006. Hurt

22.2K 2.4K 55
                                    

"hei, kau kenapa?" sapaan dan lambaian tangan tepat di depan wajah Yoora itu menyadarkan Yoora dari lamunannya.

"akhir-akhir ini kau sering melamun. Kenapa Yoo?" Yoora menoleh kesamping, dilihatnya seorang lelaki yang tengah memicingkan kedua matanya menatap Yoora curiga.

"kau sedang ada masalah?" belum Yoora menjawab sebuah pertanyaan muncul lagi.

"Tidak ada. Aku baik-baik saja Jung." Yoora menatap sahabatnya itu meyakinkan yang masih dibalas dengan Jungkook yang menatap curiga pada Yoora, Jungkook sudah mencoba bertanya lagi, namun sepertinya Yoora masih enggan bercerita.

"jangan harap aku percaya katamu baru saja, aku mengenal kau sama seperti aku mengenal Taehyung. Yah, walaupun aku lebih mengenalnya. Tapi aku masih cukup tahu saat ini kau berbohong padaku atau tidak! Kuharap tidak walau aku tahu kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku!"

Yoora mendadak kaku mendengar penuturan Jungkook, Jungkook mengatakannya dengan sederhana dan tanpa beban. Tapi Yoora mendadak terdiam, dia terdiam bukan karena kata-kata Jungkook, lebih tepatnya karena nama Taehyung disebut.

"yayyyyy! Kau kenapa diam lagi? Kau tak mendengarkanku? Aishhhh!" Yoora terkejut mendengar teriakan Jungkook disebelahnya.

"ahh, maafkan aku Jung, maafin. Aku tak bermaksud mendiamkanmu. Jangan cemberut begitu. Bibirmu terlihat sangat lucu meski kau tak terlihat tampan lagi!" Yoora mencoba merayu sahabatnya itu yang tengah merajuk.

"kalo begitu cium bibirku-, aauwwww sakit!" dan sukses dalam sedetik Jungkook mendapat cubitan di pinggangnya akibat ucapan nakal nya itu.

-Yoora POV-

Sudah ada seminggu semenjak kejadian diatap dan aku menjadi begitu berdebar saat bertemu Taehyung. Bahkan kadang aku menghindar saat bertemu dengannya. Aissshhh, ada apa dengan diriku? Kenapa aku begitu malu saat bertemu dengannya? Namun saat tak ada dia, aku selalu tak tenang mencari-cari dia di mejanya. Ahh, hatiku menjadi tak tenang seperti ini. Namun apa yang terjadi padaku sepertinya tak berlaku pada Taehyung. Dia masih setenang itu setelah mengatakan hal yang membuatku menjadi ratu dalam sehari. Kulihat dia masih suka tersenyum menggodaku, dia selalu tahu bagaimana cara membuatku tersipu merona. Aisssshh Kim Taehyung sialan, apa yang kau lakukan padaku?

Seperti siang ini, dari sejak pagi entah kenapa aku merasa Taehyung sedikit cuek padaku. Bahkan hampir seharian ini dia tidak membuat pipiku merona sama sekali. Apa yang salah padaku? Kenapa aku malah merasa, hmmmm sepi.

Haissshhh, lebih baik aku menenangkan hatiku sendiri. Perlahan ku gerakan langkah kakiku menuju tempat favoritku. Dan Taehyung pastinya. Aku kembali berjalan keatap. Sesampainya di atap, kuhirup dalam-dalam udara disini. Ahhh, benar-benar segar, bau dari arah sungai han yang disekelilinginya penuh pohon.

"huaaaaaahhhhhhhhh~" ku teriakan kencang-kencang apa yang terganjal dalam hatiku. Berharap beban yang selama ini membuatku gundah segera menghilang. Sejenak aku tersenyum menikmati ketenangan disini. Aku benar-benar suka ketenangan seperti ini. Untung Taehyung tak disini.

Srakkkk~

Aku menoleh kearah pintu yang menghubungkan tangga setelah kudengar suara pintu terbuka. Selintas kulihat Taehyung datang dengan senyumnya yang cerah. Dan detik itu juga, demi apapun yang ada, aku berbohong pada diriku sendiri. Tempat ini jauh lebih indah dan menyenangkan saat ada Taehyung disini.

Aku tersenyum ke arah Taehyung yang berjalan mendekatiku. Senyum Taehyung benar-benar merekah membuatku ikut berbahagia melihat senyumnya. Tak biasanya Taehyung tersenyum seindah ini, sepertinya dia sedang merasa begitu bahagia.

"Yoora-ya, ada yang ingin berbicara padamu." Kulihat Taehyung mengulurkan telpon genggamnya ke arahku bermaksud memberikan ponsel itu padaku. Aku menatap penasaran pada arah ponsel itu. Seketika seperti ditusuk pedang tajam, aku melihat nama Nayoung di layar ponsel itu. Tanganku bergetar menatap ponsel itu dan beralih menatap Taehyung. Entah mengapa tanpa bisa ditahan setetes air meluncur lancar dari sudut mataku.

Ternyata Taehyung tersenyum bahagia karena perempuan itu lagi.

"Kau kenapa?" Taehyung sepertinya tersadar dengan kondisiku. Aku menatapnya nanar. Aku tak tahu mengapa namun aku benar-benar tak ingin berbicara pada Nayoung, entah kenapa aku tidak ingin Taehyung menyuruhku berbicara pada Nayoung.

"Nayoung ingin bicara padamu.." kudengar Taehyung sedikit tercekat dengan ucapannya. Kim Taehyung bodoh, apa kau benar-benar tak tahu apa yang terjadi padaku?

Aku melangkahkan selangkah kakiku, kini aku berada tepat didepannya. Taehyung sepertinya mulai sadar kondisiku. Dia terdiam. Seperti dirasuki sesuatu dengan emosi yang kuat, kututup mataku. Kudekatkan wajahku mendekat ke arah Taehyung. Dan detik itu juga kukecup lembut bibirnya. Aku tak menuntut ciuman untuk dibalas, namun aku hanya menyalurkan segala emosi dan beban dalam hatiku agar Taehyung mengerti perasaanku. Karena aku tak sanggup mengungkapkannya.

-Yoora POV end-

Yoora menutup matanya dan mendekatkan wajahnya kearah Taehyung. Yoora menyentuhkan lembut bibirnya pada bibir Taehyung. Dari ciuman itu tersirat perasaan kecewa yang mendalam, bukan ciuman yang menuntut hanya ciuman yang menyalurkan segala emosi yang ada dalam hatinya.

Taehyung membulatkan matanya terkejut akibat perbuatan Yoora, bukan tindakan Yoora menciumnya yang membuatnya terkejut, namun sorot mata Yoora yang penuh kekecewaan yang memandangnya. Saat itu juga Taehyung sadar, dia telah melukai hati gadis itu.

"halooo...halooo..."

Suara Nayoung masih bergema dari ponsel Taehyung yang digenggam Yoora, saat itu pula Yoora tersadar dan segera melepas ciumannya. Dia tak berani menatap mata Taehyung. Tangannya terulur menyerahkan ponsel Taehyung, panggilan dari Nayoung masih tersambung. Yoora memberikan kembali ponsel itu ke Taehyung, suaranya sedikit terisak, siapapun tahu dengan betul bahwa gadis itu tengah menangis. Begitu Taehyung mengambil kembali ponselnya, Yoora langsung berlari kembali ke kantor.

"Yoora-yaa..." Taehyung lirih memanggil Yoora, sedetik kemudian dia sadar panggilannya dengan Nayoung masih tersambung.

"Halo Youngi,, Yoora tiba-tiba sakit perut. Dia sedang di toilet. Lain kali saja kusambungkan.." Taehyung memberi alasan pada Nayoung diujung telpon sana, berharap gadis itu tak curiga padanya. Taehyung mencoba kembali menyambung obrolannya dengan Nayoung, namun bayangan Yoora yang menatapnya dengan tatapan yang menyedihkan kembali hadir dalam pikirannya. Dia benar-benar menjadi tak fokus saat berbicara dengan Nayoung.

"Youngi, aku dipanggil sanjangmin mendadak. Aku tutup telponnya dulu ya! Nanti kuhubungi lagi!" Taehyung memutuskan menyusul Yoora setelah berbagai argumen berperang dalam pikirannya antara meneruskan obrolannya dengan Nayoung atau menyusul Yoora. Pada akhirnya dia memilih menyusul Yoora.

- rewritten on Dec 26, 2017

The RED [M] ✔️Where stories live. Discover now