"Awh, sackit,"

"Alay lo. Gue sekarang serius, lo kenapa?,"

"Gue cerita ya, lo dengerin jangan tidur. Masa, Sak, tadi malem gue dibiarin pulang sendiri sama si Mario. Jalan kaki lagi," cerita Shania dengan sangat heboh.

"Terus?," ujar Saktia mengangkat sebelah alisnya dan ekspresi wajahnya seperti berbicara, 'Masalah sepele kayak gini bisa bikin kamar acak-acakan?'.

"Eh, Saktia. Ini tuh nggak segampang yang lo pikirin," ujar Shania, seolah-olah tau apa yang sedang dipikirkan oleh Shania.

Flashback : ON

Shania saat sudah sampai dirumah...

"Astaga, betis gue bisa-bisa tambah gede ini mah."

Suara air keluar dari keran terdengar pelan di dalam kamar Shania, ia keluar dari kamar mandi dengan handuk yang terlilit dikepalanya. Ia duduk di depan meja rias dengan tangannya yang sibuk mengeringkan rambutnya.

"Dateng bulan dihari pertama emang nggak enak ya."

Setelah rambutnya agak kering, ia merebahkan tubuhnya. Baru saja memejamkan matanya, belum ada 10 menit ia kembali bangkit dari kasur. Shania baru saja teringat, kalau...




"TUGAS BELUM DIKERJAIN!"

"Astaga, ya Tuhan, aku tuh capek,"

Shania kembali mengobrak-abrik bukunya yang menyebabkan kamarnya acak-acakan. Ia terus saja berkutat dengan laptop dan buku miliknya.

Jarum jam sudah menunjuk ke arah angka 3, sedangkan Shania masih saja sibuk dengan tugasnya. Kedua bola matanya sudah merah dan kantong matanya yang tambah hitam.

"Jam segini tuh biasanya masih mimpi ketemu sama pangeran naik kuda putih, terus bawa bunga mawar putih. Terus ngomong ke gue kayak gini, "Apakah kamu mau menjadi seseorang yang menemani hidupku? Menjaga dan merawat bersama anak-anak kita kelak?","

"Astaga kapan ya gue digituin sama cowok," ujar Shania menyimpan kedua tangannya dipipi sambil senyum-senyum sendiri.

"Selesain tugas dulu deh baru lanjutin ngayalnya."

Saat sedang serius-seriusnya mengerjakan tugas, sebuah pesan masuk untuk Shania. Matanya terbuka lebar saat membaca sebaris kalimat yang dikirimkan oleh temannya.

Shan, hari ini kelas kosong. Dosennya nggak bisa datang.

Sebuah senyuman lebar terukir di bibirnya dengan mata yang terpejam, tangannya menggenggam erat handphone miliknya.

"Ya tuhan akhirnya aku bisa tidur," ujar Shania dengan sedikit lebay. Matanya sedikit mengeluarkan cairan bening.

"Tapi...















KENAPA NGGAK DARI TADI COBA NGASIH TAUNYA!"

Flashback : OFF

"Itu yang bikin gue baru bangun sekarang,"

"Terus tadi guling-guling dikasur, buat ngilangin rasa sakit diperut lo?,"

[2] Missing You ✔Where stories live. Discover now