Pertemuan Dengan Tukang Pos

1.2K 123 32
                                    

"Hoaam, selamat pagi, Riku"Tenn terbangun, Riku sudah lebih dulu bangun, tapi masih terduduk, tak tau apa yang sebaiknya dia lakukan dan tidak membalas Tenn.

"Ayo kita pergi kebawah, Riku"Tenn hanya dapat tersenyum, bagaimanapun Riku belumlah sempurna, Riku mengganguk, lalu mengikutinya ke ruang makan dibawah, Riku memang sudah dirancang agar memerlukan makan dan minum juga, tapi ia tak akan mati kalau tidak makan sih.

"Apa yang kau ingin coba, Riku?"tanya Tenn, Riku kebingungan.

"Ah iya aku lupa kau belum pernah makan sebelumnya"balas Tenn, lalu kemudian mulai memasak apa yang ada dipikirannya.

"Ini, telor ceplok"//malahtelorceploketdh.
Riku pun mencobanya, masih tak ada emosi di mukanya jadi tidak diketahui Riku menyukainya atau tidak, Tenn tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya dapat menunggu perkembangan diri Riku.

"Hei Riku, bagaimana kalau kau pergi ke luar berjalan-jalan, kalau kau tersesat kau tanya saja ke orang-orang, mereka akan mengetahuinya, aku akan melanjutkan eksperimenku"ucap Tenn sambil mencuci piring, Riku pun pergi keluar.

Dan, karena tidak tau apa-apa, Riku hanya berjalan muter muter gajelas.
Sampai tiba-tiba seseorang melompat dari atap.

"Awaaaasss!!"teriak orang itu, Riku pun minggir sedikit.
"Hei itu bahaya tau!"ucap orang yang memakai pakaian tukang pos itu, Riku tidak membalas apa-apa.

"Kau anak yang aneh, siapa dirimu? Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya"lanjutnya, lalu merogoh tasnya.

"Aku...Nanase Riku, robot 'hidup', itu kata pembuatku"balas Riku memperkenalkan diri.
"Ah, salam kenal! Aku Mitsuki, tukang pos dikota ini, tapi aneh juga, apa maksudnya robot?"tanya Mitsuki, lalu mengeluarkan amplop berisi surat dari tasnya, dia mengajak Riku berjalan.

"Tidak tau... aku disuruh mencari tau apa itu emosi"jawab Riku, mengikuti Mitsuki, mereka pun sampai di depan pintu rumah seseorang, Mitsuki mengetuk pintu dan memberikan surat itu.

"Makasih! Mitsuki-san"ucap anak yang mendapat surat itu sambil tersenyum, Mitsuki pun tersenyum kembali dan mengelus anak itu, mereka nampak sangat senang, Riku pun berpikir.
'Apa itu termasuk salah satu bentuk emosi?'
Ia bertanya ke dirinya sendiri.

"Iyap, itu emosi senang"Mitsuki yang tiba-tiba di sebelahnya pun menjawabnya.
"Bagaimana kalau kau membantuku mengirim surat-surat ini? Kau tidak sibuk bukan, aku akan memberitaumu suatu tips untuk mempelajari emosi nanti"ajak Mitsuki, mulai membongkar tasnya lagi.

"Mengantar surat kemana?"tanya Riku, tapi dia juga tertarik dengan tawarannya.
"Ayo!"Mitsuki menggengam tangan Riku dan menariknya melompat, Mitsuki dapat melompat sangat tinggi, angin sejuk mengenai mereka berdua, mereka berjalan diatas atap gedung-gedung disana.

"Bagus bukan?! Aku sudah dapat melompat dengan tinggi sejak kecil, aku dapat menghindari keramaian disana"ucap Mitsuki sembari berjalan bersama Riku, Riku tidak dapat menyangkal kalau dia cukup menikmati berjalan-jalan disana.
"Ah, kita sampai, Riku, antarkan surat ini"Mitsuki menarik Riku turun, lalu menyerahkan sepucuk surat kepadanya.

