MFB 8 [REVISI]

1.3K 79 6
                                    

Gadis itu berdehem, memecah keseriusan diantara dua orang lelaki yang tengah mengobrol.

Dua orang lelaki itu mengalihkan pandangannya kearah Mauren, yang muncul dengan mengenakan kaos putih polos kemudian dibalut jaket boomber berwarna biru, juga training berwarna hitam, tak lupa sepatu olahraga yang terkenal dengan logo centang disisinya.

Saghara menatap Mauren tak berkedip, gadis yang biasanya suka mengurai rambut panjangnya, kini memilih untuk menguncir kuda dengan poni dan beberapa anak rambut yang dibiarkan menjuntai, membuatnya terlihat semakin cute.

Tama—ayah Mauren. Tersenyum geli saat memergoki Saghara tengah menatap putrinya tanpa kedip. “Biasa aja Gar lihatin Maurennya!”

Saghara terperanjat lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Keciduk kan.

Cowok itu kemudian nyengir. “Maaf om, habisnya Orin kelihatan makin cute kalau lagi dikuncir gitu!”

Damn shit!

Pipi Mauren seketika menghangat saat mendengar ucapan Saghara yang secara terang-terangan memujinya didepan Ayahnya.

Mauren kembali berdehem, menetralkan degup jantungnya yang ikut bekerja lebih cepat akibat ulah Saghara tadi. “Udah jam lima lebih Ga, ayo berangkat, nanti kesiangan nggak enak panas!”

Saghara tersenyum lalu mengangguk. “Yaudah om, saya sama Orin berangkat dulu ya!”

Pria tersebut mengangguk, “Hati-hati ya, jagain anak om yang paling imut ini ya Gar!”

“ISH, AYAH!” Mauren merengut kesal.

Sedangkan Saghara terkekeh pelan. “Siap Om!”

Saghara kemudian mencium punggung tangan pria tersebut, lalu mendekati Mauren. “Udah sana salim dulu sama Ayah,”

“Jangan ditekuk mulu mukanya, makin cute tau nggak!”

“SAGA IH, SAMA AJA KAYAK AYAH!”

Kedua orang lelaki itu hanya tertawa mendengarnya.

Mauren beranjak menghampiri Ayahnya dengan menghentak-hentakkan kakinya kesal. Ia kemudian segera mencium punggung tangan milik Ayahnya.

Assalamualaikum!” Ucap gadis itu dengan nada kesal, lalu segera melenggang pergi.

“SAGA, KAMU JADI PERGI SAMA AKU NGGAK SIH? KALAU NGGAK, BILANG! AKU PERGI SENDIRI!” Teriak Mauren dari halaman rumahnya.

Tama dan Saghara tertawa mendengar teriakan Mauren.

“Kalau begitu saya permisi om, assalamualaikum!” Saghara menundukkan sedikit tubuhnya lalu melenggang pergi.

Waalaikumsalam

•••

“Kamu kenapa tadi ngomong gitu sama Ayah?” Tanya Mauren dengan wajah ditekuknya.

Saghara mengernyit mendengar pertanyaan Mauren, namun tak lama mengangguk paham. “Aku kan jujur yang!”

Cowok itu menyerongkan badannya sedikit menghadap kearah Mauren. “You look so cute today Rin!”

“Aku serius,”

Mauren mencebik lucu. “Ya tapi nggak didepan Ayah juga bilang gitu Ga! Malu aku!”

Saghara tertawa mendengarnya.

“SAGA IH! KOK MALAH KETAWA SIH!”

Cowok itu mengusap lembut kepala Mauren, namun segera ditepis oleh cewek itu.

“Maaf Rin!”

Mauren diam.

Saghara menghela napas. “Tunggu bentar ya!” cowok itu lalu pergi meninggalkan Mauren.

Mauren berdecak kesal saat menatap punggung Saghara yang semakin menjauh. “Cowok mah gitu, pacarnya ngambek bukannya dibujukin, malah ditinggal!”

Setelah beberapa saat, Mauren yang sedang asyik berkutat dengan ponselnya sedikit terkejut saat merasakan ada sesuatu dingin yang menempel dipipi kanannya.

“Katanya es krim bisa bikin mood seseorang balik lagi, nih makan biar kamu gak badmood lagi” Ucap cowok itu sambil mengulurkan es krim pada Mauren.

“Makasih Ga!”

Saghara tersenyum hangat dan mengangguk sebagai jawaban. Cowok itu kemudian duduk disamping Mauren.

“Dua minggu lagi aku berangkat!”

“Iya, aku tahu!” Mauren lalu menghela napas berat. Kalau boleh jujur, sungguh dirinya masih belum siap untuk menjalin hubungan jarak jauh dengan Saghara, tapi mau bagaimana lagi, dirinya tidak boleh egois untuk melarang Saghara pergi meraih mimpinya yang sudah didepan mata.

“Sudah siap ldr sama aku?”

Mauren tersenyum, menoleh kearah Saghara. “Udah dong, tapi aku kesel ih!”

“Kok gitu?”

“Aku udah nggak bisa nonton kamu tanding langsung di tribun!”

Saghara tersenyum, mengusap lembut kepala Mauren. “Nggak apa, yang penting itu doa kamu!”

“Kalau itu sih udah pasti lah!”

“Nanti ikut ya kalau nganterin aku, kan udah selesai UN!” Pinta Saghara.

Mauren mengangguk. “Iya!”

“Oh iya Rin, aku mau bilang sesuatu sama kamu!”

“Apaan?”

Saghara mendekatkan wajahnya kearah Mauren. “Happy Anniversary pendek!” Bisiknya tepat ditelinga kanan Mauren membuat tubuh gadis itu seketika menegang.

Saghara tersenyum lebar lalu mencubit pipi pacarnya itu. Gemas.

“AKH! Sakit Saghara!!” Ucapnya sambil mengusap pipi kanannya yang dicubit Saghara.

Cowok itu nyengir lalu kembali keposisinya. “Maaf!”

Gadis itu mengangguk. “Tunggu deh, kamu tadi bilang happy anniversary? Kamu nggak salah? Kan masih bulan depan Ga!”

Saghara mengangguk. “Iya tahu, tapi aku mau ngucapin langsung ke kamu sebelum aku berangkat!”

Mauren mengangguk. “Oke, alasan diterima!”

“Tapi aku belum beli hadiah buat kamu!”

Gadis itu tersenyum. “It's ok Ga, aku nggak mempermasalahkan itu kok, lagian aku juga nggak punya hadiah untuk kamu!”

Saghara menoleh kearah Mauren. “Aku nggak butuh hadiah dari kamu, karena buat aku, adanya kamu disamping aku itu sudah merupakan hadiah terindah yang aku punya!”

“Dan aku bersyukur akan hal itu!”

Mauren menatap balik Saghara. “Thank u so much Ga!”

Saghara tersenyum. “Your welcome by

“Aku punya satu permintaan buat kamu Ga!”

“Apa Rin?”

“Tolong bangett, kurang-kurangin ya ngeselinnya!”

Saghara tertawa “Nggak bisa Rin! Udah otomatis ini!” Lalu mengacak pucuk kepala Mauren gemas.

“GAA!!”

Saghara hanya tertawa,

—lagi.

•My Famous Boyfriend•

Jangan lupa vote dan komen🖤

With love,
Citra, Istri SAH Sutan Zico🖤

My Famous Boyfriend [Hanis Saghara]✓Where stories live. Discover now