Chapter 24

1.3K 289 72
                                    

Min Yoon Gi POV

Kamis

Dalam kasus percintaanku dan Vivian, aku sudah pernah mendapati ekspresi terkejut ketika kami tidak sengaja berpapasan dengan Kim Joon Myeon. Seakan ketakutan merambat naik ke otak begitu saja dan tidak ada hal yang bisa Vivian lakukan selain diam. Dan ketika aku menoleh pada Ye Rin yang masih mematung di tempat, aku juga melihat raut wajah itu. Lalu tiba-tiba saja aku merasa sudah pernah mengalami hal serupa sebelumnya.

"Ini Ye Rin, kekasihku. Dia sangat haus ilmu jadi akan sangat cocok jika mengobrol dengan kalian." Aku berusaha tidak goyah dengan pendirianku. Merasa tidak mungkin berpikiran dangkal bahwa Nam Joon adalah mantan suami Ryu Ye Rin. Namun kendati aku memiliki kendali otak lebih tinggi, hatiku ingin ingkar dengan mengatakan beberapa fakta kemiripan yang dimiliki keduanya. Aku tersenyum manis. Memerhatikan saksama bagaimana Ye Rin menghadapi Fawn dan Nam Joon.

Dan seakan semesta membenci diriku, Ye Rin justru terlihat semakin menyedihkan. Hatiku bergejolak seperti tsunami. Bahkan aku merasa perlu merangkul bahu Ye Rin demi memastikan semuanya baik-baik saja. Aku menghela napas.

Jika dipikir secara logika memang kami berdua baru saja berkenalan sekitar satu bulan. Namun untuk alasan tertentu aku seperti bisa leluasa membaca Ye Rin dengan mudah. Bagai buku terbuka yang siap diterjemahkan kapan saja. Dan aku membenci situasi rumit seperti ini—jika saja memang Nam Joon adalah pria yang sudah membuat Ye Rin sakit hati.

Aku mendongak menatap Nam Joon, tidak berusaha menyahuti obrolan para wanita. Pria itu sama tegangnya dengan Ye Rin hanya saja ia terlihat tidak ingin diketahui siapa pun. Ia juga tetap diam, menjabat tangan Ye Rin sedikit lebih lama—aku bersumpah mereka memiliki kilat emosi yang sama—lalu suara keras Sang Hyun menginterupsi kami berempat.

"Hei, kenapa kalian memiliki dua lesung pipi yang sama?"

Sial. Tiba-tiba aku merasa bodoh dengan perkataanku beberapa waktu lalu. Aku baru sadar jika tidak hanya Nam Joon seorang yang memiliki dua lesung pipi. Sung Jin memiliki dua lesung pipi dan Teo juga demikian. Bukankah ini kebetulan yang sangat tidak masuk akal?

"Oh, ya?" Fawn-lah yang mencairkan suasana dengan berjongkok di hadapan Sung Jin. "Sangat tampan. Kau tahu? Bibi sangat menyukai pria dengan lesung pipi."

Pria kecil itu masih mempertahankan senyum. Seakan pujian yang baru saja diucap adikku adalah kebenaran nan memabukkan. Bagai cokelat panas di tengah badai salju, bagai oase di antara gurun pasir. "Terima kasih," ujarnya sedikit membungkuk. Aku senang anak seusia Sung Jin sudah mengerti akan sopan santun.

"Emm... kalau bibi tidak salah ingat namamu adalah Ryu Sung Jin, 'kan?"

Sung Jin masih mengangguk antusias. Dan tepat di saat Sung Jin menjawab pertanyaan Fawn selanjutnya, aku menggulirkan pandang pada Ye Rin yang terlihat tidak senang dengan perlakuan Fawn. Aku masih tidak dapat mencerna situasi dengan benar bahkan saat Nam Joon sedikit melirik Ye Rin dengan ekor matanya. Berbagai pertanyaan seolah muncul dan hinggap di otak secara bersamaan. Ucapan Ye Rin, gejolak emosi Ye Rin, dan segala hal yang membuatku curiga sepenuhnya berada dalam satu tempat sama.

Aku berdeham. Berusaha menata situasi dengan berujar, "Bukankah sebaiknya kita mengakrabkan diri di rumah saja?"

Dan senyumanku mengembang cukup lebar. Mereka menyetujui ajakanku dan segera berjalan meninggalkan peron. Ketika kelima orang tersebut sudah jauh dari jangkauan, aku merangkul Ye Rin sesegera mungkin. Menepuk pundaknya tiga kali seraya mengecup pipi kekasihku sedikit lebih lama. Aku tidak mengatakan satu kalimat pun bahkan hingga kami tiba di rumah ayah dan ibu. Ye Rin tetap memaksakan diri ikut turun. Membantu Fawn dan Nam Joon membawa koper-koper mereka. Senyum kecut menyambangi wajah lebih cepat daripada yang mampu kuduga.

Under These Skies #1 ✔Where stories live. Discover now