[Script 08]

736 131 17
                                        

Aku masih menggeleng-gelengkan kepala ku tidak percaya. Rasanya pening tapi luar biasa membuat ku nyaman. Apa yang terjadi hari ini adalah hal terbaru yang pernah terjadi dalam dua puluh tujuh tahun kehidupanku, padahal hampir dari satu per sembilan umur ku dihabiskan dengan menunggu bus di halte ini.

Seperti sebuah sihir yang sengaja disebar di sekitar ku, aku merasa seperti tengah berbaring di padang rerumputan hijau seraya memandangi bintang-bintang yang sengaja dituangkan di kanvas biru gelap yang membentang di atas kepala ku. Ini aneh, aku masih berada di halte dekat tempat ku bekerja, menunggu bus nomor sepuluh yang akan mengangkut ku sampai ke kawasan sederhana di perbatasan kota. Tapi hari ini rasanya berbeda, sangat berbeda. Sampai-sampai aku lupa bagaimana caranya untuk menarik sudut bibir ku agar berhenti tersenyum seperti seorang penjudi yang baru saja memenangi permainan.

Musik mengalun di sekitar ku dengan irama yang membuat sekujur tubuh ku lebam-lebam karena merindukan nadanya yang perlahan-lahan melambat dan menghilang teredam deru mesin kendaraan.

Sorak-sorai dan suara tepuk tangan terdengar bersahutan ketika alunan musik benar-benar berhenti. Segera saja ku keluarkan ponsel ku, mengarahkannya ke arah pemuda yang tengah berdiri di ujung halte dengan sebuah biola yang masih bertengger di bahunya. Aku berencana membidik gambarnya tapi pemuda itu menatapku tepat melalui kamera ponsel dan sedikit menggelengkan kepalanya. Aku mengangguk mengerti.

Di sekitar ku orang-orang masih berdecak kagum karena permainan biola Min Yoongi bahkan beberapa dari mereka terang-terangan menyatakan kekagumannya kepada pemuda yang kini tengah mengemasi biolanya ke dalam sebuah tas hitam berbalut beludru.

"Kau luar biasa," kata seorang wanita paruh baya pada Min Yoongi yang kemudian hanya dibalas anggukan mantap dari pemuda itu. Sombong sekali Min Yoongi.

Min Yoongi membungkukkan tubuhnya ketika melewati orang-orang yang baru saja menikmati permainan biolanya. "Terimakasih sudah bersedia mendengarkan musiknya," katanya kemudian membungkukkan tubuhnya lebih dalam lagi.

Di hadapan ku punggung Min Yoongi yang berbalut kaos hitam terlihat begitu lebar dan pas dengan ukuran tubuhnya serta tas biola yang bertengger nyaman di pundaknya.

Min Yoongi berbalik menghadap ku. "Bagaimana?" Katanya dengan sebelah alis yang terangkat.

Aku tidak ingin berbasi-basi, "kau luar biasa."

Min Yoongi mengedikan bahunya dan senyum culas terpatri di bibir tipisnya. Memang sesombong itu Min Yoongi.

Min Yoongi, He is all the places I have never been... Min Yoongi memang sesombong itu tapi dia tengah mencoba dan menjadi liar adalah caranya bertahan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 12, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MANUSCRIPT OF STRINGS • MYGWhere stories live. Discover now