2 : Dekapan itu lagi.

21.1K 1.8K 78
                                    

(Namakamu) masih terkejut menatap Iqbaal yang tersenyum kearahnya.

"Aku pulang, Semesta."

Iqbaal lalu merentangkan tangannya, mengkode gadisnya. Lalu, detik kemudian (Namakamu) menjatuhkan tubuhnya kepelukkan Iqbaal.

"I miss you fucking damn so much, sayang," ucap Iqbaal sambil menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher (Namakamu). Jujur, ini pelukkan yang ia rindu.

(Namakamu) tak bersuara, masih terlalu sibuk menikmati dekapan hangat yang lama tak merengkuhnya. Gadis itu memeluk Iqbaal erat, karena jujur, ia tengah menghapus segala kerinduannya yang telah membuncah.

Gadis itu menangis haru, membiarkan Iqbaal mencium pucuk kepalanya berkali-kali.

"Itchy~"

Iqbaal tersenyum mendengar panggilan itu.
Ini kali pertama mereka berbicara langsung tanpa perantara panggilan video setelah sekian lama.
Iqbaal mengusap rambut (Namakamu) lembut.

"Wanna kiss me?"

(Namakamu) tersenyum dan mencium singkat pelipis Iqbaal. Membuat senyum penuh tercetak diwajah pemuda yang nampak kelelahan itu.

(Namakamu) melepas pelukkannya, meninggalkan Iqbaal yang masih menatap (Namakamu), posisi keduanya berdiri, membuat (Namakamu) harus mendongak menatap Iqbaal.

(Namakamu) menangkup pipi Iqbaal. "Kamu makin gendut!"

Iqbaal tersenyum, "efek kangen. Jadi pengen makan terus," celetuknya.

"Mana ada!"

Iqbaal terkekeh. Ia sangat rindu senyum yang kini ada dihadapannya, ia rindu usapan dirambutnya.
(Namakamu) mengusap pipi Iqbaal dengan lembut.

"Baru sampai ya?" Tanya (Namakamu) dengan tatapan menyelidik.

Iqbaal mengangguk, "sampai di bandara jam tiga kemaren. Terus aku pulang, abis itu di kurung di rumah seharian sama Bunda. Dan tadi aku diem-diem ambil mobil terus kabur," ujarnya.

(Namakamu) memelototkan matanya, "nakal! Kabur-kaburan! Lagian ini masih pagi banget, kamu udah main kesini aja! Harusnya kamu tuh istirahat! Masa langsung kesini kan ka-"

Ucapan (Namakamu) terhenti berbarengan dengan tangan Iqbaal yang membekap mulutnya.

"Aku itu kangen. Makanya langsung kesini," Iqbaal berucap dengan senyumnya.

"Lagian, apa salahnya sih aku langsung ke rumah masa depan?"

***

(Namakamu) duduk disofa rumahnya sambil tersenyum menoleh melihat Iqbaal yang kini menyandarkan kepalanya ke bahu (Namakamu).
Pemuda itu memejamkan matanya, terlelap.

Tak lama ponsel Iqbaal berdering, kemudian (Namakamu) mengambilnya.

Tertera pemanggil disana adalah Teh Ody.

(Namakamu) langsung saja mengangkatnya, seperti yang Iqbaal ucapkan tadi; kalo ada telepon angkat aja. Siapapun yang telepon, kamu angkat aja.

(Namakamu) mendekatkan ponsel Iqbaal ketelinganya.

"Hallo Le? Kamu kemana aja? Astagfirullah! Baru juga pulang pagi- pagi udah langsung hilang ya! Kamu dimana? Allahuakbar! Khawatir nih Teteh!"

(Namakamu) belum berucap apapun namun rentetan pertanyaan dari Teh Ody membuatnya menutup mulut seketika. Gadis itu terkekeh.

[3] HomeWhere stories live. Discover now