1 "Sabina namanya"

Start from the beginning
                                    

Kyungsoo meneteskan airmatanya karena ia tidak tahan saat melihat salah satu anak dengan tangan kanannya yang buntung,  sedang menggendong adiknya yang masih bayi dengan tangan kirinya, sedangkan ibu dari anak itu menjual makanan. 

"Why are they so cruel!! and make the children's lives so sad?" tanya Kyungsoo pada salah satu sukarelawan pria yang berjenggot dan mengenakan pakaian putih yang berlapis jaket coklatnya.

"They will not be content to harm the Muslims, until they succeed in getting what they want" jawab pria tersebut

"Actually what they want to do is to hurt innocent children!" tanya Kyungsoo

"Al-Quds" jawab pria tersebut

Kyungsoo mengernyitkan kedua alisnya, karena ia terlihat bingung dengan apa yang dimaksud oleh pria berjenggot tersebut.

Pria itu kemudian menjelaskan padanya. 

"Israel wants Al-Quds, because for them: Al-Quds is the kingdom of Solomon. Prophet and their king. Al-Quds is the land of their ancestors and the land that God promised them. The crown prince of the king for the future. That's why Israel always hurts the Palestinians." sambungnya lagi.

"So so? Forgive me, if I ask a lot" ucap Kyungsoo yang merasa tidak enak hati

"I understand it's okay" sahut pria tersebut yang bernama Fatih.

Kemudian Fatih mengajak Kyungsoo juga yang lainnya menuju pengungsian.  Sekitar 60 menit kemudian mereka tiba di pengungsian.  

Kyungsoo menitikkan airmatanya,  ketika dirinya bertemu banyak sekali anak-anak yang tidur bersama di dalam satu ruangan kecil,  juga anak-anak lainnya yang berada dalam satu ruangan dan mereka menikmati makanan mereka yang berupa roti gandum.  Meski hanya sebuah roti gandum,  tapi anak-anak polos itu terlihat sangat bersyukur dan menikmati apa yang mereka makan. 

"Aku sangat bersyukur masih memiliki orangtua, saudara, sahabat juga member EXO yang selalu ada untukku. Aku bisa makan enak.  Tapi anak-anak itu?  Diusia mereka yang masih kecil dan seharusnya mereka bisa Sekolah dengan baik. Tapi masa depan mereka harus terenggut karena orang-orang itu!!  Dan...mereka bahkan terlihat sangat bersyukur dengan roti gandum itu.  Ya Tuhan...aku merasa sangat rendah dari anak-anak itu.  Karena terkadang aku pernah membuang makanan jika rasanya tidak enak. Tapi berbeda dengan anak-anak itu, yang selalu bersyukur walau hanya satu roti dibagi dengan beberapa anak lainnya" batin Kyungsoo.

Airmata Kyungsoo mengalir deras,  dan ia berusaha menyekanya berkali-kali. Hingga ia terkejut,  saat ia merasa ada yang menarik-narik ujung bajunya. 

Kyungsoo tersenyum pada seorang gadis kecil bermata abu-abu,  berambut ikal dan senyumnya terlihat sangat manis,  ketika gadis kecil itu tersenyum padanya dan menyerahkan sebuah sapu tangan polos, meski terdapat bekas noda darah.  Namun Kyungsoo menghargai pemberian gadis kecil tersebut,  seraya ia berjongkok, "Hai. Siapa namamu gadis kecil?" tanya Kyungsoo sembari mengelus rambut ikalnya.

" سأل ما هو اسمك"

(dia bertanya siapa namamu?) tanya penerjemah wanita padanya

(dia bertanya siapa namamu?) tanya penerjemah wanita padanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" اسمي سابينا"

(Namaku Sabina) sahutnya

"Sabina. Nama yang Indah" ucap Kyungsoo tersenyum ramah padanya

Melihat Kyungsoo tersenyum, mengingatkan Sabina pada Almarhum ayahnya yang meninggal karena di tembak oleh tentara Israel di depannya.

"Abi...Sabina rindu abi" batin gadis kecil itu.

Kyungsoo merasa aneh ketika Sabina menatapnya sambil menangis. Tapi ia tidak ingin bertanya banyak, karena ia tidak ingin membuat Sabina semakin sedih karena pertanyaannya.

Sejak pertemuan pertamanya dengan Sabina,  Kyungsoo menjadi sangat akrab dengannya,  begitu pula Sabina yang selalu ikut kemanapun Kyungsoo pergi. 

Kyungsoo juga aktor,  dan aktris lainnya menghibur anak-anak kecil di pengungsian, lalu berfoto-foto dengan mereka. 

Mata mereka berkaca-kaca,  bahkan ada yang tidak sanggup membendung airmatanya,  ketika anak-anak itu memeluk erat mereka bahkan sampai ada yang mencium pipi mereka. 

Setelah 7 hari berada di pengungsian. Kini tiba saatnya mereka kembali ke Korea. 

Sabina,  gadis kecil yang cantik dengan rambut ikalnya,  dan matanya yang berwarna abu-abu.  Ia berlari dan memeluk erat pinggang Kyungsoo.

"Why Sabina?" tanyanya bingung

"May I come with you?" tanya Sabina

"Come with me?"

"Yes. May I ?" tanyanya lagi

Kyungsoo bingung. Ia menatap Kru,  aktor dan aktris lainnya yang juga dibuat bingung dengan keinginan gadis kecil itu pada Kyungsoo

"Why?" tanya Kyungsoo yang semakin bingung dan menatap lekat Sabina dengan mata bulatnya.

"Because,  I want to go with you, my father"

"Fa...father?" Kyungsoo begitu terkejut saat Sabina memanggilnya ayah. 

"Yes. Will you be my father?" tanyanya penuh harap.

Kyungsoo dan Sabina saling menatap.  Sabina sangat berharap Kyungsoo mau menjadi ayahnya,  sebagai pengganti ayahnya yang sudah meninggal karena ditembak oleh tentara Israel. Sedangkan Kyungsoo,  ia sangat bingung apa yang harus ia lakukan.  Karena Negaranya berbeda dengan Negara Sabina,  ia juga khawatir jika nantinya Sabina akan menemui masalah jika ia membawa Sabina ke Korea. 

"I'm sorry Sabina, I can't." tolak Kyungsoo

Mendengar penolakan Kyungsoo,  membuat Sabina terlihat sangat sedih.  Ia perlahan-lahan  melepaskan pelukannya, kemudian ia berbalik dan berjalan menunduk sambil meninggalkan Kyungsoo dan menangis sesenggukan.

Tbc

Mendengar lagu anak Palestina,  aku jadi kepikiran melanjutkan fanfic ini. 

"Will You Be My Father?" (Kyungsoo)Where stories live. Discover now