1. Pertengkaran yang kesekian kalinya

5.1K 731 144
                                    

"Ah, astaga." Gadis itu menghela napasnya dan menatap sinis lelaki yang tengah duduk di depannya dengan pandangan menunduk.


"Aku pasti sudah gila, kenapa aku harus berpacaran denganmu? Kenapa aku harus jatuh cinta padamu? Aku pasti sudah membuat dosa besar di kehidupan sebelumnya hingga harus bertemu denganmu, " ungkap Jisoo sebal.

Kim Jisoo dan Lee Taeyong, sepasang kekasih yang sudah berpacaran selama dua tahun. Pertengkaran hari ini bukanlah pertengkaran pertama mereka, melainkan pertengkaran yang kesekian kalinya.
Keduanya sama-sama keras kepala membuat mereka selalu bertengkar karena hal kecil.

"Kenapa kau diam saja? Apa aku seperti patung berbicara bagimu?" tanya Jisoo sebal membuat Taeyong mendongak dan menghela napas.

"Terserahlah."

Jisoo kesal karena Taeyong membuatnya menunggu lama, Jisoo marah karena kemarin dirinya melihat Taeyong membonceng seorang gadis. Sedangkan Taeyong tahu kesalahannya. Namun lelaki itu enggan menjelaskan, membiarkan Jisoo tenggelam dalam segala asumsi buruknya.

"Ayo putus."

Taeyong tak bereaksi, lelaki itu masih menatap Jisoo datar membuat Jisoo semakin kesal.

"Lee Taeyong, aku bilang ayo putus!"

"Dan pada akhirnya kita akan kembali lagi?" tanya Taeyong lelah. "Kau tahu dengan benar bagaimana hubungan kita; putus-nyambung. Tidakkah kau juga lelah? Aku benci mengakui ini tapi aku lelah, aku muak dengan segala hal."

"Jadi ini adalah salahku?" tanya Jisoo dengan suara meninggi. Untunglah suasana kafe saat itu sedang sepi, jadi tak terlalu mengganggu.

"Lalu kau mengira ini salahku?" tanya Taeyong pelan.

"Iya. Ini salahmu, semuanya salahmu!" Bentak Jisoo.

Taeyong menatap Jisoo tajam. "Kim Jisoo!"

Jisoo menatap Taeyong tak percaya. "Kau baru saja membentakku?"

Taeyong menghela napasnya lagi melihat mata Jisoo yang berkaca-kaca. Lelaki itu mengepalkan tangannya, berusaha keras agar tak menghapus bulir airmata yang perlahan turun.

"Kau bilang ini salahku, itu salahku, apa segalanya harus salahku? Dibandingkan aku, kau lebih bertingkah seenaknya, membuat keributan di sana-sini dengan tempramenmu itu, lalu mengatakan itu salahku. Kau menuduhku sesukamu, kau bilang aku egois dan menangis di depanku. Bukankah kau yang egois? Kau tak membiarkan diriku menjelaskan semuanya dan tetap bertahan dalam ego dan prinsipmu. Kau membunuhku secara perlahan, Kim Jisoo."

Taeyong berdiri dari duduknya dan meninggalkan Jisoo tanpa peduli isakan gadis itu.

"Aku membencimu," ucap Jisoo membuat langkah Taeyong terhenti sejenak dan melirik Jisoo sebelum akhirnya kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan kafe.

***

Jisoo gelisah dalam duduknya. Gadis itu menatap teleponnya yang bergetar menunjukkan banyak notif. Namun tak ada satu pun notif dari Taeyong.

Jisoo menghela napas panjang. Apa Taeyong benar-benar marah?

Biasanya Taeyong akan mendiaminya paling lama selama tiga jam, setelah itu Taeyong akan datang kerumahnya dan minta maaf. Namun ini sudah dua hari, Taeyong juga tak pergi kuliah membuat Jisoo khawatir.

Apa dirinya harus meminta maaf duluan?

"Dia belum mengabarimu?" tanya Seulgi membuat Jisoo mengangguk.

Jennie membenarkan letak duduknya dan menatap Jisoo. "Kenapa kau tidak berkencan saja dengan lelaki lain? Banyak lho yang mau denganmu, contohnya kak Jinyoung, teman kak Taeyong."

Dear, Jisoo | 𝘓𝘦𝘦 𝘛𝘢𝘦𝘺𝘰𝘯𝘨 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang