SATU

573 19 2
                                    

     Sore ini cukup cerah. Waktu sudah menjunjukkan pukul 5 sore. Aku menatap langit bagian barat. Indah, sangat indah. Semburat jingga itu menghiasi langit sore ini. Aku menyukainya, aku tidak akan melewatkan senja sedetik pun. Jika aku memiliki waktu luang, pasti aku akan berdiam menghadap senja itu hingga saatnya sang surya menyembunyikan dirinya dan digantikan oleh malam.

     Aku harus berkemas, dan pulang sebelum adzan maghrib dikumandangkan. "Mbak..." Teriak seorang gadis dari kejauhan. Gadis itu masuk ke ruangan di mana aku berdiri dan memerhatikannya yang berlari kecil. "Mbak..." Lanjutnya dengan napas cukup tak beraturan.

"Ada apa? jangan terburu-buru. Ini minum dulu!" Aku mencoba menenangkannya, memberinya segelas air putih. Gadis itu meminumnya, cukup tergopoh.

"Darurat mbak, makanya aku nggak bisa pelan-pelan tadi." Ucapnya dengan helaan napas yang masih tak beraturan.

"Ada apa?"

"Mbak, besok pak Kades nggak bisa hadir di acara penyambutan. Beliau harus menghadiri rapat di kecamatan, dan beliau mengutus mbak yang menyampaikan sambutan-sambutan mewakili beliau." Jelas gadis itu. Aku cukup terkejut dengan pernyataannya.

"Apa? semendadak ini, kah? Mbak nggak siap." Aku mengusap keningku, seakan ada peluh yang menetes deras di sana.

"Mbak Naya pasti bisa, kok!" Gadis itu memegang bahuku. Berusaha menyemangati diriku.

🌸🌸🌸

      Assalamu'alaikum.. namaku Kanaya Annabawiyah. Orang-orang biasa memanggilku "Naya". Aku perempuan dua puluh satu tahun yang mendedikasikan segala yang aku mampu untuk sebuah 'Yayasan' yang aku dirikan. Sebuah Yayasan khusus untuk remaja perempuan. Aku mendirikannya guna untuk meningkatkan kecerdasan dan menambah wawasan mereka.

     Sebuah RUMAH BACA yang aku bangun sejak aku masih duduk di bangku SMA. Awalnya memang cukup sulit. Bahkan di minggu-minggu pertama tempat itu didirikan, tidak ada sama sekali yang datang. Ku pikir, mungkin mereka butuh waktu. Tapi lambat laun, seiring berjalannya waktu tempat itu semakin ramai pengunjung. Mulai dari anak-anak, remaja bahkan ibu-ibu di Kampungku juga datang. Mereka sangat menyukai tempat itu. Dan mereka menjadikan–membaca–sebagai hobi baru mereka. Sungguh luar biasa.

    Hari itu salah satu rekanita datang dengan terburu-buru. Napasnya pun sangat terlihat jelas begitu ngos-ngosan. Aku cukuo terkejut saat ia menjelaskan apa maksud tujuan ia menemuiku saat itu. Aku yang bahkan tidak ada persiapan sama sekali, ditunjuk langsung secara mendadak oleh Kepala Desa guna menggantikan beliau memberikan sambutan kepada para anggota KKN atau Kuliah Kerja Nyata dari salah satu Universitas Swasta di kota ini. Aku tidak bisa menolak. Ini sebuah amanah yang harus ku jalankan. Dengan modal latihan seadanya, aku memberanikan diri.

    Keesokan harinya.

     Menurut pemberitahuan, anggota KKN akan tiba sekitar pukul 10 pagi. Kami susah mempersiapkan segalanya di Balai Desa untuk acara Penyambutan. Tidak menunggu terlalu lama. Pukul 10.05 mereka tiba. Grogi. Itu pasti. Apalagi saat melihat para anggota yang turun dari mobil secara bergantian. Belum lagi dengan anggota yang menaiki motor. Ada sekitar tiga motor saat itu.

"Gimana mbak? Udah siap kan?" Salah seorang berbisik kepadaku. Cukup membuatku terkejut sebenarnya. Lalu kemudian aku menganggukkan kepalaku pelan. Bohong sekali jika aku tidak merasa gemetar. Aku akan berbicara di hadapan Mahasiswa-Mahasiswa itu. Setelah ku hitung, ada sekitar tiga belas orang dalam satu kelompok.

"Silakan dimulai Mbak Naya!" Titah seorang Staff Balai Desa kepadaku.

     Aku mulai memberikan sambutan kepada para Mahasiswa yang kini sudah berdiri di hadapanku. Sembari memerhatikanku berbicara. Tidak begitu panjang durasi yang ku makan saat itu. Sampai pada akhirnya aku sudah hampir berada di akhir kata sambutanku. Kebetulan mataku menuju pada salah satu Mahasiswa yang berdiri tidak jauh dari hadapanku. Ia terus saja memerhatikanku. Meskipun aku menundukkan pandanganku, namun tetap saja aku bisa melihatnya.

"Bisakah kamu mengulang kata-katamu yang terakhir?" Dialah orang pertama yang mengajukan sebuah pertanyaan saat aku selesai menyampaikan isi presentasiku di ruang rapat.

"Kata-kata yang mana?" Aku berbalik tanya terhadapnya.

"Sebelum penutupan." Jawabnya.

Aku mungalangi beberapa kalimat terakhir sebelum penutupan. "Apa sudah faham?" Tanyaku. Lalu terlihat ia menganggukkan kepalanya pelan, sembari tersenyum ke arahku.

     Acara penyambutan selesai. Anggota KKN meninggalkan tempat dan menuju ke salah satu rumah warga yang kebetulan bersedia untuk menerima mereka tinggal di rumahnya selama kegiatan berlangsung. Tidak cukup jauh dari rumahku, tapi bukan tugasku juga untuk mengantar mereka.

"Wah! Mbak Naya hebat. Latihan berapa jam mbak semalam?" Tanya seorang gadis yang tiba-tiba menghampiriku.

"Hufft.." aku menghela napas–lega. "Gak tau berapa jamnya. Tapi kayaknya cuma sebentar. Aku grogi sekali Nis."

"Hehe.. wajar sih mbak. Kan emang mendadak. Tapi aku bisa pastikan gak ada alasan buat pak Kades gak bangga sama mbak." Ucap gadis itu.

Aku hanya tersenyum malu.

"Gimana? Ada rencana mencalonkan diri sebagai Kepala Desa gak mbak di periode selanjutnya?"

"Nisaaa.."

Kemudian kami tertawa bersama.

   Setelah itu kami kembali sibuk membantu membereskan Balai Desa setelah acara penyambutan tadi. Mulai dari memasukkan meja dan kursi ke dalam ruangan, sampai membersihkan halaman yang kotor. Kami tahu, ada orang lain yang akan membersihkannya. Tapi tidak ada salahnya kalau kami meringankan beban mereka.

🌸🌸🌸

#30042020
.
.
Halo~~ karena aku membaca ada beberapa komen yang request cerita ini untuk dilanjut. Aku memutuskan untuk melanjutkannya 😅
Sebenarnya cerita ini sudah aku publish cukup lama. Sekitar awal tahun 2018-an. Lama banget ya hehe.. tapi emang belum sempat.
.
.
Gimana menurut kalian? Partnya emang belum panjang kali ini, tapi next part akan diusahakan lebih panjang dan lebih seru lagi. Masih mau dilanjut lebih jauh gak? Atau cukup sampai di sini aja?😅
.
.
Jangan lupa klik bintangnya dan komentar yaa. Aku seneng banget kalo bisa bacain komentar kalian. Yuk coret coret aja semau kalian🤗
.
.
With Luv,
Maevalova♡

2 Khitbah 1 Istiqarah [On Hold]Where stories live. Discover now