k a l i h

41 5 0
                                    

Terik matahari pagi membuat siapa pun lebih bersemangat untuk memulai hari ini. Meira, dengan tas berwarna merah maroonnya berjalan dengan anggun menuju kelas yang letaknya di pojok sebelah ruang perpustakaan. Seutas senyum di bibirnya tak luntur sejak ia menginjakkan kaki di gerbang sekolah. Langkahnya terhenti ketika seorang gadis yang seusia dengannya menepuk pundaknya dengan tidak santai. Meira lantas menoleh.

"Ya ampun Nadia, muka lo masih pagi gini udah kusut aja, mbok ya sebelum berangkat itu di setrika dulu."

Gadis yang Meira panggil dengan panggilan Nadia itu hanya mengerucutkan bibirnya dan berdecak kesal, "Gue kesel tau gak! Masak kemarin malem gue chat Reynand nggak dibales-bales padahal gue nugguin sampe malem tapi gak dibales juga!" Nadia kemudia menarik-narik tas merah maroon yang bertengger di pundak Meira sebagai ungkapan kekesalannya.

Meira yang tasnya ditarik oleh Nadia ikut bergerak seirama dengan tarikan Nadia, dengan cekatan ia menarik rambut panjang Nadia yang ia biarkan tergerai begitu saja.

"Berhenti narikin tas gue, atau gue jambakin ini rambut lo!"

Refleks Nadia melepaskan tangan kanannya dari tas wanita dihadapannya itu. Ia mengerlingkan kedua matanya dan mendengus perlahan, "Lo hobi banget ngejambak rambut orang, gue kan lagi kesel, Ra! Aku tuh butuh pelampiasan."

Meira yang mendengar itu kemudian begidik geli, mata coklatnya menelusuri koridor sekolah yang semakin ramai mengingat 20 menit lagi bel masuk akan segera berbunyi. Tak sengaja mata coklatnya menatap kearah seorang pria yang sedang berjalan melewatinya. Kemudian terlintas ide brilliant dipikirannya, agar gadis yang suka menggerai rambut panjang di hadapannya ini tidak melampiaskan kekesalan padanya.

"Eh ada Mas Dimas yang ganteng lewat, sini bentar deh. I need to tell you something. Urgent banget inii!" Meira berucap sembari mengedipkan sebelah matanya genit.

Dimas dengan langkah malas berjalan ke arah Meira, "Astaghfirullah, kenapa di pagi yang cerah ini gue harus sial banget karena di kedipin makhluk gaib." Ia menatap lawan bicaranya sejenak lalu melanjutkan ucapannya, "kalau lo manggil gue cuma mau minta ditraktirin bakso kang somat,gak gak ada!"

Meira tersenyum semanis madu, "Aduh kamu ini suudzon terus ya, diem dulu dong lama-lama bibir lo gue lakban!" Dimas hanya memutar bola matanya, pasrah.

Meira menarik nafas panjang, kemudian mulai menjelaskan, "Jadi gini mamas Dimas yang ganteng dan juga Nadia Amerta Masayu sahabatku yang paling bawel, semalem itu gue lagi jalan-jalan ke Mall Ciputra World, dan saudara-saudara sekalian tau gak?" Belum sempat ia meneruskan ucapannya Nadia memotong ucapan Meira

"Ya gak tau lah orang lo nggak cerita!"

Meira kemudian mencubit pipi Nadia, "Eh bawel, gue lagi cerita gak usah di potong dulu!" Nadia hanya manggut-manggut pertanda mengerti.

"Jadi pas gue lagi asik jalan eh gue menemukan Dimas, dan kunyuk-kunyuk yang lain lagi nongkrong manja sambil main uno. Karena mereka tega tidak mengajak gue untuk kumpul-kumpul cantik yaudah gue marah dong ke mereka! Kebetulan banget gue lagi laper, di traktir mereka deh gue! Senangnyaaaa......" Meira lantas tersenyum senang dan pergi meninggalkan Dimas dan Nadia yang sedang melongo sambil menatap kepergian Meira.

Dimas dan Nadia saling menatap satu sama lain, kemudia berseru dengan kompaknya, "MEIRA ANASTASIA OMONGAN LO GA BERFAEDAH BANGET! 5 MENIT GUE JADI GA BERGUNA!"

Dimas baru saja akan melangkah pergi dari tempatnya berdiri namun dengan cekatan tangan kirinya dipegang oleh Nadia, "Eh eh mau kemana lo? Mau kabur? Gara-gara elo dan teman-teman lo yang stress itu pacar gue nggak bales chat gue!" Nadia menghela nafas, baru saja ia akan melanjutkan ucapannya namun suara bel masuk sudah terlebih dahulu berbunyi.

Shining StarsWhere stories live. Discover now