cerita 1

341 0 0
                                    



"TAPI BENERAN, 2014"

"Ramadhan itu adalah bulan yang pernuh berkah". Itu kata-kata yang aku sering dengar biasanya kalo teman satri sedang disuruh ceramah oleh pak ustad untuk mengisi kegiatan sore hari sebelum buka puasa. Emang iya sih, nyatanya bulan puasa itu bulan yang penuh barokah, segala kebaikan yang kita lakukan akan dilipat gandakan. Makannya aku, aba, nde & aa, rifan, firman, rahman dan tio waktu anak-anak sering sekali tidak tidur setelah sahur karena di suruh a Ust. Erif mengaji di masjid setelah subuh sampai pagi. Sungguh, hal itu adalah hal yang menyenangkan ketika itu, bisa berkumpul bersama teman teman di masjid kesayangan Al-Ikhlas, dimana pasti ada a Ust. Bubun subuh subuh di masjid.


Biasanya setelah sahur kami berlomba untuk siapa cepat sampai di masjid dan menaruh tas dan buku. Karena yang pertama menaruh adalah dia yang duluan nanti ngajinya. Biasanya aba dan firman yang selalu pertama, akumah lebih milih terakhir atau pertengahan. Soalnya aku mau ngapalin dulu baca Al-Quran biar nanti pas a Ust. Erif nyuruh aku ngaji sambil dipapatahan oleh dirinya aku bisa lancar bacanya. Astaghfirullah, padahal sebenarnya gak boleh yang seperti itumah, harusnya kita tampil sempurna itu di hadapan sang pencipta, dengan hati yang ikhlas tanpa ada rasa Riya didalamnya untuk membacakan ayat-ayat suci Al-Quran dengan khusyuk. Astaghfirullah, maklum ya soalnya ketika itu aku dan teman-teman belum tahu.


Teman-teman ketika itumah tidak menyamper satusamalain, soalnya nanti, misalkan kalo aba nyamper rifan, pasti setelah nyamper langsung pada lari balapan ke masjid untuk siapa cepat naruh tas, dan buku. Makannya mereka diam-diam saja kalo mau pergi ke masjid setelah sahur. Tapi pernah waktu itu, si tio, setelah shalat taraweh dia langsung nyimpan tasnya di masjid, dia pikir besok dia akan ngaji duluan, makannya dia santai. Tapi tetap, aba dan firman, juga si kembar nde & aa tidak mau tahu. Katanya serentak "gak kaci ah", aku gatau bahasa indonesianya apa, curang, mungkin. Dan akhirnya tio kembali ke barisan paling belakang dengan bibir yg ditekuk dua duanya ke bawah, kecewa.


Tapi tio adalah tio, dia dari jawa, lahir di cisarua Bogor, tapinya. Dia gak nyerah, pernah waktu itu juga, dia setelah sahur langsung lari ke mesjid, padahal baru makan sedikit, minumnya juga sedikit. Tentu saja, disaat aku dan teman-teman sedang santai sahur di rumah dia sudah ada di masjid, dengan tas dan buku tersimpan rapi di depan dengan bertuliskan "Tyo Cis-Three". Aba dan firman kali ini kecewa, si kembar nde & aa juga tentunya. Tapi gak apa lah, namanya juga pengajian nanti juga dapat giliran, aku bilang. Setelah ngaji dia (Tio) bilang sesuatu ke aku,


"rif, aku lupa niat euy"

"hag siah, atuh kenapa?" (Nah lo, atuh kenapa?)

"ih, aku lupa, tadi kan buru-buru ke masjid"

"berarti kamu gak akan sah puasa, tio"

"iya emang? kata siapa?"

"kata ibu kau, sok aja tanyain"

"jangan atuh, nanti pasti akan dimarahin ibu kalo dia tau aku gak puasa"


Lalu kami berdua merahasiakan sesuatu.


Setelah pulang mengaji, itu sekitar jam enam pagi, cuaca puncak selalu dingin, kecuali musim panas. Aku langsung membolehkan diri untuk tidur, biasanya, kalo sedang libur sekolah. Meskipun Rasulullah SAW tidak membolehkan tidur setelah subuh karena tidak baik. Maklum yah, ketika itu aku lagi-lagi belum tahu he he ditambah ngantuk karena semalam ikut pemuda kampung untuk berisik membangunkan orang yang sedang tidur, seperti mang ato dan teh neng dan keluarga untuk sahur. Inilah kenapa kami mau-maunya bangun jam 2 lalu ikut ikutan membangunkan yg sedang tidur, karena ini adalah salah satu hal yang menyenangkan ketika bulan penuh berkah tiba. Aku selalu tertawa ketika pemuda sini menyanyi untuk membangunkan sahur.

kisah masa masa kecil bersamaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt