.

"Aku akan menunggu di luar." Taehyung segera berlalu dari sana, tak ingin larut dalam kesedihan terlalu lama. Pemuda itu berusaha mengumpulkan tenaganya, meski tahu ia belum sempat makan apapun hampir dua hari berturut-turut.

Sesampainya di luar, Taehyung memilih untuk merokok, yeah, dia merokok untuk menghilangkan kesedihannya. Bukan, dia bukan seorang perokok berat, bahkan masih di bilang amatiran (terkadang ia terbatuk karena asapnya sendiri). Sambil menghembuskan nafas panjang, Taehyung merogoh saku celananya, mencari benda yang mungkin akan membantunya saat ini.

Taehyung sangat tahu bahwa kedua adiknya tak pernah suka kalau dirinya merokok—merokok itu tentu tidak baik; paru-paru rusak, kanker bahkan bisa menyebabkan kematian.

Pasti ayah dan ibunya akan marah sekali jika melihat dirinya sekarang.

Belum sempat menyalakan api, Taehyung merasa seseorang menggenggam pergelangan tangannya begitu erat, aliran darahnya seperti terhenti mendadak. Taehyung mengangkat kepalanya, ingin melihat siapa orang yang lancang sekali memegangnya tanpa permisi.

"Merokok tak akan menyelesaikan masalahmu." Pria itu berkata dingin, wajahnya sedatar langit pada malam hari. "Aku Jeon Jungkook, kau pasti tahu aku, kita pernah bertemu sebelum ini."

Jeon Jungkook? Taehyung menaikkan satu alisnya, berusaha untuk mengingat.

Jika marganya adalah Jeon, maka seharusnya Taehyung tidak salah, di hadapannya itu benar-benar seorang Jeon Jungkook, orang yang pernah mengabaikan permohonan kedua orang tua Taehyung. Dia ingat sekali, pada saat itu perusahaan ayah Taehyung bangkrut habis-habisan, membuat keluarga mereka jatuh miskin hanya dalam waktu beberapa hari—mereka kehilangan segalanya, bahkan Taehyung mau tak mau harus menjaga adik-adiknya demi menggantikan ibunya yang mencari kerja.

Taehyung ingat, ibu dan ayahnya mengajaknya untuk berlutut di hadapan Jeon Jungkook (yang notabenenya masih sangat muda, tapi wajahnya begitu kurang ajar). Ayahnya memohon-mohon untuk minta dibantu, tapi pria sombong itu mengabaikannya, membiarkan mereka berlutut sampai seharian penuh.

Mine [KookV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang