02 | Awal Kehidupan Baru

Start from the beginning
                                    

Namun ia salah. Cairan itu sepertinya sebuah salep, mungkin obat tradisional atau semacamnya, karena cairan-cairan itu tepat berada di bagian tubuhnya yang memar, dan sekarang memar-memar itu tidak lagi terasa sakitnya. Bahkan semua luka-luka di tubuhnya telah tertutup, walau masih meninggalkan bekas, tapi tidak ada lagi perih yang ia rasakan.

          Perhatiannya kembali tertuju pada bunyi dentingan senjata tajam yang terdengar dari luar jendela bagian belakang. Mikaela berdiri, melangkahkan kakinya menuju ke sumber suara, dan seketika ia membulatkan matanya.

Bukan karena segerombolan lelaki berbadan tegap dengan otot-otot tubuh kekar yang sedang saling menghantamkan senjata tajam yang dipegangnya masing-masing satu sama lain, melainkan oleh pemandangan yang tersaji di belakang rumah mewah ini.

Sekali lagi, Mikaela merasa dirinya benar-benar berada di surga. Sampai pintunya diketuk dari luar.

Tok.. Tok.. Tok.. "Ms. Mikaela, apakah anda sudah bangun?"

Suara seorang perempuan dengan aksen yang lembut memanggilnya dari luar kamarnya. Mikaela kembali tercengang, baru pertama kali ada yang memanggil namanya, ia tidak pernah memberitahu siapa namanya kepada para majikannya dulu, bahkan kepada Kashmir si pemilik tempat perdagangan ternak.

"Nona? Aku mendengar sesuatu. Apa yang sedang anda lakukan?"

Lagi, Mikaela kembali tercengang. Bahkan ia dipanggil dengan sebutan nona. Mungkin ia benar-benar berada di surga.

"Nona Mikaela?"

"I-iya, tunggu sebentar!"

Dengan cepat Mikaela berjalan, setengah berlari menuju ke pintu besar berwarna putih dengan corak garis-garis keemasan itu, membukanya dan mendapati seorang wanita cantik yang menurutnya sudah sangat dewasa, rambut sebahu dan mengenakan pakaian yang sepertinya adalah pakaian pelayan. Wanita itu mengerutkan keningnya,

"Ma-maaf aku terlalu lama membukakanmu pintu." ucap Mikaela dengan sedikit rasa takut dalam batinnya. Wanita itu tersenyum dengan sangat manis dan menggeleng pelan.

"Kau tidak perlu membukakan pintu, seharusnya kau tinggal menyuruhku masuk. Perkenalan, aku Ginerva, panggil saja aku Ginny. Tuan Daniel mengutusku untuk menjadi pelayan pribadimu."

Mikaela yang mendengar hal itu hanya tersenyum dengan raut wajah kebingungan.

"Sepertinya anda—"

"Mana kakakku?" potong Mikaela cepat begitu mendengar nama Daniel disebut, namun Ginny kembali tersenyum dengan ramah.

"Tuan Daniel mendapat panggilan mendadak dari kerajaan. Saya akan menemani anda untuk bersiap-siap."

"Bersiap-siap untuk?"

"Setelah selesai dari urusan kerajaan, tuan Daniel akan mengajak anda berkeliling di ibu kota."

Mikaela hanya ber-oh ria tanpa mengeluarkan suara sambil mengangguk pelan, Ginny kembali tersenyum dan membawa Mikaela masuk lalu menyuruhnya untuk pergi ke kamar mandi sementara Ginny merapikan seprai Mikaela yang sedikit kusut.

Ginny melirik ke arah Mikaela yang baru saja menunggalkan baju tidurnya, dalam hatinya ia terkagum dengan keindahan tubuh Mikaela, seakan bekas-bekas luka yang sudah menutup itu tidak menjadi penghalang tubuhnya untuk memancarkan keindahannya sama sekali. Sangat proporsional dan pas untuk gadis seusianya.

Dengan segera Mikaela pergi ke dalam kamar mandi, namun belum ada lima detik ia masuk, pintu kamar mandi sudah kembali terbuka. "Apakah kau akan menunggu di situ?"

Ginny tersenyum. "Tentu saja. Tidak perlu takut, semua peghuni rumah ini adalah orang-orang baik."

"Bu-bukan begitu. Aku takut kau menunggu terlalu lama. Kau tahu, aku sudah lama tidak.. Umm.."

(Hot) Rebellion VampireWhere stories live. Discover now