"Kita sudah sampai, Miss."

Megan mengerjap dan mengatupkan bibirnya. Ia merasa malu karena sudah terlihat kampungan secara terang-terangan di hadapan Raymond.

Ini memang bukan pertama kalinya ia melihat maupun naik pesawat. Tapi ini adalah pertama kalinya ia berhenti di sebelah pesawat dan melihat dengan jarak sedekat itu. Siapapun pasti akan takjub.

Megan turun dari mobil perlahan dan berdiri dengan pijakan kedua kakinya.

"Mr.Tyler sudah menunggu anda di dalam," ucap Raymond seraya mempersilahkan Megan untuk berjalan kearah tangga yang menuju langsung ke pintu masuk pesawat. Kemudian ia menambahkan ucapannya, "dan Miss, saya bisa menjamin kalau anda tidak sedang bermimpi. Anda bisa mencubit saya untuk meyakinkan diri anda."

"T-ti-tidak perlu..." Wajah Megan merona mendengar kalimat godaan dengan nada serius itu.

Megan menundukkan kepalanya, menyembunyikan rasa malunya dalam-dalam.

Begitu sampai di ambang pintu pesawat, sapaan khas dari pramugari menyapa Megan dengan sopan.

Mungkin juga karena mereka tahu kalau wanita yang berpakaian layaknya hendak piknik kepantai dengan celana pendek, kaus oblong yang di masukkan ke dalam celana, rambut yang di cepol acak, juga sendal teplek yang menambah kesan santai itu adalah wanita spesial atasannya.

Mungkin juga karena mereka tahu kalau wanita yang berpakaian layaknya hendak piknik kepantai dengan celana pendek, kaus oblong yang di masukkan ke dalam celana, rambut yang di cepol acak, juga sendal teplek yang menambah kesan santai itu adalah wa...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Selamat datang di Tyler Airlines, Miss Penelope. Saya adalah Arianne, kepala pramugari di maskapai ini."

Megan semakin terlihat salah tingkah di perlakukan layak ya orang penting disana. Ia hanya tersenyum kikuk dan mengangguk kecil sambil berharap kalau ia tidak terlalu memalukan sebagai tamu undangan Alceo.

"Mr.Tyler sudah menunggu anda di dalam. Mari saya antarkan."

Megan mengangguk dan mengikuti arahan Arianne. Namun ketika ia menoleh ke sisi kanannya, bukan deretan kursi penumpang yang ia lihat seperti pada pesawat komersial lainnya.

Ia merasa kalau Alceo memindahkan Apartemen kedalam pesawat itu saat ini.

Lorong kecil pesawat itu disulap sedemikian rupa menyerupai ruang tamu, lengkap dengan meja kopi dan karpet putih di lapisan lantainya.

Lorong kecil pesawat itu disulap sedemikian rupa menyerupai ruang tamu, lengkap dengan meja kopi dan karpet putih di lapisan lantainya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Bad Boy CEO And I [#MFFS 3]Where stories live. Discover now