Three

130 25 0
                                    

"Tetaplah tersenyum, dan tunjukan padaku,"

•••

"Livia, apa hari ini kau tidak bekerja?"

Ibu, aku melangkah mendekati Ibu yang saat ini sedang menyiapkan sarapan untuk kami.
Menyandarkan kepalaku pada bahu Ibu, ini adalah kebiasaanku sedari kecil, jadi jangan aneh.

"Bekerja bu, hari ini aku full time,"

Aku menjawab, kemudian beralih mengambil pancake yang sudah di siapkan Ibu dan segera melahapnya.

"Kenapa belum bersiap?"

"Setelah ini bu,"

Aku menghabiskan susu dalam gelasku, melangkah menuju kamarku dan segera bersiap-siap untuk bekerja.
Ini adalah hari sabtu, jadilah aku dan team-ku harus bekerja full time hari ini.

Ting!

Aku membuka pintu masuk area cafe, menyapu seluruh sudut cafe dengan mataku yang hari ini sudah mulai diisi beberapa pengunjung.
Aku melanjutkan langkahku menuju ruang ganti pakaian dan penyimpanan barang-barang, dan disana aku juga menemukan Ax yang sepertinya juga baru saja datang.

"Kenapa cafe sudah ramai sepagi ini?"

Ax mengalihkan matanya padaku sembari merapihkan letak bajunya.

"Pagi tadi Direktur datang, dan dia bilang jika weekend kita harus buka lebih awal dari biasanya,"

Ax menjelaskan, aku dalam diam mencoba mendengarkan dan mengangguk paham.

"Lalu pulangnya bagaimana?"

"Mungkin akan lebih awal, tapi entahlah, itu tergantung pengunjung. Aku duluan,"

Aku mengangguk, dan setelah kepergian Ax, aku pun segera berganti bajuku dan sedikit menyemprotkan parfum pada bagian-bagian yang ku rasa harus ku semprot.

"Liv, apa kau sudah selesai? Jika sudah segeralah keluar, pengunjung ramai sekali,"

Aku segera keluar ketika suara Jo mulai mengintrupsi, dengan langkah terburu-buru aku kembali melangkah menuju depan. Dan benar saja, cafe benar-benar ramai.

"Liv, ini untuk meja nomor 2. Dan ini untuk meja nomor 11, jangan salah,"

Ax memberikan dua nampan sekaligus padaku, kemudian segera berbalik kembali ke ruang belakang meninggalkanku yang sedikit kebingungan.

"Nomor 2, dan 11,"

Aku melangkah mendekati meja nomor 2 terlebih dahulu, menyajikannya dan memberi salam selamat menikmati.
Setelah itu aku menuju meja nomor 11, dan melakukan hal yang sama pula.

Setelah selesai dengan dua pesanan itu, aku segera berbalik hendak kembali ke tempatku. Namun sesuatu berhasil menahanku, berdiam diri ditengah keramaian.

Dia hadir, diantara keramaian, dengan melempar sebuah senyuman kearahku, dan ucapan tanpa suara yang bisa ku tangkap.

"Semangat,"

•••

Tiramisu Ice Blended • Calum HoodWhere stories live. Discover now