LESSON II: DON'T TALK TO YOUR SON WHEN YOU STILL DRUNK

2.2K 161 6
                                    

Disclaimer: Gintama is not mine! It’s Sorachi-sensei masterpiece.
.
.
[Snack Otose, 1 Hari Sebelum Pertemuan]

08.30 P.M.
.
.

Sebuah kedai dimana para pekerja kelas menengah-kebawah Kabuki-cho melepas lelah, mulai ramai terisi oleh pelanggan setianya. Tak luput dari penglihatan kalau seorang lelaki sedang duduk dibar stand tertunduk lesu, bukan, lebih tepatnya mabuk. Sang empunya kedai, Otose hanya bisa mendengus lelah.

“Oi, Tennen-pama. Mau sampai kapan kau duduk disitu? Pelangganku yang lain tidak akan bisa duduk kalau kau mabuk disana! Cepat bayar tagihan minummu dan pulang sana, bersihkan rumahmu atau ngapain sana sebelum kau mendapat ribuan komplain dari istrimu.”

Orang yang ditegur hanya melirik tanpa ada semangat hidup dalam tatapannya, wajah merahnya (karena mabuk tentunya) nampak dibasahi air mata buaya yang biasa dia gunakan untuk memelas.

Urusai Baba! Gak tau apa kalo eike lagi galau… Seminggu loh, sudah semingguuuu aku belum bertemu Hikari-chan! Gimana ini… pas nanti dia pulang dia gak ingat siapa aku, gimanaaa?”, rengeknya dihadapan Otose.

“Tch, masyarakat hanya akan mengingatmu dalam hitungan menit, Gintoki! Meski kau yang menyelamatkan Bumi, aku yakin orang-orang pasti sudah melupakanmu…”

“Haaah? Nandato! Oi-oi kuso-Baba.. Aku ini satu-satunya pemeran utama Shonen Jump paling HOT sejak debut pertama hingga manga Gintama tamat, mana mungkin lah aku dilupain sama para fans-ku.”

“Ya ya ya, mungkin kau ga dilupain, hanya tidak dibutuhkan… Apa-apaan karakter utama kerjanya serabutan, penghasilan malah lebih besar istri dibanding suami. Bahkan uang kontrakkan dari uang istrimu kau gelapkan untuk selingkuh di Pachinko. Kalau kau masih menganggap dirimu karakter utama setidaknya buat dirimu lebih berguna dibanding Hasegawa-san”, balas Otose mematikan rokok yang dihisapnya.

((Eh? Aku salah apa??? ~ Hasegawa Taizo a.k.a. Madao))

Shut-Up-You Orochimaru(1)!!!” jawab Gintoki berapi-api sambil menunjuk ke wajah ‘emak’-nya itu.

Melihat tingkah Gintoki yang seperti itu, seorang Ikkemen-megane langsung menghalanginya. Siapalagi kalau bukan Shimura Shinpachi, setelah menikah dengan wanita bernama Kirara, mereka bekerja di Snack Otose karena Shinpachi dengan jurus pamungkas warisan ayahnya mampu menjadi seorang koki yang hebat (lu pikir dia ‘Yukihira Souma’ apa, haha) dan istrinya menjadi waitress menemani Tama.

“Ma.. ma… Tenanglah Gin-san, tidak mungkin lah seorang anak melupakan ayahnya setelah seminggu tak ketemu. Kau hanya mabuk dan terlalu melebih-lebihkannya.”

Damaremegane… A~ah aku lelah, mau pulang aja ah, supaya besok cepat datang dan aku bertemu dengan putri tercintaku~ La la la laaa~”

Belum sampai langkah kakinya menuju pintu keluar, belum sempat Shinpachi dan Otose meneriakkan tagihan bon-nya, tiba-tiba seoarang pengunjung membuka pintu dari luar.

Sreeek

“Yo… Mau kabur setelah minum sake dan tak bayar? Aku bisa menangkapmu karena melanggar ketertiban umum dan meresahkan warga sipil, Danna…”, tegur sosok berseragam Shinsengumi itu.

“Tch, mau apa kau kesini zeikin-dorobou? Moodku sedang buruk hari ini…”

“Seburuk-buruknya moodmu, jika kau melukaiku kau akan dibunuh Kagura, Danna. Tenang saja, aku hanya ingin mengunjungi dan mengobrol bersama ‘mertua’ keduaku emang tak boleh?”

A Family Couldn't Seperated by Distance Even TimeWhere stories live. Discover now