Riku mengetuk pintu rumah itu, dan seorang nenek pun keluar.
"Ada apa?"tanya nenek itu, Riku pun menyerahkan surat tadi.
"Ah...sebuah surat untukku?"tanyanya lagi, Riku pun mengganguk dengan muka datar, nenek itu mengambil suratnya kemudian mengeluarkan kacamatanya dan membaca surat itu, dia nampak senang.
"Kau penasaran dengan isi surat ini anak muda?"ucap nenek itu setelah selesai membacanya.
"Iya..."balas Riku, nenek itupun tersenyum.
"Kenapa dia membuat ekspresi seperti itu?"tanya Riku dalam hati.
"Ini surat dari anakku yang pergi merantau, dia mengirimiku surat yang mengatakan dia akan kembali lagi dan sudah bahagia, tentu saja aku senang bukan?"nenek itu masih tersenyum kearah Riku yang menatapnya datar.
"Ah iya, matamu cukup unik, warna yang indah, dan juga kemana tukang pos yang biasa?"nenek itu melihat kearah 2 bola mata Riku yang sebelah berwarna merah dan 1 nya lagi cokelat.

"Hai nek!"ucap Mitsuki yang nongol dari belakangmu.
"Ah Mitsuki-chan, aku pikir kau kemana"nenek itu melihat ke Mitsuki.
"Ga kemana-mana kok nek, habis mengirim surat yang lain, kuberikan anak ini pengalaman menjadi tukang pos juga"balas Mitsuki riang.
"Ambillah biskuit cokelat ini, aku baru membuatnya"nenek itu mengambil 2 bungkus berisi cookies cokelat dan menyerahkannya ke mereka berdua, Mitsuki berkata terima kasih sementara Riku hanya dapat kebingungan kenapa dia mendapatkannya.
Nenek itu agak kebingungan melihat tingkah Riku tapi membiarkannya, akhirnya Mitsuki dan Riku pun pergi kembali keatas atap rumah orang.

Kraus kraus
"Kenapa kau tidak mencobanya Riku?enak loh"kata Mitsuki sambil memakan biskuit tadi, Riku pun mengambil 1 dari kantongnya dan mencobanya.

"Enak"komentarnya, lalu memakannya lagi.
"Iya kan? Biskuit dan kue buatan nenek itu sangat populer di kota ini"Mitsuki cengingiran.
"Ah iya, soal balasan untuk pengiriman itu, aku sudah berjanji memberimu tips kan"lanjut Mitsuki, lalu melihat kearah Riku.

"Riku...kau itu..."Riku melihat kearah Mitsuki.
Lalu Mitsuki mencubit kedua sisi pipi Riku, membuatnnya menjadi senyuman.
"Senyum!"Mitsuki tertawa melihat Riku yang kebingungan pipinya ditarik.
"Knwawpa(kenapa)?"tanya Riku, Mitsuki melepaskan cubitannya.
"Haha, coba kau tersenyum, itu merupakan hal yang dilakukan saat seseorang senang atau bahagia, dan itu juga membuatmu lebih mudah didekati"jelas Mitsuki.
"Senang?"tanya Riku, Mitsuki nampak sedikit kebingungan olehnya.
"Senang itu ya...misalnya saat seseorang mendapatkan apa yang dia mau, atau dia telah berhasil mencapai sesuatu, contohnya aku yang senang saat seseorang mendapat suratnya"jelas Mitsuki sambil menggaruk pipinya sedikit.

"Senang...kah?"
"Apa kau senang bersamaku hari ini Riku?"tanya Mitsuki.
Riku tersenyum untuk pertama kalinya.
"Iya!"
"Baguslah"Mitsuki membelai kepala Riku. "Kapan-kapan main lagi ya, ah iya, ini untukmu"lanjutnya, menyerahkan sebuah perangko dengan gambar langka.
"Untuk apa?"tanya Riku, dan mengambilnya, Mitsuki hanya membalas itu sebagai bonus.

"Kau sudah pulang Riku?"tanya Tenn, yang melihat Riku dari luar gerbang rumahnya.
"Bagaimana?"lanjut Tenn, Riku melihat kearahnya dan tersenyum.
"Menyenangkan"balas Riku, Tenn cukup terkejut melihat perkembangan Riku dalam sehari.
"Syukurlah, ayo masuk, kau pasti lelah kan, hari esok masih menantimu"Tenn pun masuk kedalam, diikuti dengan Riku, yang nampak menantikan esok harinya di kota ini.

-to be continued-
Lel, panjang juga, kusudah mencoba yang terbaik untuk Mitsuki, semoga pada suka XD
Chap berikutnya menurut hasil random.org adalah~ 12! Yuki
Ditunggu ya ;)
Btw ku kepengen gacha...gacha ga y...

-rizelcchi-

How to be A "human" robot [An IDOLiSH7 fanfiction]Where stories live. Discover now