01 | Pertemuan

2.3K 73 21
                                    

Np. Evanescence - Bring Me To Life

 Evanescence - Bring Me To Life

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

01 | P E R T E M U A N

          Kegelapan adalah hal yang paling ditakuti oleh kebanyakan orang, selain ketemu mantan, dan quota internet yang habis, tentu saja.

Tetapi tanpa adanya kegelapan, tidak akan ada cahaya. Di kegelapan lah cahaya dapat bersinar dengan terang. Sebuah kontradiksi yang masuk akal.

Bagi Mikaela, kegelapan bukanlah satu-satunya yang ditakutinya. Ia tidak pernah takut akan kegelapan, karena hanya di dalam kegelapan ia dapat beristirahat dengan tenang. Tak peduli berapa banyak tulang yang retak, memar yang menyiksa dan perihnya luka yang menusuk, hanya dalam kegelapan lah Mikaela bisa tenang.

Karena saat cahaya lampu kembali menyala, hanya siksaan yang akan ia dapatkan dari majikannya.

Lebih tepatnya majikan vampirenya, tentu saja. Dan ini adalah kali ketujuh Mikaela berganti majikan, setelah majikannya yang lama membuangnya begitu saja di pinggir jalan dengan keadaan sekujur tubuh penuh luka memar. Membiarkannya meringsek di trotoar dan bergelut dengan dinginnya malam, hingga ia kembali dipungut oleh vampire bangsawan lain yang malah lebih kejam dari majikannya yang sebelumnya.

          Kamar ini sungguh gelap, hampir tidak ada udara yang masuk jika di dinding tidak ada lubang tempat keluar-masuknya tikus. Sempit, dan hanya terdapat sebuah kasur berukuran sedang yang masih berdiri kokoh, walau seprainya sudah sobek di sana-sini.

Namun di atas kasur itulah Mikaela terbaring lemah tanpa penutup. Dengan luka di sekujur tubuhnya, ia terbaring di dalam kegelapan kamar itu, hanya menunggu dua hal; makanan, dan sang majikan yang setiap saat akan kembali dan menghabisi tubuhnya untuk kesekian kalinya.

Delapan jam Mikaela terbaring diam, ia tidak ingin banyak bergerak karena hanya akan menyebabkan luka-luka di sekujur tubuhnya kembali terasa sakit. Yang ia lakukan hanyalah memejamkan mata, menikmati setiap hembusan nafas yang ia lakukan, satu-satunya yang mengingatkannya bahwa ia masih hidup.

Delapan jam berdiam diri dalam kegelapan, hingga pintu kamarnya dibuka dan lampu kembali menyala. Di depan pintu berdiri seorang vampire berkulit pucat, rambut pirang panjang yang diikatnya ke belakang, dan pakaian nyentrik ala bangsawan. Di tangannya terdapat sepiring roti tawar.

Vampire itu masuk dan mengunci pintunya dari dalam, memandang lurus ke arah tubuh lemah Mikaela yang tidak terbalut sehelaipun benang, kulit putih penuh memar dan lukanya pun masih bisa bersinar di bawah cahaya lampu kamar ini.

Vampire itupun melepaskan pakaiannya satu persatu hingga menyisakan celana boxer hitamnya, membawa piring roti itu mendekat ke arah Mikaela dan menaruhnya di lantai.

Dengan kasar vampire itu menjambak rambut dark brown milik Mikaela yang membuatnya berteriak kesakitan, mengendus sekilas leher jenjang gadis itu sebelum melempar tubuh gadis malang itu ke lantai.

(Hot) Rebellion VampireWhere stories live. Discover now