[END] Feest (Mingyu X Wonwoo)

Hap(py)

Tapi sekarang Mingyu terkejut, terkejut oleh deburan ketertarikan asing yang sungguh memalukan terhadap bocah di depannya, bocah yang menyebut dirinya,

"Jeon Wonwoo," Dia membungkuk sekali lagi.

Astaga, Mingyu frustasi. Mencamkan dalam benaknya sendiri untuk menjaga jarak sejauh mungkin dari bocah yang bernama Wonwoo.

"Kalian bisa beristirahat dikamar atas," Mingyu berharap bahwa suaranya tidak bergetar. Tidak di depan Seungcheol yang kini melempar senyum penuh muslihat.

"Terima kasih, Mingyu." Jeonghan mendekat, mendaratkan ciuman sayang di pipi kirinya sebelum berlalu. Tangannya secara otomatis menarik lengan Wonwoo yang berdiri diam disampingnya untuk mengikuti mereka menaiki tangga.

Dan Mingyu mendesah untuk yang kesekian kalinya hari itu, mengalihkan pandangannya dari jari ramping Wonwoo. Sungguh, sudah saatnya Mingyu membersihkan pikirannya.

.
.
••mw••
.
.

Rumah pinggiran, Mingyu menyebutnya seperti itu. Berada di ujung dari rumah utama dengan luas 40 meter persegi. Hanya berupa aula besar berdinding kayu jati. Atapnya dari kayu mahoni berwarna coklat gelap, dengan lampu terang menggantung di langit-langit.

Saat Mingyu masuk, nyaris semua tempat sudah di tempati teman-temannya, rekan bisnis, dan entah Mingyu tidak ingin mencari tahu siapa saja mereka. Mingyu mendahului Minghao dan Jun yang baru melewati koridor panjang yang dihiasi kotak-kotak berisikan barang antik yang berjejer di sepanjang lorong. Matanya mengedar dan mendapati sebuah meja panjang menunggu untuk dia datangi.

Meskipun Mingyu membalas senyum dan sapaan dari tamu-tamunya, tetap saja Mingyu kesulitan untuk mengenali mereka semua. Terkadang Mingyu merasa bodoh, dia mengundang mereka semua untuk berpesta namun Mingyu bahkan tidak bisa mengingat wajah mereka. Kecuali,

Mingyu mengambil tempat, di satu-satunya kursi kosong yang menjadi sentral. Di sebelah kanannya Seungcheol sudah mengambil tempat, dan disana, tatapan Mingyu refleks terarah ke sana. Ke wajah cantik bocah yang kini sedang menampilkan ekspresi malas. Terkutuklah karena Mingyu bahkan tidak bisa menghilangkan wajah itu dari pikirannya.

"Tuan rumah mana yang terlambat menjamu tamu-tamunya kecuali kau, Gyu." Ucapan Seungcheol berhasil memecah konsentrasi Mingyu, tatapan Mingyu kini terarah padanya, ke wajah tampan Seungcheol yang lagi-lagi menempelkan eskpresi tidak bersalah. "Kali ini jamuannya berbeda, right?" Senyum polos menghias wajah tampannya.

"Tentu saja, Hyung." Minghao bergabung bersama Jun disampingnya, mengambil posisi disisi kiri Mingyu dan kini melengkapi kekosongan di meja mereka. "Aku sudah merancang semuanya dengan matang, kau akan menyukai pesta utamanya." Senyum aneh menghias wajah cantik Hao, senyum yang tidak sesuai dengan wajahnya yang polos.

"Kegilaan apa yang ada didalam otak kekasihmu, Jun." Jun tertawa sebagai respon, menarik Minghao mendekat dan memberikan ciuman singkat dibibirnya yang merah dan lembab. Seungcheol mengerang, nyesal bertanya.

Entah sejak kapan tatapan Mingyu kembali terfokus pada Wonwoo, menanti perubahan ekspresi diwajah cantiknya yang terlihat malas. Minim, dan Mingyu tidak menemukan perubahan apapun meski makanan utama yang menggiurkan sudah disajikan di meja mereka.

Dan, tamu-tamunya makan tanpa dipersilahkan. Mingyu mendesah pelan, ikut melirik menu-menu yang kini tersaji dihadapannya. Semuanya menggoda selera, tapi tidak benar menggoda Mingyu, dan sial. Mingyu mengangkat wajahnya dari jejeran makanan di depannya dan kembali menatap Wonwoo.

"Apa yang menarik dari bocah itu Kim Mingyu," Mingyu merutuki dirinya sendiri karena untuk pertama kalinya Mingyu merasakan ketertarikan yang begitu berlebihan terhadap seseorang. Semuanya tidak masuk akal, karena bocah itu bahkan tidak tertarik untuk menatapnya.