11

5.5K 405 3
                                    

Mata biru ekspresifnya mengerjap terbuka saat sinar matahari yang hangat mengenai wajahnya. Ia merasa ada beban yang cukup berat di kakinya. Ia melongok dan menyadari Shane tidur dengannya dalam wujud serigala. Setia menjaganya, seperti yang diucapkannya. Ia menengok jam di nakas. Jam sebelas siang.

“Oh sial,” umpatnya pelan.

Ia bangun dengan perlahan, mencoba untuk tidak membangunkan Shane. Setelah kedua kakinya berhasil menyentuh lantai, ia berjalan keluar dari kamar. Ia menuju dapur dan mendekati kulkas. Saat akan membuka kulkas, ia mendapati seorang gadis kecil berambut pirang sebahu meringkuk di dekatnya. Tubuhnya bergetar. Vanessa terkesiap saat mata merah gadis itu mendongak menatapnya.

“S-siapa kau?” tanya Vanessa mencoba memberanikan diri.

Shelby tersenyum mengejek. “Bahkan kau tidak menyadari kalau aku telah mengacaukanmu semalam,” akunya dengan suara bergetar.

Vanessa dan Shelby terkesiap saat sosok Shane tiba-tiba melompat dari meja konter dan berjongkok di depan Shelby. Pria itu mencengkeram dagu Shelby dan menyentakkannya ke belakang hingga kepalanya membentur dinding. Shane menoleh ke belakang.

“Seharusnya kau bangunkan aku sebelum gadis ini bertindak lebih jauh lagi,” geram Shane.

“Aku hanya bertanya siapa dia,” timpal Vanessa.

Shelby masih bergetar saat mata coklat Shane menatapnya tajam. Kedua tangan dan kaki gadis itu dirantai oleh Ashlyn sebelum ia kembali ke apartemennya sendiri.

“Kau masih tidak mau mengatakan dimana keberadaan Mark?” tanya Shane dengan penuh ancaman.

Shelby balas menatap dengan penuh ancaman. Ia sama sekali tidak menjawab pertanyaan Shane, bahkan menggeleng sedikitpun tidak. Shane kehabisan kesabarannya dan melepaskan cengkeramannya dengan kasar. Lalu bangkit berdiri.

“Aku ingin tahu, apa yang akan kalian dapatkan setelah Mark menjadikan dirinya sendiri penguasa vampire?” tanya Shane.

“Lord Mark akan memberikan dunia untuk kami sendiri, para vampire. Dan memberikan perlindungan.”

Shane diam beberapa saat. Ia menunduk, menatap meja konter, lalu menengadah. “Kau tahu Shelby, sebenarnya kalian telah ditipu olehnya.”

“Tidak,” geramnya. “Lord Mark tidak akan pernah mengingkari janjinya!”

Sebenarnya hal itulah yang akan terjadi, pikir Shane. Ia tahu Mark hanya akan menjadikan vampire-vampire ciptaannya sebagai tameng sementara ia menjalankan misinya. Saat ia pertama kali tiba di kediaman Demios, ia pernah melihat Mark bersama seorang gadis kecil seperti Shelby. Ia tahu gadis itu bawahannya, dan ia pikir Mark akan melindunginya.

 Gadis itu malah dijadikan boneka percobaan pertamanya sebelum hasil karyanya diujikan pada Shane. Saat percobaannya gagal, ia akan terus memperbaikinya sampai ia berhasil. Tidak peduli berapa vampire yang telah mati karena perbuatannya. Mark terlalu terobsesi pada ilmu pengetahuan. Saat ini, ia meracuni banyak manusia dan mayat untuk dijadikan tamengnya. Para vampire itu mengira Mark akan memberikan perlindungan pada mereka. Sebaliknya, justru kematian yang akan diberikan pada mereka.

Sejujurnya Shane merasa kasihan pada Shelby. Ia bisa melihat Mark terlalu mempengaruhi gadis itu, sehingga ia tidak menyadari kebusukan yang telah dilakukan Mark.

“Shane?” panggil Vanessa dengan suara pelan.

Shane menoleh dan menatapnya. “Bisa aku bicara sebentar dengannya?” tanya Vanessa. “aku janji dia tidak akan menyakitiku. Kalau pun dia ingin melakukannya, aku akan menusuknya dengan pisau,” janjinya sebelum Shane sempat memarahinya.

Far Away (Book #2)Where stories live. Discover now