2. Beginning

5K 679 14
                                    

Aku sedikit mengerang saat merasa seseorang mengganggu tidurku. Aku mencoba membuka mata perlahan. Disana aku melihat Jungkook dengan senyumannya yang menyiratkan lelah memandangku sendu.

"Kau pulang? Pukul berapa ini?" aku mengucek mataku sesekali.

"Dua belas. Kenapa kau tidur disini?"

Aku menarik kepala dari meja. Sedikit merenggangkan otot-otot yang terasa kaku setelah dua jam tertidur di ruang tengah. "Ketiduran."

"Kalau begitu sekarang masuklah ke kamar, nanti tubuhmu pegal jika tidur disini."

Aku mengangguk. Bangkit dari tempatku dan segera pergi ke kamar. Namun sejenak, mataku menangkap sesuatu yang aneh pada diri Jungkook.

"Jalanmu aneh," aku berkomentar.

Aku melihat Jungkook sejenak terkesiap. "A-ah, tadi aku sedikit terkilir di jalan."

"Benarkah? Apa sakit? Perlu ku obati?" tanyaku sedikit panik.

Jungkook terkekeh kecil. "Tidak, tidak, cepat tidur sana! Nanti kau terlambat sekolah."

"Ini akhir pekan, Jung. Dan besok itu Minggu."

"Sungguh? Aku tidak menyadarinya."

"Itu karena kau sibuk bekerja," aku menjawab datar.

"Oke, fine, anak sekolah. Tapi gadis kecil sepertimu tetap tidak boleh begadang. Sekarang cepat masuk ke kamarmu!"

"Ck, menyebalkan. Selamat tidur, kakakku!"

"Selamat tidur juga, adikku sayang."

Lihat? Jungkook itu yang terbaik. Dia akan selalu jadi kakakku yang paling baik.

***

Pagi ini aku terbangun karena mendengar bentakan Jungkook dari luar kamarku. Pria itu tidak pernah bicara dengan nada setinggi itu sebelumnya.

Rasa penasaranku muncul, aku segera beranjak dari tempat tidur dan membuka pintu kamar dengan gerakan perlahan supaya tidak ketahuan.

"BAJINGAN KAU, TAE! SUDAH KUBILANG AKU KELUAR! KITA SELESAI!"

Aku mengernyit mendengar bentakan keras itu. Tae? Siapa dia? Apa mungkin teman Jungkook?

"Dengar," perkataannya sudah mulai terkontrol. "Aku hanya ingin mencari uang. Aku harus menghidupi diriku dan adikku, kau ingat? Ini bukan hubungan percintaan seperti yang kau pikirkan."

Wow, wow, wow, apa lagi ini?

"Kumohon jangan ganggu aku lagi. Aku tidak sama sepertimu, Tae. Kumohon--T-TAE!" Jungkook melemparkan ponselnya sembarangan ke atas kursi.

Pria gila itu, apa dia pikir kami bisa dengan mudah membeli barang-barang seperti itu?!

Dan lagi, apa tadi? Jangan bilang Jungkook pergi berkencan. Gadis mana yang mau dengan kakakku? Maksudku--Jungkook memang tampan, sopan, pintar, tubuhnya juga bagus. Tapi kami bahkan tidak punya harta apapun. Wanita jaman sekarang jelas mencari kekayaan, bukan?

"Jung," aku memanggil lirih.

Jungkook terlihat menegang sejenak. Akhir-akhir ini dia jadi begitu aneh. "Y-ya? Kau sudah bangun?"

Aku membuka pintu kamarku lebih lebar. Melipat tangan di dada dan menyenderkan tubuh di kusen pintu. "Siapa tadi? Kau memanggilnya Tae, apa dia pacarmu?"

EscapeWhere stories live. Discover now