Dua : pagi menyeramkan

67 1 0
                                    

Setalah kejadian semalam Izah merasa sangat takut ketika ingin melakukan aktivitasnya di luar sendiri.

Saat ini Izah tengah berkutat dengan tugas-tugas kulia yang menumpuk di dalam ruang belajarnya.
Rasa cemas dan takut masih sangat terasa dalam dirinya kejadian semalam masih terulang kembali seperti kaset yang terus-menerust terputar.

Hampir 3 jam lebih izah mengerjakan tugas kulianya, akan tetapi vikiranya yang tak fokus menganggu aktifitasnya, ini terbukti karena tugas-tugas kulia yang ia selesaikan belum juga selesai padahal biasanya tak perlu waktu berjam-jam untuk mengerjakan tugas, ya mengingat otak nya yang sangat pintar itu.

Suasana hatinya lah yang membuatnya mebagi fokusnya ke arah yabg tak menetu. Terdengan suara ketukan pintu dari luar apartemen nya mengalikan padangan wanita itu untuk membukakan pintu.

Dengan perasaan takut dan cemas, tangan mungilnya dengan gemetar mencoba untuk membuka knop pintu.
    
        "Ckle............."

Setelah pintu berhasil di buka tampaklah seorang laki-laki yang mengenakan kaos putih poles beserta celana olaraga selutut yang menampilkan wajah tamapn dan
Tubuh atletisnya.

"Maaf mengaggu..." laki-laki itu membuyarkan lamunanya. Dengan mengibaskan tangannya di depan wajah wanita pemiklik aparten.

"Iya... maaf Aka... ada apa kamu ke sini?..." dengan gugup wanita cantik itu memberikan pertanyaan kepada tamunya.

"Eh... gak. Aku ke sini cuma mau mastiin apa kamu baik-baik aja" laki-laki itu yang tak lain arzanka

"Hm... Allhadulilah saya baik... ya saya baik-baik saja" dengan suara yang tercekat akhirnya kata-kata itu lolos juga dari bibir mungilnya.

Dengan senyum di bibirnya laki-laki itu mengaggukan kepalanya. "Baiklah jiga begitu..."

"Iya..." izha pun yang merasa tak enak hati akhirnya ikut tersenyum.

Di sudut lorong tanpa di ketahui oleh mereka bedua, berdirilah laki-laki dengan wajah pucatnya yang masih terlilat mempesona tengah meperhatikan percakapan anatar keduanya dengan sangat teliti.

Denhan suara parau ia bergumam tak jelas. "Cantik... siapa lagi yang akan jadi mangsnya Aka?..." ia pun bertanya pada dirinya sendiri.

"Sebentar..... sepertinya aku perna lihat tuh cewek deh!... eh... tapi di mana"
Laki-laki itu adalah Ando, sepertinya ia samar-samar mengingat kejadian semalam.

"Ah... sudah lah... apa perduliku."

Dengan langka pasti akhirnya ando pun meninggalkan perhatianya terhadap kedua orang yang tengah berbicara serius pagi hari ini.

Di Apartemen Wisnu.

Suasana Riuh menemani pagi ini.
Wisnu, Gavin, Dan juga Ando tengah bertanding memenangkan games.
Mereka telah melakukan kesepakantan yang paling banyak kalah akan mentraktir dua orang pemenang diatasnya nanti malam di Clup malam.

"Ah... sialan kalah lagi gue..." sambil mengunpat Gavin melemparkan Handphone nya ke atas sofa panjang di ruangan itu.

Sedangkan Ando yang telah menang hampir 15 kali hanya memiringkan bibirnya sambil memegang rokok yang menyalah di tanganya.

"Haha... loh kalah lagi bro... nantik malem jangan lupa" wisnu hanya bisa tertawa lepas melihat akhirnya bukan dia yang kalah dalam permainan kali ini, mengingat uang di donpetnya yang makin menipis.

        " Cklek................."

Suara pintu terbuka menapaklah Arzanka dengan wajah berseri-seri.

"He... loh kenapa senyum-senyum sendiri?..." wisnu pun yang keheranan akhirnya bertanya.

"Biasalah... dia habis dapet umpan..." tanpa aba-aba Ando mengeluarkan perkataannya.

"Iyalah. Emang loh kagak laku" Aka pun menyauti perkataan Ando tak kala sinis.

"Bodoh... ah..." dengan sebal Ando meninggalkan ruangan bermain.

"Ada apa dengannya? Kenapa dia jadi sensi begitu?...." Aka yang merasa binggung akhirnya bertanya.

Sedangkan Wisnu dan Gavin yang juga merasa heran dengan kelakuan Ando hanya bisa mengangkat bahyu tak tahu.

Mencintaimu Dalam Do'aWhere stories live. Discover now