"Kau tentu sadar kalau ini semua tidak akan sesederhana itu, kan?" Alceo mengentikan langkahnya dan membalik tubuh Megan. Ia menatap wajah Megan yang sedikit memberengut dengan sebuah senyuman. "This is the first wedding in my family, Megan. I can say i've been waiting for this moment since i met you." Alceo masih tersenyum. Matanya menatap penuh keseriusan kedalam mata Megan. "I can make it as simple as just say i do in front of my family without any party, but... i want to make this moment to be remebered forever. Because this is our first and last wedding. I want to make it as beautiful as i could so that we can tell our children, grandchildren, great-grandchildren, great-great-grandchildren-"

Megan terkekeh mendengar Alceo menyebabkan laki-laki itu berhenti berbicara dan ikut tertawa geli mendengar ucapannya. Alceo lalu melanjutkan setelah meraih pinggang Megan dan memeluknya erat. "So i can tell them, how much i love their mother, grandmother, great-grandmother, great-"

"Aku terdengar tua, Al," sela Megan sambil terkekeh. Ia menyentuh pipi Alceo dan bergumam. "Thankyou... and i love you too, Alceo."

Senyum di bibir Alceo tersungging. Hanya dalam hitungan hari ia akan memiliki Megan untuk selamanya, ia hanya perlu bersabar selama itu untuk mewujudkan keinginannya membangun keluarga bersama Megan dan memamerkan rasa cintanya di hadapan anak-anaknya nanti.

Untuk sekarang, Alceo hanya akan mengecup bibir Megan dengan sedikit lumatan sebagai bentuk rasa cintanya pada wanita yang akan segera menyandang status sebagai Mrs.Tyler.

***

Alceo berjalan mengelilingi ruangan kecil itu dengan langkah gelisah. Ia menggigit kuku ibu jarinya sambil terus menatap ponselnya tanpa alasan. Ia sudah seperti itu semenjak 1 jam yang lalu, dan sudah merasa gelisah sejak 3 hari yang lalu.

Ia tidak tahu kenapa ia mendadak merasa gelisah bercampur dengan rasa khawatir dan sesak disaat ia seharusnya merasa bahagia dan menyambut dengan sukacita hari pernikahan yang sudah ia tunggu-tunggu setelah berdebat dengan Megan mengenai keputusannya menikah lebih cepat dari pada menunggu Megan menyelesaikan bangku kuliahnya.

Untungnya saja calon mertuanya setuju dengan syarat Alceo tidak akan menghalangi Megan untuk menyelesaikan kuliah putri mereka nanti. Oleh karena itu, Alceo juga tidak membebani Megan dengan kewajiban-kewajiban mengenai persiapan pernikahan mereka.

Semua Alceo tanggungkan ke adiknya, juga Event organizer terkemuka di LA.

Selurug persiapan telah selesai. Bahkan 110% dibanding ekspektasinya. Ia bahkan sudah yakin kalau ia sudah siap mengucapkan janji suci itu nantinya. Tetapi, ia masih merasa cemas untuk alasan yang sama sekali tidak ia ketahui.

"Are you rea- bro?" Auryn muncul dibalik pintu ruang tunggu Alceo. Ia baru akan menggoda kakak kembarnya, membuat laki-laki itu sedikit gugup di hari pernikahannya. Tapi nampaknya itu semua sudah tidak diperlukan melihat wajah khawatir Alceo.

"Ada apa?" Auryn berjalan mendekat. Ia sendiri sudah terlihat cantik dengan gaun berwarna peach yang senada dengan gaun ibu mereka. Pulasan Make up tipis dan tatanan rambut elegan membuat wajah manis itu semakin terlihat menawan.

Alceo menggeleng dan kembali berjalan dengan langkah gelisah. "Entahlah... ah... ada apa denganku? Kenapa aku merasa khawatir? Kenapa aku merasa takut dan cemas seperti ini?"

Auryn duduk di salah satu kursi yang berada di ruangan itu dan memperhatikan langkah Alceo.

"Apa akhirnya kau sadar kalau kau tidak cukup baik untuk Megan yang masih suci itu?" Goda Auryn seketika mendapatkan tatapan tajam dari Alceo. Auryn terkekeh dan melanjutkan, "baiklah. Anggap aku tidak bicara apapun."

Bad Boy CEO And I [#MFFS 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang