Behind A Little Piece Of Pizza (Justin Bieber Love Story)

684 18 0
                                    

"Tunggu sebentar!" Seru Belle setelah gendang telinganya menangkap bunyi bell sambil berlari ke arah pintu rumah yang terlihat elegan dengan sentuhan vintage.

"Pizza?" Seorang pengantar pizza tersenyum ke arahnya setelah tangan mungil Belle menekan knop pintu dan menariknya lebar-lebar. Pizza? Dia tidak memesan pizza hari ini.

"Not mine. Aku tidak membeli pizza hari ini."

"Ah, alright. Sorry for bothering."

Ciara hanya tersenyum ramah ke arah pria pengantar pizza yang menggunakan name tag bernama Justin Bieber itu.

"No problem," Arah pandang Ciara bergerak ke arah name tagnya. Bibirnya baru saja hendak bergerak, melanjutkan ucapannya yang terhenti karena ketidaktahuannya terhadap nama pria tampan di hadapannya ini.

"Justin. Justin Bieber." Pria itu tertawa kecil sambil mengetuk-ngetuk name tag yang tergantung di bajunya. Agak canggung memang bagi Ciara untuk berbincang dengan stranger.

"Yeah, Justin." Tawaan kecil mereka perlahan mereda dan diakhiri lambaian tangan Justin.

Bola mata Ciara terus saja mengikuti tubuh Justin yang sedang berada di atas motor berlogo 'Pizzler'--nama sebuah kedai pizza yang terkenal di daerahnya.

Ciara melangkahkan kaki ke kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya. Selimut yang telah dilipat rapih ia tarik sampai membaluti tubuhnya. Angannya melambung sampai kepada kejadian barusan. Justin.. Ah, tampan. Seharusnya Justin bisa menjadi cover boy atau apalah itu selain menjadi pengantar pizza, pikirnya. Tetapi satu hal yang ia tidak sadar, ialah senyum yang terhias dengan indah di bibirnya selama memikirkan Justin--yang notabene baru saja ia kenal.

***

"Kau sudah dijemput?" Alis berwarna coklat yang rapi nan indah milik Ciara mengerut menjadi satu

"Yeah. Josh sudah hampir sampai dan ia.." Debby--teman Ciara--tersenyum malu dan sepersekian detik kemudian tampak semburat merah muncul di kedua pipinya.

"...Josh mengajakku bertemu kedua orang tuanya." Senyum lebar Debby disambut teriakan tertahan Ciara.

"Whoa! Good luck, Debby!"

"Thank you!"

Mereka saling berpelukan, sampai akhirnya telepon genggam Debby berbunyi, tanda ada panggilan. Lalu Debby bergegas ke arah lobby utama dan meninggalkan Ciara sendiri.

Ciara memutuskan pergi ke toko buku sambil menunggu kakaknya menjemput.

Tangan Ciara hendak mengambil novel karya Nicholas Sparks yang berjudul 'The Notebook'--yang sangat menguras air mata. Tetapi ia menarik tangannya kembali saat ia mendapati tangan lain bersentuhan dengan tangannya. Rasanya, ia ingin memejamkan mata, menikmati lebih lagi sentuhan tangan kekar yang berada di atas tangannya.

"Justin?" Claire menatap ke arah Justin dengan terkejut dan senang. Senang? Uh, Entahlah.

"Oh, hey!" Gigi putih Justin terlihat jelas. Justin memasukkan tangan kekarnya ke dalam kantung celana yang ia kenakan kini.

"I'm Ciara."

***

"Em, so, kau bukan pengantar pizza yang asli? Hanya menggantikan temanmu yang sedang sakit? Great." Ciara mengaduk-aduk minumannya dengan sedotan.

"Yeah. Aku masih mencari kerja. Aku baru saja lulus kuliah 2 bulan yang lalu." Justin menggedikan bahunya sambil tetap menatap mata berwarna hazel Ciara. Ciara melebarkan matanya seketika. Menyadari bahwa ada banyak kesamaan antara dirinya dan Justin.

"Whoa! Kita se-angkatan, Justin!" Ciara tertawa kecil. Ia merasa klop berada di sebelah Justin. Merasa... Cocok.

"Cool!" Justin tertunduk sambil tertawa dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Tawa Justin berhenti dan wajahnya berubah menjadi lebih tenang.

Behind A Little Piece Of PizzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang