Prolog

110 13 10
                                        

"Dina!!!", Suara gadis yg begitu familiar menggema di telinga Diana. Diana pun berbalik, dan mendapati ada seorang gadis yang sedang melambaikan tangan dan berlari ke arahnya.

" Lama gak ketemu", sanggah gadis itu dengan nafas terengah-engah. Dina pun hanya menyunggingkan sedikit senyuman dibibir nya.

" Ada apa Rin?", Tanya Diana dengan wajah datar. Super duper gak nganngep adanya makhluk hidup dihadapannya.

" Nomor wa kamu masih aktif ga?", Tanya Marina memastikan.

" Masih", lagi-lagi jawaban datar muncul dari mulut iblis nya.

" Kok gak pernah on?", Alis Marina mulai mengkerut. Sedikit menyudutkan Diana. Namun Diana tetap santai dan always datar

" Ouhhh....nomor aku ganti", hawa ramah pun sedikit keluar dari diri Diana.

" Yah...padahal mau aku masukin gc anime", tampak raut kecewa di wajah Marina.

" GC anime apa?"

" Pokoknya GC anime lah , minta nomor baru kalau gitu", Marina menengadahkan tangannya.

Mungkin karena kebanyakan nomor handphone yg harus Diana hafal, atau karena otaknya hanya sebesar biji salak, atau karena terbukti IQ rendah walau masuk dikelas unggulan. Bodohlah... yang pasti...
Diana gak hafal nomor hp nya sendiri. Diana pun menyengir.

" Gue gak hafal nomor hp gue", cengiran khas yg biasa dibuat oleh orang oon alias goblok yg lagi ketahuan oon-nya.

" Hduh", Marina menepuk jidat," yodah, catat nomer gue!".

Diana membuka telapak tangannya dan merogoh saku celananya dan mengambil sebuah senjata nya, yaitu pena berwarna biru kesukaanya.

"Berapa?", Tanya Diana dengan wajah sok.

"085..", ucap Marina berbeda memastikan Diana agar tidak salah tulis," udah?". Marina mengangkat alis.

Cengiran khas yg lebih parah dari pada yg tadi, yg membuktikan bahwa Diana bukan saja oon, tetapi juga kere.
" Pena gue tintanya habis, he...", Desis Diana.

"Hduh, gimana ya?", Marina menghembuskan nafas berat," yaudah, Lo minta nomer gue di Zaki aja, punya nomornya Zaki kan?", Tanya Marina terasa sedikit merendahkan Diana, walaupun sebenarnya memang rendah.

" Punya ", saut Diana yg tak ingin disepelekan.

" Yaudah, minta ke Zaki!!, Gue balik ke kelas dulu", ucap Marina dengan senyuman manis yg tidak akan membuat seseorang diabetes, karena tidak berlebihan.

Diana pun hanya membalas dengan anggukan kecil, isyarat bahwa dia mengerti.

" Bye!!", Ucap Marina sambil melambaikan tangan berlari menuju kelasnya.

Diana pun berbalik menuju kelasnya yg berlawanan arah dengan kelas Marina.

Sampai dikelas, Diana langsung disambut oleh seseorang berkacamata.

" Udah lihat semua list anime yg aku tulis kemarin?", Tanya gadis itu menatapku sayu.

" Belum semua sih, hanya sebagian kecil", jawab Diana tak bersemangat , lalu meletakkan kepalanya pada lipatan tangannya diatas meja.

" Apa aja yg Lo lihat?", Tanya gadis itu seakan-akan Diana adalah pelaku pembunuhan.

Diana pun bangkit dari posisi nya tadi, lalu menarik nafas panjang sekaligus dalam, seakan-akan kalimat yg akan diucapkannya nanti adalah kalimat yang sangat panjang, " ORANGE, oregairu, sama k-on".

Setelah menyebutkan 3 judul anime yg berasal dari list yg diberikan Alya, yg sebenarnya berisi kurang lebih hampir mencapai seratus judul anime, Diana kembali ke posisi malasnya.

" Narik nafas panjang kirain mau nyebutin lima puluh judul anime gitu, ternyata cuma tiga biji", ucapan Alya juga terasa seperti merendahkan Diana.

Oke fine, Diana direndahkan untuk kedua kalinya. Ehh...bukan kedua kalinya, tapi ke-sekian kalinya. Diana memang sudah terbiasa dengan kata yang merendahkan dirinya seperti tadi. Jadi telinganya tidak panas apabila mendengar kata-kata seperti itu.~ alias udah kebal.

Diana hanya meluncurkan cengiran khasnya seperti tadi. Kali ini pertanda apa ya?.

Kali ini pertanda dia lagi males ngomong sama orang dan ingin orang itu cepat pergi dari sampingnya.

Tanpa Diana mengucapkan kalimat pengusiran, Alya dengan senang hati meningkatkan dirinya sendiri. Mungkin Alya bisa membaca hati orang, atau mungkin dia terlalu peka?atau ada malaikat baik yang ngusir dia, atau apalah yang lain.

Makin lama Diana makin terpaku dalam posisi malasnya, kelopak matanya tak mampu lagi menahan rasa kantuk. Diana pun berada pada ambang tidur dan bangun.

Belum sempat Diana tidur seutuhnya, bel masuk pun sudah berbunyi.

Kringg...kringg...

Semua siswa masuk ke kelas. Dan Diana pun terbangun dari mode absurb nya.

♥♥♥

Masih awal😀..
Lihat aja kelanjutannya..
Seru kok..

Cerita ini 50% kisah nyata.
Boleh kok nanti tanya2 mana yg nyata mana yg nggak..
Daripada salah paham:v

LDRWhere stories live. Discover now