Lima Belas - Letusan

378 68 13
                                    


Motor besar Donghan berhenti di parkiran bukit tak jauh dari komplek perumahan yang Rena tinggali. Bukit itu hampir sama seperti Bukit Bintang yang mana banyak orang datang untuk sekedar melihat lampu-lampu rumah warga dan gedung-gedung pencakar langit di waktu malam.

Bedanya, bukit di dekat rumah Rena tidak setinggi, sebesar, dan seramai Bukit Bintang. Namun tempat itu cocok untuk melihat suasana daerah sekitar pada malam hari.

Donghan tahu Rena suka bintang. Donghan tahu Rena suka tempat yang tidak terlalu ramai. Donghan tahu Rena suka berdiam diri membiarkan angin malam mengelus kulit wajahnya, menerbangkan rambutnya. Donghan tahu itu.

"Ngapain ke sini?" Rena bertanya pada Donghan dengan matanya menatap sekeliling parkiran yang tidak begitu ramai.

Gadis itu sudah beberapa kali datang kemari, entah bersama Yeri ataupun Jihoon. Sekedar menikmati susu jahe atau cokelat panas, roti bakar, ataupun jagung bakar sambil mengobrol macam-macam.

"Main kembang api. Tunggu ya."

Tatapan mata Rena beralih pada Donghan. Main kembang api? Rena tidak habis pikir dengannya. Donghan bahkan sudah menghampiri penjual kembang api saat Rena akan mengajukan pertanyaan.

Tak berapa lama pemuda yang malam ini memakai hoodie hitam bergambar kepala Doraemon dalam warna black and white itu datang. Dengan senyuman manis dan dua pack besar kembang api serta korek gas di tangan.

"Yukk.."

"Tunggu.. kakak ngajakin gue kesini buat main kembang api?"

Donghan mengiyakan dengan enteng. "Nanti juga ada pesta kembang api kecil-kecilan di atas. Yuk buruan."

Belum sempat Rena membalas kata-katanya, Donghan sudah melangkah dengan semangat ke atas. Sambil menghela nafas berat Rena bergerak mengikutinya.

 

Hanya butuh sepuluh menit untuk sampai ke puncaknya. Tempat yang biasanya agak sepi ini terlihat lumayan ramai malam ini. Rena mengerutkan kening, namun seketika teringat ucapan Donghan tentang pesta kembang api.

Yah mungkin ramai karena itu. Gadis itu mengedikkan bahu lantas beralih pada Donghan yang ada di sampingnya. Pemuda itu sudah menyalakan satu kembang api, dan kini memberikannya pada Rena. Gadis itu hanya menatapnya tanpa menerimanya.

Donghan tersenyum kecil lantas meraih tangan Rena dan memberikan kembang api itu ke tangan Rena. Donghan kembali menyalakan dua dan memutar-mutarnya seperti anak kecil di depan Rena. Pemuda itu lantas berlari masih sambil memutar-mutar kembang api di tangannya.

Melihat itu Rena tidak bisa tidak tersenyum. Donghan benar-benar terlihat seperti anak kecil. Bebas. Tertawa lepas. Rena mengambil satu lagi lantas menyalakannya dan berlari mengikuti Donghan.

"Nahhh gitu dong.. nggak usah pusing mikirin hal nggak penting. Main kembang api aja." Donghan menyodorkan kembang api yang memercik-mercik tepat di depan wajah Rena, sontak membuat gadis itu kaget dan berteriak kesal.

Sambil tertawa lebar, Donghan berhasil menghindar sebelum Rena sempat menendang tulang keringnya. Membuat rengutan semakin terlihat di wajah cantik Rena.

"Ren, kembang apinya bentar lagi mulai. Buru." Donghan yang sudah ada di depan Rena berjalan tanpa menunggunya, membuat gadis itu menatap punggung lebar Donghan dengan tatapan kesal.

Namun tetap, Rena berjalan menyusul pemuda itu dengan langkah malas. Sampai di sampingnya, Rena hanya menatap Donghan yang kini tengah fokus menatap bintang-bintang di langit dengan pandangan takjub.

CEO's Son (Donghan) (✔)Where stories live. Discover now