Benang Merah Edelweis

Comincia dall'inizio
                                    

***

Malam ini Alpha tak bisa tenang. Jari jarinya mengetuk meja beberapa kali. Alpha masih terlihat glamor walaupun resah sudah menggulungnya dalam sebuah kepompong.

"Sang Raja sudah murka, Ia tidak bisa apa-apa..." ucap seorang pemuda sangar di tempat itu. Alpha memutar gelasnya beberapa kali sambil mendengar ucapan lelaki di sebelahnnya.

" Apa benar karena Si Lelaki Pelangi ? Ku dengar ada sebuah sayembara untuk menangkap pria itu. " Ucap seorang lelaki sambil tersenyum memperlihatkan gigi emasnya. Alpha memilih untuk pergi dari tempat tersebut dengan meninggalkan beberapa uang receh di atas meja. Salah satu ujung bibirnya terangkat dan kedua bola matanya menatap tajam tempat itu lalu berlari secepat mungkin. Semua orang yang ada di tempat itu merasa curiga dengan sikap Alpha yang tidak biasa.

***

" Tik..Tik.." Bunyi mesin ini sungguh menakutkan mengingat betapa perihnya hati seorang ibu menunggu kedatangan anaknya yang belum juga kembali dari perjalanan jauh. " Tolong buka matamu, Edelweis."

***

Alpha menemukan sepasang kupu-kupu bercahaya setelah ia berhasil melarikan diri. Kupu-kupu tersebut mengitari kepalanya beberapa kali dan menuntun Alpha ke suatu tempat. Setelah beberapa lama berjalan, Alpha telah dituntun menuju seseorang yang membuat hatinya padu. Dia melihat Edelweis tengah bersimpuh di tepi telaga bersama ratusan kupu-kupu. Malam kelabu ini menjadi gemerlap ketika kupu-kupu tersebut memancarkan cahaya.

 Malam kelabu ini menjadi gemerlap ketika kupu-kupu tersebut memancarkan cahaya

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.


"Apa yang kau lakukan disana ?"Tanya Edelweis datar.

"Aku hanya mengikuti kupu-kupu ini dan menuntunku ke tempatmu." Jawab Alpha.

Mendengar hal itu Edelweis tersenyum sendu. Edelweis memutuskan benang merah yang mengikat jari kelingkingnya lalu mengikatkannya ke lengan kanan Alpha. Setelah itu, kupu-kupu disekitar telaga terlihat agresif. Cahaya maron yang bersinar berubah menjadi merah darah .

"Angin-angin ini riuh, cinta mereka ber-air peluh. Namun bagiku ini sembilu. Dilema ini telah menghanyutkanku ke dalam sungai-sungai tanpa muara.Alpha, kemana seharusnya aku pergi ? tanya Edelweis.

Suara Edelweis menembus gendang telinga Alpha lembut. Warna suaranya sungguh kelabu, bagai hitam yang tidak akan berubah menjadi putih. "Kamu harus menuju titik."Jawab Alpha singkat. Alpha mengerti dengan perasaan Edelweis yang sebenarnya. Akan tetapi, Alpha hanya berusaha menutupi perasaannya sendiri.

Kalimat yang diutarakan Alpha masih tergiang jelas dikepalanya, sangat singkat tetapi mengandung makna. Menuju titik yang bagaimana ? Mengapa? Siapa yang akan menghantarkanku kesana?.Pertanyaan-pertanyaan seperti ini terus-menerus mengusik pikiran Edelweis.

"Siapa kau sebenarnya?" Tanya Edelweis mengintrogasi Alpha.

"Aku hanya seorang pengembara negeri pelangi." Jawab Alpha. Lagi-lagi pertanyaan Edelweis dijawab singkat. Hal ini membuat Edelweis geram,kupu -kupu disekitar mereka juga ikut ber-emosi. Mereka terbang riuh kesana kemari seperti riuhnya hati Edelweis.

Benang Merah EdelweisDove le storie prendono vita. Scoprilo ora